Sukses

Pertamina Berdiri Tegak Diterpa Badai Pandemi

PT Pertamina (Persero), BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia, membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menghantam berbagai sektor ekonomi di Indonesia. Tantangan besar harus dihadapi perusahaan-perusahaan, termasuk BUMN untuk bisa tetap bertahan dalam situasi seperti sekarang.

PT Pertamina (Persero), BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia, membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19. Padahal, migas merupakan salah satu sektor yang terdampak cukup besar.

Setidaknya terdapat tiga tantangan yang mesti dihadapi Pertamina selama pandemi Covid-19 berlangsung. Yang pertama, permintaan terhadap BBM (Bahan Bakar Minyak) dan gas turun sehingga penerimaan juga menurun.

Kedua, terjadi depresiasi rupiah terhadap dolar AS di mana ketika membeli minyak dari luar negeri dalam dolar AS, dan menjual dalam bentuk rupiah sehingga membuat guncangan korporasi.

Yang ketiga, jatuhnya harga minyak mentah yang berpotensi mengurangi kemampuan Pertamina untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumur-sumur migas baru. Di tengah tantangan itu semua, Pertamina tak goyah. Bahkan, sanggup menyumbang energi kepada sektor lain untuk tetap hidup.

Energi untuk UMKM

Teranyar, Pertamina menjadi motor penggerak perekonomian nasional dengan membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pertamina sadar betapa vitalnya peran UMKM sebagai tulang punggung penyangga ekonomi nasional agar negara tidak terlalu terpuruk terkena dampak badai ekonomi dunia.

Hebatnya lagi, sejak 1993 setidaknya terdapat 63 ribu UMKM yang menjadi mitra binaan Pertamina. Sementara sejak awal 2020 sampai saat ini, ada tambahan 1.141 UMKM yang bergabung.

Target Pertamina hingga akhir tahun yakni mampu menjaring 8.000 mitra binaan anyar. Total dukungan dana untuk membantu permodalan pun telah tersalurkan sebesar Rp3,5 triliun. Anggaran sebesar Rp580 miliar disiapkan untuk program kemitraan tahun ini. Dana tersebut adalah dana bergulir yang dipinjamkan kepada mitra binaan.

Penjualan produk UMKM mitra Pertamina yang terserap bahkan mencapai Rp10,96 miliar. Sebanyak 176 UMKM mitra binaan yang tersebar di seluruh Indonesia turut serta dalam upaya penanggulangan covid-19 dengan nilai bantuan mencapai lebih dari Rp3 miliar.

Lebih dari 10 ribu produk bantuan berupa multivitamin dan herbal, madu, sabun, hand sanitizer, disinfektan, masker, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut adalah hasil dari mitra binaan Pertamina, yang dialihkan untuk memproduksi produk-produk yang dibutuhkan di masa pandemi.

Pada September lalu, untuk memasarkan produk UMKM, Pertamina sengaja menggelar pameran virtual untuk memperkenalkan 1.226 produk hasil karya 100 mitra binaan bukan hanya di dalam negeri, tapi menembus pasar internasional.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Menutup Operasi Kilang

Bukan hanya itu, Pertamina menunjukkan mampu tetap berdiri tegak di tengah badai pandemi Covid-19 dengan tidak menutup operasi kilang mereka. Sesungguhnya, secara bisnis, BUMN yang didirikan pada 10 Desember 1957 tersebut memperoleh keuntungan lebih dengan menghentikan kilang dan menutup kebutuhan BBM dari impor yang harganya anjlok.

Menurut Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, secara perhitungan bisnis, tentu langkah menghentikan operasional kilang dan membuka keran impor minyak yang lebih besar sangat menguntungkan perusahaan. Malah Pertamina berpotensi menjual BBM dengan harga yang lebih murah sejalan dengan penurunan harga minyak di pasar internasional.

Harga minyak turun terjadi karena pasokan dunia menumpuk. Pandemi Covid-19 membuat aktivitas masyarakat dunia terbatas yang menyebabkan turunnnya konsumsi BBM dunia. Pertamina tidak mengambil langkah menutup kilang, karena sadar ada banyak pekerja langsung yang terlibat dengan mereka.

Raksasa migas pelat merah ini khawatir kebijakan tersebut justru dapat membuat karyawan perusahaan tidak bekerja dan harus dirumahkan. Padahal, tekanan ekonomi yang diakibatkan pandemi Covid-19 sudah cukup menyulitkan finansial para pekerja.

Pertamina memilih tetap mengoperasikan semua aset yang ada dari hulu, kilang, hilir, ritel, gas. Pertamina tidak ingin ada pengangguran yang disebabkan langkah menutup kilang dan impor.

3 dari 3 halaman

AKHLAK

Perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta ini sekali lagi menunjukkan kepedulian terhadap karyawan dan keluarganya. Padahal, kondisi perusahaan tidak jauh dari tekanan yang diakibatkan pandemi Covid-19, di mana penjualan ikut turun.

Ini seakan menjadi bukti bahwa Pertamina bukan hanya menyediakan energi bagi nasional, tapi juga menjadi energi bagi ekonomi nasional secara keseluruhan. Hal itu sejalan dengan nilai-nilai Kementerian BUMN yang mengedepankan AKHLAK yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.

Potensi Pertamina menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia juga terbuka lebar. Apalagi, perusahaan yang mengalahkan Alibaba Group dan Facebook dalam daftar 500 Fortune Global 2019 ini memiliki misi menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.