Sukses

Susilo Wonowidjojo Jadi Orang Kaya Kedua di Indonesia, Ini Sumber Pendapatannya

Susilo Wonowidjojo memiliki total kekayaan US $ 8,8 miliar atau hampir setara Rp 129 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Susilo Wonowidjojo naik tahta menjadi orang terkaya kedua di Indonesia versi majalah Forbes, naik satu peringkat dari tahun lalu. Sebelumnya, Susilo Wonowidjojo memiliki total kekayaan US $ 8,8 miliar atau hampir setara Rp129 triliun.

Sementara saat ini Susilo Wonowidjojo mencatatkan total harta kekayaan mencapai US$9,2 miliar atau sekitar Rp 133 triliun.

Harta pemilik Grup perusahaan rokok Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo naik dari tahun lalu sebesar US$8,8 miliar. Pertumbuhan kekayaannya meningkat akibat kenaikan harga saham perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Berdasarkan data RTI, harga saham PT Gudang Garam Tbk mencapai posisi tertinggi sepanjang 2018 di kisaran 86.400 pada 23 Januari 2018 dan terendah 66.125 per saham pada 29 Juni 2018. Saham PT Gudang Garam Tbk sepanjang tahun berjalan susut 3,37 persen ke posisi Rp 80.975 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 571.408 kali dengan nilai transaksi Rp 17,6 triliun.

Hingga kuartal ketiga tahun ini, Gudang Garam mencatatkan keuntungan mencapai Rp 5,76 triliun, naik 6,46 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan laba tersebut seiring kenaikan pendapatan yang mencapai 13,58 persen dari Rp61,52 triliun menjadi Rp69,88 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Latar belakang Susilo Wonowidjojo

Susilo Wonowidjojo lahir di Kediri, Jawa Timur pada 18 November 1956. Susilo Wonowidjojo merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara dari Surya Wonowidjojo pendiri Gudang Garam. Ayahnya bernama Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing Hwie) seorang pengusaha rokok di Kediri asal Fujian, China. Ibunya bernama Feni Olivia. Keluarga Wonowidjojo bermigrasi dari China pada periode 1927 dan menetap di Sampang, Madura.

Sejarah Gudang Garam dimulai dari 1956, ketika ayah Susilo Wonowidjojo, Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing Hwie) membangun perusahaan rokok sendiri di Kediri setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan rokok Cap 93.

Pada awalnya, perusahaan ini disebut Inghwie dan memproduksi rokok gulung yang terbuat dari daun jagung. Produk kretek yang diproduksi pertama kali adalah sigaret kretek klobot (SKL) dan sigaret kretek linting-tangan (SKT).

Pada 1958, ketika perusahaan tumbuh lebih besar, dia mengubah namanya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam (Gudang Garam Pabrik Rokok). Dia menerapkan pengalamannya sebagai direktur di Cap 93 dan membuat Gudang Garam tumbuh semakin tinggi.

Berkat bisnisnya yang bertumbuh cepat, dua tahun kemudian Wonowidjojo dapat membuka cabang. Cabang produksi SKL dan SKT didirikan di Gurah, 13 km arah tenggara Kota Kediri, guna memenuhi permintaan pasar yang kian meningkat.

Gudang Garam secara perlahan-lahan menambahkan karyawan dan perkebunan tembakau mereka. Perusahaan ini mendistribusikan produk-produknya melalui PT Surya Madistrindo, yang kemudian terus ke toko pengecer.

Sedikit demi sedikit, Pabrik Rokok Gudang Garam milik ayah Susilo Wonowidjojo mulai merekrut karyawan dan mulai membeli perkebunan tembakau. Perkembangan yang pesat membuat Pabrik rokok Gudang Garam mulai menjadi pabrik rokok kretek terbesar pada tahun 1966 di Indonesia.

Lantaran terus berkembang dan memiliki banyak tenaga kerja, pada 1971 Gudang Garam berubah dari Firma menjadi Perseroan Terbatas (PT).

3 dari 4 halaman

Perjalanan karier Susilo Wonowidjojo

Susilo Wonowidjojo memulai karirnya di Gudang Garam sebagai Direktur selama 14 tahun dari tahun 1976 hingga 1990. Duduk di kursi direktur, Susilo Wonowidjojo banyak membuat terobosan baru misalnya mengembangkan mesin-mesin yang khusus memproduksi rokok kretek.

Pada tahun 2002 saat Susilo Wonowidjojo menjabat sebagai Vice President Director PT Gudang Garam, ia mulai berinovasi dengan memproduksi rokok jenis baru yaitu rokok kretek mild. Sepeninggal kakaknya yaitu Rahman Halim pada tahun 2008, Susilo Wonowidjojo kemudian .

Pada 2008, Susilo Wonowidjojo mengambil alih kepemimpinan di PT Gudang Garam Indonesia menggantikan kakaknya Rahman Halim atau Tjoa To Hing (anak pertama Surya Wonowidjojo) yang meninggal di Singapura.

Pada 2013, ia memperluas area produksi, yang kini memiliki sekitar 208 hektar yang tersebar di kabupaten dan kota Kediri dan di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.

Dibawah kepemimpinan Susilo Wonowidjojo, PT Gudang Garam semakin terkenal sebagai salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia. Ada berbagai jenis produk rokok Gudang Garam yang beredar di konsumen.

Susilo Wonowidjojo berhasil membuat PT Gudang Garam lebih populer dan meningkatkan keuntungan. Meskipun aturan peredaran rokok diperketat, namun keuntungan dan penjualan pada 2015 masing-masing naik hampir 19% dan 8% . Pangsa pasar Gudang Garam pun semakin meluas hingga ke luar negeri.

Selain perusahaan rokok, Grup Gudang Garam juga memiliki bisnis di sektor sawit.

 

4 dari 4 halaman

Kehidupan pribadi Susilo Wonowidjojo

Susilo Wonowidjojo lahir dengan nama Cai Daoping di Kediri Jawa Timur. Susilo Wonowidjojo menikah dengan Melinda Setyo dan dikaruniai empat orang anak.

Baru-baru ini keluarga Susilo Wonowidjojo, tengah diselimuti kebahagiaan. Pasalnya, putranya, Indra Wonowidjojo telah resmi menikah. Indra Wonowidjojo mengikat janji suci pernikahan dengan Adeline Sutrisno di The Ritz-Carlton, Millenia Singapura, Sabtu, 8 Desember 2018. Nuansa kemegahan dan mewah turut membalut momen bahagia mereka. Pernikahan yang digelar mewah itu turut dimeriahkan oleh penyanyi internasional kenamaan Shane Filan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini