Sukses

Menristek: Indonesia Harus Belajar Hidup Berdampingan dengan Alam

Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan, masyarakat Indonesia hidup di tengah-tengah wilayah dengan potensi bencana yang cukup tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah wilayah di Indonesia diterpa hujan dengan intensitas yang tinggi di awal 2020. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa daerah seperti Jakarta dan daerah penyangga mengalami bencana banjir.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan, masyarakat Indonesia hidup di tengah-tengah wilayah dengan potensi bencana yang cukup tinggi. Karena itu ia meminta agar kita bisa belajar dari negara lain untuk bisa hidup berdampingan dengan alam.

"Negara seperti Jepang misalkan sudah membuktikan hal seperti itu. Dan kita sudah sadar sebagai negeri dengan dua musim di setiap musim itu ada potensi bencana yang terkait dengan hidrometeorologi," papar dia di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Jumat (3/1/2020).

Di musim hujan, kata Bambang, Indonesia kerap diterpa dengan bencana banjir. Begitu pula saat musim kemarau terjadi kebakaran hutan yang membuat beberapa pihak di negeri ini bahkan negara tetangga dibuat kewalahan.

"Karena itulah kita harus tetap menyiapkan diri saat musim kemarau," pintanya.

Selain itu, dia juga menyarankan untuk menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC yang merupakan salah satu langkah jitu untuk mencegah beberapa bencana yang berkaitan dengan hidrometeorologis.

"Ketika Karhutla dengan modifikasi cuaca, maka pergerakan awan yang potensial menuju hotspot, awan yang tadinya tidak hujan kan terjadi hujan," jelas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi Membuat Hujan

Menurut Bambang, cara paling bagus untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla adalah dengan hujan. Oleh karenanya jika hujan tidak kunjung turun, maka awan-awan yang potensial terjadi hujan akan dirangsang untuk mencurahkan air hujan ke permukaan.

"Di situlah peran teknologi melalui modifikasi cuaca," jelas dia.

TMC ini juga, kata Bambang, akan digunakan untuk mencegah bencana banjir di sekitar Jakarta. Dengan memaksa awan hujan yang potensial bergerak ke arah Jakarta menurunkan hujan terlebih dahulu sebelum sampai ke langit Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.