Sukses

Pemprov DKI: Instalasi Batu Gabion di Bundaran HI Bukan Karya Seni

Suzi mengatakan, instalasi batu gabion dipilih untuk dibangun karena berbentuk keranjang yang sederhana dan mudah dirancang.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta Suzi Marsita menegaskan, instalasi batu gabion di Bundaran HI, Jakarta hanyalah hiasan kota semata.

Ornamen itu bukanlah sebuah karya seni, berbeda dengan instalasi bambu Getih Getah karya Joko Avianto. Selain itu, penempatan gabion ini juga dilakukan untuk menyambut HUT Kemerdekaan RI.

"Kita Dishut mempunyai tupoksi adalah mengelola ornamen kota yang kita tahu adalah hal yang biasa, dalam kaitannya kita menyambut hari kegiatan khusus seperti HUT DKI, HUT RI. Jadi kita memasang ornamen itu adalah kaitannya dengan itu," kata Suzi saat dihubungi, Jumat (23/8/2019).

Suzi mengatakan, instalasi batu gabion juga dipilih untuk dibangun karena berbentuk keranjang yang sederhana dan mudah dirancang. Menurutnya, ornamen kota ini terbuat dari batu karang yang berguna untuk menyerap air.

Kemudian, ornamen batu ini juga memiliki simbol tersendiri terkait polusi.

"Kita bikin 3 pilar di situ karena kita punya konsep ada unsur tanah, air, udara, penyelarasan lingkungan. Jadi kita membuat dalam kaitannya dengan polusi, kita adalah kaitannya dengan HUT RI, itu kita membuat 1 ornamen kota," ujar Suzi.

"Bukan karya seni, tapi ornamen kota sebagai penghias kota," tegas Suzi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanaman Penyerap Polusi

Suzi menambahkan, tanaman yang dipilih untuk menghias gabion ini jugalah jenis tanaman yang menyerap polusi, seperti bougenville, tapak dara, lavender, dan palem kol.

Dia pun menilai masyarakat banyak yang menyukai instalasi ini. "Sebenarnya saat kita pasang juga banyak yang positif ya dari masyarakat, banyak yang berfoto," ungkap dia.

"Dan itulah hasil kreativitas kami di Dinas Kehutanan, jadi tidak ada unsur seni. Bukan hasil seniman, hasil karya teknik arsitektur, beda," lanjut Suzi.

Instalasi batu gabion ini pun direncanakan bisa bertahan sampai 2 tahun. Meski begitu, Suzi menegaskan bahwa hal itu bisa saja berubah tergantung dengan kebutuhan.

"Iya tapi bisa kita bongkar kapan saja karena tergantung kebutuhan. Tiba-tiba bulan depan, 3 bulan lagi, atau 6 bulan kita event kenegaraan atau kegiatan khsus, itu kan sifatnya dekoratif," Suzi menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.