Sukses

Plagiarisme Berpotensi Muncul di Pembelajaran Online, Ini 3 Solusinya

Pembelajaraan online yang saat ini dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan Indonesia, berpotensi besar memunculkan banyak kasus plagiarisme.

Liputan6.com, Jakarta Pembelajaraan online yang saat ini dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan Indonesia, berpotensi besar memunculkan banyak kasus plagiarisme, baik oleh siswa di pendidikan dasar dan menengah, mahasiswa di kalangan perguruan tinggi atau pihak-pihak lainnya.

"Menerapkan teknologi lintas institusi pendidikan yang memeriksa plagiarisme bisa menjadi langkah pertama dalam membantu pendidik memastikan bahwa siswa mengirimkan karya asli mereka,” ujar Senior Customer Growth Manager Turnnitin Asia Yovita Marlina, Kamis (23/7/2020).

Turnitin adalah program yang digunakan untuk menguji keaslian karya tulis, karya ilmiah, skripsi, thesis dan disertasi. Turnitin memiliki database atau arsip redaksi yang lengkap dan besar yang bisa digunakan petugas, dosen, guru, instruktur, tutor, murid, siswa, mahasiswa dan peneliti yang akan menyusun atau membuat membuat karya ilmiah seperti, skripsi, karya tulis, thesis dan disertasi.

Yovita menyatakan, ada tiga cara untuk dapat mempertahankan integritas akademik dan menghindari plagiarisme di lingkungan pembelajaran online yang berlangsung saat ini. Pertama, yakni Mendorong pendidik untuk membangun komunitas kelas yang berkomitmen untuk integritas akademik.

"Ini berarti bahwa setiap guru harus membangun pemahaman bersama di antara siswa tentang apa arti integritas akademik. Mengembangkan hubungan positif dengan siswa melalui komunikasi reguler juga dapat membantu pendidik memperkuat keterikatan siswa mereka dengan kode etik dan tujuan pembelajaran," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciptakan Peluang

Kedua, mengintegritas akademik ke dalam serat kurikulum dan penilaian siswa. Menurut Yovita, lembaga pendidikan dan pendidik harus menciptakan peluang dalam kurikulum online mereka untuk menilai pemahaman konseptual siswa mereka tentang prinsip-prinsip yang diajarkan.

"Ini dapat dicapai melalui kegiatan seperti penilaian buku terbuka, pra-persetujuan topik makalah tesis dan sering kuis dengan penilaian rendah,” ujarnya.

Ketiga memanfaatkan alat teknologi untuk mendukung upaya lembaga memerangi plagiarisme. Ada berbagai alat yang tersedia untuk membantu para pendidik dan lembaga menegakkan integritas akademik dalam program online, termasuk perangkat lunak untuk deteksi plagiarisme dan penilaian dan umpan balik digital.

"Siswa harus menyadari bahwa alat ini sedang digunakan. Aplikasi konferensi video juga dapat berfungsi sebagai pengawas virtual selama ujian," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.