Sukses

Solidaritas Merah Putih di Australia Tolak WNI Eks ISIS Dipulangkan 

Ratna menyatakan, daripada mengurusi WNI eks ISIS, lebih baik menangangi siswa, mahasiswa, guru atau masyarakat yang semakin banyak terpapar intoleransi. radikalisme dan terorisme.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah aktifis yang bergabung dalam Solidaritas Merah Putih (Solmet) di Australia menolak wacana memulangkan 600 WNI Eks ISIS ke Indonesia.

"Kami sepakat dan mendukung sikap Presiden Jokowi yang menolak Kepulangan para teroris itu. Jangankan 600 orang, satu orang saja dapat memberikan dampak buruk," ujar Ketua Solidaritas Merah Putih Dewan Persaudaraan Luar Negeri Australia Katrina Jami didampingi Pembina Solmet DPLN Australia Ratna Widianti, melalui keterangan tertulis, Sabtu (8/2/2020).

Ratna menyatakan, daripada mengurusi WNI eks ISIS, lebih baik menangangi siswa, mahasiswa, guru atau masyarakat yang semakin banyak terpapar intoleransi. radikalisme dan terorisme.

"Jangan lagi takut dan plin plan. Harus fokus dan komitmen memberantas hingga ke akarnya. Belum lagi masih banyak tempat ibadah yang dirusak dan dibakar atau diganggu dan dilarang," kataya.

Solmet adalah komunitas relawan Pejuang NKRI dengan misinya memupuk persaudaraan antar anak bangsa, melakukan kerja nyata dan pendampingan rakyat.

"Kita mendukung orang baik Memimpin Indonesia. Solmet Australia pernah di telepon langsung Jokowi ketika deklarasi Mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin di Perth 31 Maret 2019 lalu," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Menolak

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku tak setuju apabila ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) eks ISIS pulang ke tanah air. Namun, Jokowi mengatakan keputusan itu harus dibahas terlebih dahulu dalam rapat terbatas.

"Kalau bertanya pada saya, ini belum ratas lho ya, kalau bertanya pada saya saya akan bilang tidak. Tapi masih dirataskan," kata Jokowi di Istana Negara Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan bahwa pemerintah harus menghitung plus minus apabila WNI eks ISIS itu dipulangkan ke Indonesia. Jokowi mengaku dirinya harus mendengarkan masukan dari kementerian terkait.

Setelah itu, barulah dirinya akan memutuskan hal itu dalam rapat terbatas. Meski begitu, Jokowi telah menerima laporan soal rencana kepulangan WNI eks ISIS.

"Kita ini pastikan harus semuanya lewat perhitungan kalkulasi plus minusnya semuanya dihitung secara detail," jelas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini