Sukses

SBY Ungkap 3 Opsi Demokrat Hadapi Pilpres 2019

SBY mengakui, tak menutup kemungkinan partainya nanti akan membentuk poros ketiga.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan selama ini partainya telah membangun komunikasi politik dengan sejumlah capres potensial termasuk Jokowi dan Prabowo Subianto.

Menurut dia, Demokrat juga telah membangun komunikasi politik dengan capres potensial lainnya di luar Jokowi dan Prabowo.

"Sebagai contoh komunikasi Partai Demokrat dengan Presiden Jokowi. Ini terjadi beberpaa kali, saya bertemu dengan Pak Jokowi, satu bulan terakhir komunikasi Partai Demokrat dengan Pak Prabowo juga capres potensial juga kami lakukan meskipun saya belum bertemu langsung dengan Pak Prabowo," kata SBY disampaikan melalui video yang direkam pada 9 Juli lalu, dikutip merdeka.com, Kamis (12/7/2018).

SBY mengakui, tak menutup kemungkinan partainya nanti akan membentuk poros ketiga. Hal tersebut ditandai dengan komunikasi partainya dengan sejumlah petinggi partai dan para tokoh yang dianggap bisa menjadi capres potensial. Sayang, SBY tak membeberkan siapa saja tokoh tersebut.

"Majelis tinggi partai sependapat untuk menetapkan tiga opsi berkaitan dengan capres dan cawapres ini. Opsi pertama Demokrat mengusung Pak Jokowi, opsi kedua Demokrat mengusung Pak Prabowo, sedangkan opsi ketiga apabila poros ketiga bisa kita bentuk, maka berarti Demorkat akan mengusung capres lain selain pak Jokowi dan Pak Prabowo," kata SBY lagi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentukan Dukungan

Empat minggu mendatang, kata SBY, majelis tinggi partai Demokrat akan menggodok dan mematangkan opsi mana yang akan Demokrat pilih. Kerangka berpikir yang Demokrat tetapkan di dalam menetapkan siapa capres dan cawapres yang diusung kelak pada prinsipnya ada dua.

Pertama, visi misi dan kebijakan yang akan ditempuh oleh capres cawpres apabila mereka terpilih untuk memimpin Indonesia haruslah sesuai dengan kepentingan dan harapan rakyat, haruslah menjawab persolan yang dihadapi oleh rakyat.

Kedua, capres dan cawapres harus memberikan manfaat kepada Partai Demokrat. Misalnya, memberikan manfaat kepada pemilu legislatif, kader-kader Demokrat pada pemilu legislatif 2019 mendatang.

"Juga terus terang karena Demokrat juga memiliki kader unggulan yang saat ini memiliki elektabilitas yang tinggi untuk jadi cawapres, maka tidak berlebihan jika kader Demokrat berharap salah satu kader terbaiknya bisa menjadi cawapres meskipun ini bukan harga mati," tutup dia.

Reporter: Randy Ferdi Firdaus

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.