Sukses

Siasat PT KCI Tangkal Ulah Culas Penumpang KRL Saat Pembatasan Sosial

Jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) pada Senin 29 Juni mencapai rekor tertinggi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi.

Liputan6.com, Jakarta Jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) pada Senin, 29 Juni mencapai rekor tertinggi selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat ada sebanyak 393.498 penumpang pada hari itu.

Membludaknya jumlah penumpang menjadi alasan PT KCI untuk menerapkan kebijakan pengosongan gerbong kereta di stasiun akhir.

VP Corporate Communication PT KCI Anne Purba menuturkan, hasil dari pengamatan petugas di sejumlah stasiun dan keluhan yang disampaikan pelanggan, mulai ada beberapa orang yang naik KRL ke stasiun-stasiun yang menjadi titik pemberangkatan, meskipun stasiun tujuannya berada di arah sebaliknya.

"Mereka naik KRL ke arah yang sesungguhnya berlawanan dengan stasiun tujuannya agar dapat naik kereta dengan cepat tanpa harus mengikuti penyekatan dan antrean pengguna di stasiun," ujar Anne, Selasa (30/6/2020).

Sebagai contoh, lanjut dia, pada pagi hari sejumlah orang dengan tujuan akhir Stasiun Gondangdia naik dari Stasiun Cilebut. Namun, bukannya menunggu kereta di peron arah ke Jakarta Kota, mereka menunggu kereta di peron arah ke Bogor yang tidak ada penyekatan.

"Karena memang arah tersebut berlawanan dengan pola pergerakan mayoritas penumpang pada jam sibuk. Mereka kemudian menaiki kereta arah ke Bogor yang memang kosong. Sesampainya di Stasiun Bogor, mereka tetap duduk, tidak turun dari kereta dan langsung menunggu kereta berangkat kembali ke arah Jakarta Kota," kata Anne.

Kemudian pada sore hari, pengguna dengan tujuan Bogor atau Bekasi ada juga yang memilih untuk naik KRLtujuan Jakarta Kota lebih dahulu. Di Stasiun Jakarta Kota, mereka menunggu di dalam hingga kereta berangkat kembali ke arah sesuai stasiun tujuannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebiasaan Sejak Sebelum Pandemi

Menurut Anne, perilaku ini sebenarnya telah ada sejak masa sebelum pandemi Covid-19. Sebelumnya, sebagian pengguna KRL menempuh cara ini untuk mendapatkan tempat duduk selama perjalanan menggunakan KRL.

Namun, di masa pandemi dengan berbagai pembatasan yang ada, tindakan tidak bertanggung jawab semacam ini membuat jumlah pengguna dari stasiun pemberangkatan tidak dapat dimuat maksimum ke dalam kereta. Dampaknya, antrean kereta di stasiun menjadi tidak lancar. Tindakan sebagian pengguna membuat ribuan orang harus mengantre lebih lama lagi di stasiun.

"Untuk itu petugas pengamanan saat menyisir kereta sesampainya di stasiun juga akan meminta seluruh pengguna yang ada untuk turun dan mengosongkan kereta sebelum diisi pengguna yang telah menunggu di peron," tutur Anne.

"Para pengguna tersebut jika ingin kembali menggunakan KRL harus melakukan tap out di gate elektronik stasiun kemudian mengantre kembali dari titik awal antrean di stasiun pemberangkatan. Hal ini agar mereka yang hendak menyiasati antrean dapat diedukasi dan tidak coba-coba lagi melakukan hal serupa."

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.