Sukses

PVMBG: Lokasi Longsor Sukabumi di Zona Menengah-Tinggi

Kasbani mengatakan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan. Longsoran itu berdampak terhadap 34 rumah yang tertimbun material longsoran.

Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyebutkan lokasi longsor di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, berada di zona menengah-tinggi terjadinya gerakan tanah. Artinya, daerah tersebut dapat terjadi pergerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kasbani, berdasarkan Peta Geologi Lembar Sukabumi 1992 di daerah bencana disusun oleh satuan batuan breksi Tapos, breksi gunung api dan aglomerate. Hal itu juga kata Kasbani, sesuai dengan peta potensi PVMBG terjadi gerakan tanah Sukabumi, Desember 2018.

"Kondisi daerah bencana terletak di perbukitan dengan dengan kemiringan lereng terjal sampai sangat terjal. Lokasi bencana berada pada ketinggian lebih dari 650-800 meter di atas permukaan laut dan disebelahnya terdapat alur sungai kecil," kata Kasbani dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Selasa, (1/1/2019).

Kasbani mengatakan, jenis gerakan tanah diperkirakan berupa longsoran bahan rombakan. Longsoran itu berdampak terhadap 34 rumah yang tertimbun material longsoran di Sukabumi. Informasi terakhir disebutkan dari 107 orang saat ini dua orang meninggal dan 33 selamat, sisanya belum diketahui.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diguyur Hujan

Kasbani menuturkan sebelum gerakan tanah terjadi pada hari Senin 31 Desember 2018, hujan mengguyur selama beberapa jam di Kampung Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Tingginya dampak yang ditimbulkan jelas Kasbani, didukung pula oleh oleh kemiringan lereng yang terjal serta material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air.

"Mengingat daerah tersebut masih sangat rawan terjadi gerakan tanah dan bukit didaerah tersebut mempunyai kemiringan lereng lebih dari 30 derajat, maka Tim Tanggap Darurat (TTD) pemeriksaan bencana gerakan tanah siap diberangkatkan ke lokasi bencana," ujar Kasbani.

Tim itu akan evaluasi bencana di sekitar lokasi terhadap potensi longsoran susulan. Memberikan rekomendasi teknis penanggulangan di daerah bencana dan sosialisasi langsung di lokasi bencana kepada masyarakat dan aparat di lokasi bencana.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.