Sukses

700 Hari Kasus Penyerangan Novel Baswedan, WP KPK Akan Gelar Aksi Diam Malam Nanti

Yudi menuturkan, maksud dari aksi diam ini adalah untuk mengkiritik pemerintah yang belum mampu menyelesaikan kasus Novel Baswedan.

Jakarta - Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama Koalisi Masyarakat Sipil berencana menggelar aksi berdiam diri selama 700 detik di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa (12/3/2019) malam. Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati hari ke-700 kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

"Besok (hari ini) adalah 700 hari kasus Novel, Wadah Pegawai KPK dan Koalisi Masyarakat Sipil, LBH Jakarta, YLBHI, dan ICW akan melakukan serangkaian kegiatan pada malam hari," kata Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo, Senin, 11 Maret 2019.

"Selama 700 detik kita akan lakukan aksi diam di depan KPK," tambahnya.

Yudi menuturkan, maksud dari aksi diam ini adalah untuk mengkiritik pemerintah yang belum mampu menyelesaikan kasus Novel Baswedan.

"Selama ini kita sudah teriak untuk penuntasan kasus, minta dari Kapolri hingga Presiden, tapi sampai saat ini tidak ada hasilnya sama sekali," tegasnya.

Untuk diketahui, kasus penyerangan Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 silam. Novel disiram menggunakan air keras oleh dua orang yang tak dikenal saat hendak salat Subuh di masjid dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat kejadian tersebut, Novel mengalami luka cukup parah di bagian mata kirinya.

Jelang hari ke-700 setelah peristiwa tersebut, kasus penyerangan Novel memang masih belum menemui titik terang. Dalang di balik penyerangan masih juga belum terungkap.

Simak berita Jawapos lainnya di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi Lain

Sebelum ini, Wadah Pegawai KPK juga sempat menggelar aksi melawan teror terhadap pegawai KPK pada 7 Februari 2019, lalu. Saat itu, satu per satu pegawai KPK bergandeng tangan membentuk rantai manusia. Mereka sembari mengenakan masker, lalu berjejer, dan mengelilingi gedung. Tak lupa mereka membentangkan kain warna hitam.

Aksi rantai manusia ini merespons penganiayaan yang diterima dua pegawai KPK, Muhammad Gilang Wicaksono dan Indra Mantong Batti, saat menjalankan tugas mengawasi pembahasan review RAPBD Provinsi Papua Tahun Anggata 2019, di Hotel Borobudur, 2 Februari 2019 lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.