Sukses

3 Kisah Haru Para Korban Gempa Lombok

Kerasnya guncangan gempa 7 SR di Lombok menyisakan sejumlah kisah haru.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dahsyat 7 skala Richter (SR) berpotensi tsunami mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu 5 Agustus 2018. Kerasnya guncangan gempa menyisakan sejumlah kisah haru.

Meski kedahsyatan gempa utama 7 skala Richter (SR) atau main shock yang mengoyang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah berakhir, sejumlah gempa susulan sempat kembali terjadi dan membuat warga Lombok panik. Hingga kini masih banyak warga yang masih takut kembali ke rumahnya, karena khawatir gempa yang lebih dahsyat terulang lagi.

Sementara itu, salah satu lokasi wisata di Lombok yang juga ikut terdampak gempa adalah Gili Trawangan.

Untuk mengevakuasi para warga dan ratusan wisatawan yang terjebak di TKP, Tim SAR gabungan diturunkan. Keterbatasan armada memaksa mereka terpaksa mengantre di pinggir pantai.

Dari kisah-kisah ketakutan warga hingga kepanikan mendera seluruh masyarakat Lombok dan sekitarnya, tak sedikit cerita mengharu biru mengiringi para korban gempa.

Berikut ini sejumlah kisah haru korban usai gempa 7 SR goncang Lombok:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Tahan Tembok Demi Selamatkan Anak

Sebuah cerita mengenaskan datang dari seorang warga Desa Puyung Waker Sumpak di Kabupaten Lombok Tengah.

Bersama putrinya yang masih berusia lima tahun, keduanya kini tengah dalam perawatan di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB.

Dia mengaku masih trauma akan peristiwa gempa dahsyat yang membuatnya rumahnya roboh dan nyaris mengubur dirinya bersama putri kecilnya.

Kala itu, Fitri tengah berusaha menyelamatkan diri sambil menggendong anaknya, saat reruntuhan bangunan menimpanya.

"Saya luka di bagian kepala karena tertimpa reruntuhan bangunan. Perut saya sakit menggendong anak saya ketika mencoba menahan tembok yang mau runtuh," kata Fitri, salah seorang warga Desa Puyung Waker Sumpak, Kabupaten Lombok Tengah, dilansir Antara.

Sementara, anak perempuannya yang masih balita menderita benjol di kepala.

Fitri yang sudah berpisah dengan suaminya berada di RSUP NTB tanpa ditemani sanak keluarganya. Ayah dan ibunya sudah tiada.

3 dari 4 halaman

2. Jasad Ayah Peluk Erat Jenazah Putrinya

Kisah sedih lainnya datang dari para Tim SAR yang melakukan pencarian para korban gempa Lombok yang belum terevakuasi.

Saat itu mereka tengah berusaha menemukan satu keluarga yang tertimbun bangunan beton di Tembobor, Kabupaten Lombok Utara.

Proses evakuasi cukup dramatis. Tidak hanya mengebor, Tim SAR juga membelah bangunan beton menggunakan martil.

Saat bangunan berhasil dibongkar, tim menemukan jenazah Alimun sedang memeluk erat anak perempuannya yang juga sudah tidak bernyawa.

 

4 dari 4 halaman

3. Bayi Tewas Tertimbun Puing Bangunan

Sementara itu, seorang bayi di Dusun Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, dilaporkan tertimbun reruntuhan bangunan saat gempa 7,0 SR mengguncang, Minggu malam, pukul 19.46 Wita.

Saat jasad sang bayi berhasil dievakuasi, identitasnya belum bisa diketahui.

"Untuk sekarang kita belum bisa mendapatkan informasi lengkapnya. Mungkin besok (Senin) pagi baru bisa, karena menurut informasinya, warga sampai saat ini masih mengungsi ke atas bukit," ujar Kapolsek Senggigi, AKP Arjuna.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.