Sukses

Polisi Tangkap Pembobol ATM di Jakut, Pelaku Belajar dari Youtube

Komplotan maling mempelajari cara mencuri uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari tayangan yang diunggah di media sosial Youtube.

Liputan6.com, Jakarta - Komplotan maling mempelajari cara mencuri uang di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dari tayangan yang diunggah di media sosial Youtube.

Tayangan itu merupakan hasil kloning salah satu program televisi yang memberitakan tentang penangkapan yang dilakukan oleh Satuan Reskrim Polres Jakarta Utara terdapat empat pelaku pencurian dengan modus ganjal ATM.

Pada saat itu penyiar menyampaikan secara detail cara kerja para pelaku. Itulah yang kemudian dipraktikkan S (27), P (34), dan YR (30).

Dalam beraksi, komplotan ini juga saling berbagi tugas. S bertugas menguras isi ATM dengan mengacaukan sistem. Disebut polisi S hanya bermodal obeng.

Sementara tugas P menjaga sekitar lokasi mesin ATM agar tak diketahui oleh orang. Dia turut dibantu oleh YR. Tapi, YR memantau dari dalam kendaraan.

"Kalau selama ini modus ganjal ATM menggunakan tusuk gigi. Tapi kali ini dengan obeng. Pelaku mengambil uang dalam mesin ATM. Sementara saldo di ATM sendiri tidak berkurang isinya. Misal dia penarikan Rp 10 juta, Rp 10 juta ini tidak kurang di dalam ATM, tapi akan keluar uang Rp 10 juta. Itulah keahlian dia," papar Yusri dalam keterangan, Selasa (4/8/2020).

Yusri menyebut, pelaku dalam sehari mampu menguras uang di ATM hingga Rp 10 juta. Dari pengakuannya, ilmu membobol ATM seperti didapat dari sebuah tayangan di youtube.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hapus Koten Youtube

Karena itu, Yusri berencana berkoordinasi dengan Menkominfo untuk menghapus konten youtube tersebut. Dia khawatir ada pihak-pihak yang kembali mencoba mempraktiknya kembali.

"Pelaku ini melihat berita dari dari youtube kemudian dia belajar dari situ, makanya kita sampaikan pelajaran juga untuk teman-teman media jangan sampai terlalu vulgar (memberitakan), karena bisa jadi tutorial bagi pelaku-pelaku lainnya," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.