Sukses

Antisipasi Corona, Sekolah Pelita Harapan Liburkan Siswa hingga 6 April

Matthew menjelaskan, bila pihaknya sudah sejak beberapa tahun lalu telah menginvestasikan dana untuk infrastruktur teknologi yang memungkinkan terlaksananya online home learning.

Liputan6.com, Jakarta Antisipasi kemungkinan adanya penyebaran virus corona atau Covid-19 di dalam sekolah, Sekolah Pelita Harapan (SPH) diliburkan selama 3 minggu ke depan.

Sekolah pun menerapkan sistem online home learning atau belajar secara online di dalam rumah, untuk ribuan siswanya. Kebijakan tersebut terhitung sejak 16 Maret hingga 6 April 2020.

"Ini bukanlah merupakan respon darurat, namun merupakan langkah pencegahan yang kami ambil untuk melindungi komunitas sekolah kami," ujar Matthew Mann, Koordinator dari seluruh cabang SPH, Rabu (11/3/2020).

Matthew juga menjelaskan, bila pihaknya sudah sejak beberapa tahun lalu telah menginvestasikan dana untuk infrastruktur teknologi yang memungkinkan terlaksananya online home learning.

Juga dalam mempersiapkan siswanya untuk menghadapi ujian-ujian penting, seperti UN dan ujian internasional seperti IGSCE dan IBDP.

"Jadi meski di rumah, antara guru dan siswanya masih terhubung, dengan menggunakan aplikasi seperti Office 365, Edmodo, SeeSaw, dan ManageBac, serta materi pembelajaran online melalui BrainPOP, IXL, Reading A-Z, EPIC, dan lain sebagainya," tutur Matthew.

Bukan hanya SPH cabang Lippo Village saja yang diliburkan, namun di lima cabang lain yang ada di Jabodetabek. Seperti Sentul City Bogor, Lippo Cikarang Bekasi, Kemang Village Jakarta Selatan dan Pluit Village Jakarta Utara. 

"Total hari ini, SPH memiliki  total 2.246 siswa di kelima cabang ini," ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini : 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ibadah di Kampus UPH Juga Dipisah

Sementara, pencegahan penyebaran virus corona atau Covid 19 juga dilakukan Universitas Pelita Harapan juga merubah skema ibadah mingguannya. Tiap Selasa biasanya dosen dan ribuan mahasiswanya melakukan ibadah bersama, namun karena isu corona mereka memisahkannya.

"Kalau untuk dosen di departemen masing-masing, sementara mahasiswa digabungkan di dalam dum," tutur Rosse, humas UPH, saat dihubungi Liputan6.com.

Sebab, dosen juga ada yang berkewarganegaraan asing atau WNA. Sementara para mahasiswa yang ikut ibadah mingguan adalah WNI semua.

SPH ataupun UPH juga melakukan pengukuran suhu tubuh siswa ataupun mahasiswanya. Juga meletakan sejumlah pencuci tangan tanpa bilas di sejumlah titik. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.