Sukses

6 Ruangan Anggota DPR yang Diterjang Peluru Nyasar

Menyusul insiden peluru nyasar ke Gedung DPR, Gubernur Anies Baswedan berencana memindahkan area lapangan tembak Perbakin di Senayan. Efektifkah?

Liputan6.com, Jakarta - Buntut peluru nyasar ke Gedung DPR, Senin siang, 15 Oktober 2018, Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat yang letaknya tak jauh dari kantor para anggota dewan, kini ditutup sementara.

Ini demi menghindari terjadinya hujan peluru ke Gedung Nusantara 1. Entah sampai kapan penutupan itu dilakukan.

Menyusul insiden tersebut, berbagai solusi kini dikemukakan sejumlah pihak. Selain dari anggota DPR, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ikut angkat bicara. Anies sepakat soal rencana agar area lapangan tembak Perbakin dipindahkan.

"Dirut GBK sedang melakukan pembicaraan dengan berbagai pihak, terutama pengelola tentang pemanfaatannya. Kami melihat bahwa tempat ini memang punya risiko yang besar. Karena itu lebih baik berada di tempat yang bebas dari risiko untuk kegiatan tembak-menembak," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis (18/10/2018).

Namun, menurut Polri, untuk saat ini hal tersebut dinilai bukan langkah tepat. Seharusnya sistem keamanan dan pengawasanlah yang perlu ditingkatkan.

Apa pun solusinya, semoga insiden peluru nyasar tak kembali terjadi karena nyawa bisa menjadi taruhan. Lantas ruang kerja siapa saja yang hingga kini telah menjadi sasaran peluru di Gedung DPR. 

Berikut ini enam ruangan anggota dewan yang terkena peluru nyasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Ruang Wenny Warouw

Adalah anggota DPR dari Fraksi Gerindra yang ruangan kerjanya tertembus peluru.

Peluru pertama bersarang di kaca ruang kerja nomor 1601 miliknya yang terletak di lantai 16. Peluru tersebut menembus kaca dan tembok ruang kerja Wenny.

Usai peristiwa terjadi, dia melihat keadaan sekitar. Wenny menyebut peluru melintas 10 sentimeter di atas kepala salah satu tamunya.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Kala itu Brigjen Pol Wenny Warouw tengah menerima tamu. Dia bahkan sempat meyakini jika aksi itu sengaja dilakukan oleh penembak jitu atau sniper.

Belakangan polisi telah berhasil menangkap dua pelaku yang berprofesi sebagai PNS di Kementerian Kemenhub.

3 dari 7 halaman

2. Ruang Bambang Heri Purnomo

Setelah Wenny, peluru dari IAW dan RMY warga Duren Sawit, Jakarta Timur itu juga menyasar ruang anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar, Bambang Heri Purnomo di lantai 13.

Saat insiden terjadi, anggota DPR, Bambang Heri Purnomo sedang tidak di tempat.

Usai kejadian tersebut polisi langsung menggelar rekonstruksi. Hasilnya kedua peluru nyasar tersebut berasal dari senjata berjenis Glock 17 kaliber 9 mm yang telah dimodifikasi.

4 dari 7 halaman

3. Ruang Totok Daryanto

Satu hari berselang, Selasa, 16 Oktober 2018, secara mengejutkan polisi yang tengah menggelar olah TKP menemukan bekas tembakan peluru di ruang kerja 2003 milik anggota Fraksi PAN, Totok Daryanto.

Ruangan Totok terkena proyektil di bagian kaca.

Saat dimintai konfirmasi terkait insiden tersebut, anggota Fraksi PAN itu mengaku peluru tidak masuk ke ruangannya. Tapi mengenai besi penyekat kaca.

"Yang di tempatku itu pelurunya enggak masuk ke ruangan, tapi kena besi penyekat kaca itu lho, sehingga melepas ke atas, pelurunya enggak tahu ke mana. Nah itu biar diurus sama kepolisianlah dicari selongsongnya di mana itu," ucap dia.

Totok berharap kejadian peluru nyasar tak kembali terulang dan segera lapangan tembak Perbakin di Senayan meningkatkan pengamanan.

5 dari 7 halaman

4. Ruang Vivi Sumantri Jayabaya

Pada hari yang sama, polisi juga menemukan bekas proyektil pelur di ruangan kerja anggota Fraksi Partai Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya. Vivi mengaku saat kejadian, dirinya tengah berada di daerah pemilihannya.

Ruangan vibi terkena peluru nyasar di bagian tembok. 

"Ditemukan peluru nyasar di kaca, kalau tadi bukan tembok ya di dinding. Kalau dinding itu bahannya dari partisi. Jadi memang kalau ada peluru nyasar kita ginikan, bukan tembok dari beton tapi dari partisi di ruang 1008, ruang Ibu Vivi," ujar Kepala Kepolisian Reserse (Kapolres) Jakarta Pusat Roma Hutajulu.

Vivi menceritakan peritiwa yang baru saja dialami stafnya. Kala itu, usai salat zuhur, stafnya melihat ada lubang di dinding ruang kerja. Usai mendapat laporan, dia mengecek untuk memastikan adanya lubang yang diduga bekas peluru. 

"Saat saya masuk ke ruangan, mau salat, terus bilang kayaknya ruangan kita kena peluru nyasar, karena ada serpihan peluru dan ruangan bolong. Terus saya lanjut rapat di Banggar," cerita Vivi.

Usai meminta pihak keamanan gedung mengecek ruangannya, sebuah peluru ditemukan di dalam lemari pakaiannya.

6 dari 7 halaman

5. Ruang Khatibul Umam Wiranu

Ruang kerja nomor 915 milik Khatibul Umam Wiranu dari Fraksi Demokrat menjadi sasaran kelima peluru nyasar. Posisinya di dalam lemari membuat proyektil tersebut tak terlihat saat sweeping dilakukan.

"Setelah dikeluarkan dari lemari, ternyata peluru nyasar itu juga memiliki kaliber 9 milimeter," kata Staf Ahli Khatibul, Nur Rainy.

Hal ini dibenarkan oleh Kapokja Kunci Gedung Nusantara I, Edys Rahmadi. Bekas tembakan peluru ditemukan pada pukul 15.30 WIB. Saat itu posisi peluru masih berada di dalam lemari.

Setelah dikeluarkan dari lemari, kata  dia, ternyata peluru nyasar itu juga memiliki kaliber 9 milimeter. Bentuk peluru saat ditemukan masih utuh. 

"Tadi saya lihat sih masih berbentuk peluru, enggak tahu itu bekasnya atau apa. Tapi bentuknya masih peluru utuh," ucap Edys.

7 dari 7 halaman

6. Ruang Kerja Effendi Simbolon

Secara mengejutkan, peluru nyasar keenam kembali ditemukan. Kali ini proyektil tersebut bersarang di lantai 6, ruang kerja nomor 0617 milik anggota Fraksi PDIP Effendi Simbolon, Rabu, 17 Oktober 2018.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, peluru tersebut ditemukan pada pukul 09.30 WIB. 

Dikabarkan peluru tersebut menembus dinding dari arah luar, lalu bersarang di dinding atas jendela kaca bagian dalam.

"Pagi pukul 08.30 WIB, dilakukan penyisiran kembali terhadap gedung DPR. Dari hasil penelusuran maupun penyisiran sementara, di lantai 6, di kamar 617, di ruangan pak Effendi Simbolon, ditemukan ada lubang. Artinya lubang di kaca," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.