Sukses

Ini Cara Aiptu I Kadek Sumerta Jadikan Lingkungan Bebas Sampah Plastik

Sejak adanya program Gelatik, kondisi saluran irigasi hingga lahan persawahan kini bersih dari sampah plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu anggota polisi di Gianyar, Bali ini patut dicontoh. Aiptu I Kadek Sumerta telah mengubah perilaku masyarakat Desa Siangan di Kabupaten Gianyar yang terbiasa membuang sampah plastik sembarangan.

Anggota Polsek Gianyar ini telah menggugah murid SD di desa itu menjadi rajin mengumpulkan sampah plastik yang dinamakan program Gerakan Lawan Sampah Plastik (Gelatik).

Mulanya, Bhabinkamtibmas ini kerap menerima keluhan dari warga Desa Siangan khususnya dari para petani, di mana setiap hujan saluran irigasi hingga lahan persawahan dipenuhi sampah plastik.

Kemudian muncul gagasan program Gelatik dengan melibatkan murid SD. Alasan dipilihnya pelajar SD untuk menggugah dan memiliki kebiasaan menjaga sekitar lingkungannya masing-masing sejak dini.

"Kita libatkan murid SD, sebab anak SD lebih mudah dibanding orang dewasa untuk mengumpulkan sampah," kata Sumerta saat ditemui di Yayasan Bhakti Senang Hati, Desa Siangan, Gianyar, Kamis (12/12/1029).

Setiap hari Sabtu, pelajar dari SD Siangan 1 hingga SD Siangan 3 diwajibkan mengumpulkan sampah plastik di tempat tinggalnya masing-masing kemudian dibawa ke sekolahnya untuk ditampung di sana.

"Sampah non-organik dengan residu dan dapat didaur ulang ditampung di sekolah. Setelah terkumpul kita jual ke pengepul," kata pria berusia 42 tahun ini.

Pada minggu pertama di bulan September 2019, volume sampah plastik yang berhasil dikumpulkan para siswa cukup fantastis yaitu seberat 950 kilogram. Pekan kedua sebanyak 700 kilogram, pekan ketiga 600 kilogram. Dan kini jumlahnya terus menurun hingga terakhir, pekan lalu seberat 160 kilogram.

"Saking ingin membawa sampah paling banyak, mereka juga suka memungut sampah di luar rumah, apakah sambil main atau saat pulang sekolah," terangnya.

Menurut Sumerta, sampah plastik yang sudah terjual uangnya diperuntukkan membantu sarana dan prasarana sekolah. Sementara bagi siswa yang rajin dan paling banyak mengumpulkan sampah diberi hadiah berupa perlengkapan alat tulis.

"Sampai saat ini saya hanya bisa ngasih ke siswa berupa pin Gelatik dari dana sendiri. Kadang saya menyisihkan sedikit penghasilan untuk memberikan mereka bingkisan berupa buku," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kini Bebas Sampah

Sejak adanya program Gelatik, kondisi saluran irigasi hingga lahan persawahan kini bersih dari sampah plastik. Tak hanya itu, kalangan remaja hingga orang tua pun kini tertular oleh kebiasaan anak-anak menjaga lingkungan tempat tinggal mereka bebas dari sampah.

"Hasil dari program ini untuk lingkungan sangat signifikan, kesadaran masyarakat sudah meningkat. Mereka malu membuang sampah sembarangan. Masa anak-anaknya memilih sampah, orangtuanya buang sembarangan," terang bapak anak dua ini.

Dia berharap, program ini juga bisa diikuti oleh daerah lain sehingga bencana banjir maupun pencemaran tanah dan air bisa diminimalisir.

"Kali kan bermuara ke sungai, kalau tidak kita jaga lingkungan ke depan kita tidak akan bisa lagi melihat ikan di laut tapi sampah," ujar dia memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.