Sukses

Keyakinan Ayah Akseyna Bahwa Pembunuh Putranya,Orang Dekat

Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna menuturkan bahwa sehari sebelum putranya tewas, ada pengunjung Danau Kenanga UI yang sempat melihat aktivitas mencurigakan sejumlah orang.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah hampir 5 tahun lamannya, kasus Akseyna Ahad Dori atau Akseyna, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang diduga dibunuh di danau UI, kini mulai menemui titik terang.

Kolonel Sus Mardoto, ayah Akseyna menuturkan bahwa sehari sebelum putranya tewas, ada pengunjung Danau Kenanga UI yang sempat melihat aktivitas mencurigakan sejumlah orang pada 24 Maret 2015 lewat kameranya.

Pengunjung tersebut bahkan mengaku memiliki foto suasana di Danau UI sesaat sebelum mahasiswa S1 Jurusan Biologi, FMIPA UI ini meninggal dunia.

"Saya tidak bisa menyatakan terkait atau tidak terkait, tapi foto ini saya pandang perlu saya cermati. Foto tanggal 24 Maret 2015 di sekitar danau UI," kata Mardoto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 4 Februari 2020.

Belakangan, sejumlah hal terbaru diungkap ayah Akseyna setelah kepergian sang putra:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Diyakini Orang Dekat

Orang dekat. Itulah yang diyakini Mardoto, sebagai pembunuh Akseyna yang ditemukan tewas di Danau Kenanga UI, hampir 5 tahun lamanya.

Keyakinan ini didasari oleh keseharian dan pergaulan anaknya. Menurut dia, aktivitas sehari-hari Akseyna diisi dengan kegiatan belajar, baik yang berhubungan dengan bidang studi yang ditempuh maupun keagamaan.

"Pergerakannya tidak terlalu banyak. Aktivitasnya biologi, olimpiade, kemudian di kegiatan keagamaan, di rumah kos, dan perpustakaan," kata Mardoto saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Dengan gambaran seperti itu, dia menduga pelakunya tidak jauh dari sekitar lingkungan pergaulan Akseyna.

3 dari 5 halaman

Sebelum Penyelidikan, Kamar Akseyna Tak Lagi Steril

Kayakinannya ini dimulai setelah empat hari jasad Akseyna ditemukan. Sebelum penyelidikan dilakukan polisi, kamar putranya dikatakan sudah tak steril lagi.

"Senin, 30 Maret 2015 sekitar pukul 17.30 WIB, telah banyak orang telah memasuki kamar Ace mendahului kegiatan penyelidikan oleh pihak polisi yang baru dimulai Senin, 30 Maret 2015 sekitar pukul 18.30 WIB," kata dia.

Mardoto menyebut, beberapa teman korban mendatangi kamar Aksyena beberapa kali. Bahkan, ada teman Ace yang masuk ke kamar Ace dan menginap di kamar tersebut pada Minggu malam, 29 Maret 2015.

Padahal, tidak ada satu pun pihak keluarga yang pernah meminta atau menyuruh siapa pun untuk masuk bahkan menginap di kamar Aksyena.

Hal itu diketahui setelah ibunda Ace berhasil menghubungi handphone Ace pada Minggu, 29 Maret 2015 malam. Saat itu ibu Ace sempat bicara dengan seseorang yang mengaku sebagai teman Ace.

Menurut Mardoto, dengan banyaknya orang yang telah masuk ke kamar Ace, tidak ada seorang pun yang dapat menjamin bahwa di antara orang-orang tersebut tidak melakukan sesuatu.

Saat polisi tiba, kamar sudah dalam kondisi berantakan. Handphone dan laptop milik Ace sudah diakses dan diotak-atik, koper berisi barang-barang dan baju juga telah terbuka, buku-buku dan perlengkapan lain di meja belajar sudah berserakan.

4 dari 5 halaman

Sosok Mencurigakan Tertangkap Kamera Pengunjung Danau UI

Alotnya penanganan kasus juga membuat beberapa orang turut membantu. Salah satunya pengguna media sosial Twitter yang memberikan sebuah foto kepada keluarga Akseyna pada 2019 lalu.

"Orang itu hubungi saya terus ngasih foto. Menyerahkan foto di dalam bentuk flash disk," kata Mardoto saat dihubungi, Kamis, 6 Februari 2020.

Menurut keterangannya, foto diambil di seputar Danau Kenanga UI pada 24 Maret 2015 sekitar pukul 9 pagi atau dua hari sebelum Akseyna ditemukan tewas di lokasi yang sama. Saat itu, orang tersebut sedang bersepeda di sekitaran danau menuju ke Perpustakaan UI.

Mardoto mengambarkan suasana di dalam foto tersebut. Ia menyebut terdapat dua orang laki-laki mencurigakan duduk-duduk di dekat danau. Sayangnya, kualitas gambar atau resolusi dari foto kurang begitu bagus.

"Terlalu terang, terambil dari jarak yang cukup jauh jadi posisi danau pas dia ke perpustakaan jadi terlalu jauh. Saya besar-besarin pecah, tapi masih berusaha mencoba sosok siapa yang dimaksud orang tersebut," katanya.

5 dari 5 halaman

Buka Peluang Olah TKP Ulang

Atas keyakinan sang ayah inilah, polisi membuka peluang untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang. 

Olah TK ulang akan dilakukan jika ditemukan bukti baru dalam kasus yang berjalan sudah hampir lima tahun ini.

"Seandainya mendapatkan informasi yang baru ataupun mendapatkan fakta-fakta baru dimungkinkan untuk melakukan olah TKP kembali," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Raden Prabowo Argo Yuwono di Jakarta, Jumat 7 Februari 2020.

Menurut Argo, sebagaimana dikutip dari Antara, bahwa olah TKP bisa dilakukan berulang kali untuk mencari alat bukti baru dalam suatu perkara, tak terkecuali dalam kasus Akseyna.

"Jadi olah TKP bisa tidak hanya satu kali, bisa dua kali, tiga kali pun boleh karena kita akan mencari suatu alat bukti yang baru ke depannya," tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa olah TKP ulang bisa terus dilakukan selama kasus tersebut belum dihentikan proses hukumnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.