Liputan6.com, Jakarta - Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo meminta kelompok milenial untuk setop sementara nongkrong untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 akibat virus Corona.
"Nongkrong melibatkan kerumunan sangat berbahaya. Interaksi menimbulkan Viral Loud di suatu ruangan atau tempat," kata Imam saat jumpoa pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (23/4/2020).
Baca Juga
Dia menjelaskan, ketika berkumpul, potensi menyebarkan Viral Load Corona semakin besar. Viral Loud adalah jumlah virus dalam sampel, terutama darah seseorang atau cairan tubuh. Pengertian lain adalah, akumulasi percikan liur dalam jumlah besar.
Advertisement
"Saat kerumunan Viral Loud jadi ada percikan-percikan karena kita bicara teriak, nyanyi-nyanyi, tertawa terbahak-bahak, percikan itu akumulasi terkumpul di suatu ruangan," wanti Imam.
Sebelumnya, Covid-19 akibat virus Corona adalah penyakit menular melalui percikan liur atau droplet dari seseorang yang terinfeksi. Pericikan tersebut bila mengandung infeksi dan jika mengenai orang lain dapat berpotensi tinggi menularkan Covid-19.
"Viral Loud kumpulan percikan yang besar jika masuk tubuh ke anak muda. Dia akan tumbang. Kerumunan sangat bahaya, jadi hindarkan Viral Loud," Imam menandasi.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan memperpanjang masa pelaksanaan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di Jakarta. Dia menyebut perpanjangan itu guna mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 dan sudah berdasarkan pandangan dari bebe...
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Sulit Jika Masih Nekat
Imam pun berpesan dan memohon kepada anak muda untuk saat ini sedapat mugkin menahan keinginan nongkrong. Sebab bila jika budaya nongkrong terus berlanjut, maka makin sulit memutus mata rantai virus corona.
"Mudah-mudahan ini pesan khusus anak muda yang saat ini saya tahu sering kali tidak tahan untuk bertemu temannya, tak tahan tidak kumpul. Tapi lihat apa yang akan terjadi kalau misalnya ini kita abaikan itu saja," Imam menandasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement