Sukses

Top 3 News: Pergub Reklamasi Diterbitkan, Relawan Ancam Demo Anies Besar-besaran ke Balai Kota

Top 3 News, Koordinator Relawan Jawara Anies Sandi menyebut akan ada ribuan orang yang akan berdemo menuntut keputusan Anies yang memberikan izin kepada PT Pembangunan Jaya Ancol perihal reklamasi.

Liputan6.com, Jakarta Top 3 news hari ini, ancaman demo besar-besaran ke Balai Kota diserukan oleh Relawan Jaringan Warga (Jawara) Anies Sandi terkait penerbitan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 237 Tahun 2020.

Koordinator relawan, Sanny Irsan mengaku kecewa lantaran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan pelakasanaan reklamasi kawasan Taman Impian Jaya Ancol. 

Kepgud tersebut menurutnya tidak sesuai dengan janji Anies saat kampanye Pilkada 2017 sebelum menjadi gubernur. 

Selain soal Anies Baswedan, berita terpopuler lainnya di News Liputan6.com terkait eksekusi rumah Pahlawan Nasional Prof Muhammad Yamin di Jalan Diponegoro No 10 Jakarta Pusat.

Upaya negosiasi yang dilakukan sang cucu Pahlawan Nasional Muhammad Yamin tak membuahkan hasil saat para petugas juru sita berusaha menjalankan tugasnya. 

Sempat terjadi ketegangan dengan pihak keluarga saat eksekutor dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah berada di depan pagar. Sebagai bentuk perlawanan, Roy Rahajasa Yamin membentangkan spanduk bernada satire.

Sementara itu, kabar bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan merombak kabinetnya disikapi oleh peneliti LIPI Aisah Putri Budiarti sebagai kode bagi Partai Demokrat untuk masuk kepemerintahan Jokowi.

Dimana bisa dilihat dari gerilya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Demokrat, yang sudah bertemu dengan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.

Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Kamis, 2 Juli 2020:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Relawan Anies Ancam Demonstrasi Besar-besaran Jika Pergub Reklamasi Tak Dicabut

Relawan Anies Baswedan akan melakukan aksi demonstrasi besar-besaran atas penerbitan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 237 Tahun 2020.

Kepgub tersebut berisi tentang izin perluasan pengembangan kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol dengan luas kurang lebih 120 hektare dan Dunia Fantasi seluas 50 hektar.

Koordinator Relawan Jaringan Warga (Jawara) Anies Sandi, Sanny Irsan mengatakan berencana melakukan demonstrasi dalam skala besar karena kecewa dengan keputusan Anies yang kini menjadi Gubernur DKI. Sebab, saat kampanye, Anies berjanji untuk menghentikan reklamasi.

Sanny menyebut ada ribuan orang yang akan berdemo menuntut keputusan Anies yang memberikan izin kepada PT Pembangunan Jaya Ancol perihal reklamasi tersebut.

 

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Detik-Detik Rumah Pahlawan Nasional M Yamin Dieksekusi

Juru sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeksekusi rumah Pahlawan Nasional RI, Prof Muhammad Yamin di Jalan Diponegoro No 10 Jakarta Pusat, pada Kamis (2/7/2020).

Rumah dan tanah seluas 1.626 meter persegi itu disita oleh pengadilan lantaran kasus utang piutang.

Cucu pahlawan nasional M Yamin, Roy Rahajasa Yamin pun bernegosiasi dengan petugas juru sita. Dia meminta waktu penundaan eksekusi.

Roy Yamin menyampaikan, pihaknya sedang melakukan perlawanan hukum atas eksekusi tersebut. Kasusnya masih berproses di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Namun, usahanya sia-sia. Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tak mengindahkannya.

 

Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Gerilya AHY Bertemu Jokowi Dinilai Jadi Kode Demokrat Masuk Pemerintahan

Peneliti Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Aisah Putri Budiarti mengatakan sejumlah menteri memang dikabarkan akan segera di reshuffle oleh Presiden Jokowi. Hal itu terkait mandegnya kinerja dalam penanganan Covid-19.

Namun, dia tak mau terlalu membahas satu persatu. Yang perlu diperhatikan justru, keputusan Jokowi yang dinilai bakal selalu memutar posisi orang yang menjadi kepercayaannya. 

"Karena beberapa kali reshuffle dilakukan, presiden menempatkan orang yang mungkin menurut pak presiden cocok enggak ya bekerjanya, kemudian juga menjadi orang yang dipercaya, tapi kemudian tidak pas dengan pos itu diputar dipindah ke pos lain," jelas Putri. 

Dia juga menuturkan, tokoh yang dianggap punya peran sentral dan menjadi orang kepercayaan presiden tetap akan dipertahankan.

 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.