Sukses

Tingkatkan Sistem Pertahanan, Indonesia Perlu Kembangkan Teknologi Alutsista

Indonesia disebutkan, perlu mengembangkan teknologi alat utama sistem pertahanan (alutista) dalam meningkatkan sistem pertahanan negara.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia disebutkan perlu mengembangkan teknologi alat utama sistem pertahanan (alutista) dalam meningkatkan sistem pertahanan negara. Salah satunya melalui teknologi roket.

Hal ini disampaikan Rektor Universitas Pertahanan Laksdya TNI Amarula Octavian saat menjadi keynote speaker dalam webinar teknologi roket, Selasa (22/9/2020).

"Kalau negara lain tahu kita memiliki kemampuan membuat roket daya jangkau luar biasa, itu menjadi daya tangkal yang sangat kuat," kata Amarula dalam keterangan tertulisnya.

Dia menuturkan, pengusaan teknologi untuk pengembangan alutsista ini amat sangat penting.

Selain melihat geografis Indonesia, tentu ini bisa menjadi satu wujud kebanggaan bagi negara sendiri. Bahkan, ini tidak hanya sekadar menjadi alutsista saja. Tapi bisa digunakan untuk keperluan satelit.

"Nilai ekonomisnya menjadi kebanggaan nasional, bisa dibayangkan bila kita memiliki roket yang membawa satelit itu menjadi prestasi Indonesia di tingkat dunia," jelas Amarula.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sudah Sejak Lama

Sementara itu, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan, pengembangan teknologi sudah sangat lama dilakukan. Bahkan terus dikembangkan.

Hal ini seusai keinginan Presiden Sukarno. Dan sejak itu kemudian dibentuk dua lembaga. BATAN mendapatkan tugas pengembangan teknologi nuklir dan LAPAN mendapatkan tugas pengembangan teknologi antariksa. Di mana roket menjadi salah satunya.

"Karena pada waktu itu Presiden Sukarno mencanangkan apabila Indonesia ingin menjadi negara maju maka dua teknologi yang harus dikuasai. Yaitu teknologi nuklir dan teknologi antariksa," kata Thomas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.