Sukses

Ketua MPR Minta Menteri Rini-Dirut PLN Jelaskan Rekaman 'Bagi Jatah'

Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan kepada publik soal rekaman percakapan heboh di media sosial

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan kepada publik soal rekaman percakapan heboh di media sosial. Dalam rekaman tersebut, keduanya membahas soal bagi-bagi jatah.

"Saya kira Bu Rini Soemarno dan Pak Sofyan harus menjelaskan ini seterang-terangnya agar enggak ada salah paham, enggak ada fitnah, salah persepsi atau dugaan-dugaan," jelas Zulkifli saat ditemui di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (29/4/2018).

Ketua Umum PAN itu meminta agar rekaman percakapan antara Rini Soemarno dan Sofyan Basir dapat diputar secara utuh dan diperdengarkan kepada publik. Kendati begitu, Zulkifli menyerahkan masalah tersebut kepada Komisi VI DPR untuk menindaklanjutinya.

"Terangkan (kepada publik), jelaskan apa yang terjadi. Kasih rekaman utuh seperti apa," tutur dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata Menteri Rini

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menanggapi viralnya rekaman suara antara dirinya dengan Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang digambarkan bagi-bagi fee atau jatah soal proyek penyediaan energi.

Rini menduga, rekaman tersebut beredar karena adanya salah satu kalangan yang kurang suka dengam kesolidan BUMN yang tengah dibangun Rini.

"Ya sudah, mungkin memang ada orang yang tidak happy kepada kita. Karena saya terus tekankan bahwa kita one nation, one spirit, one family," kata Rini di De Tjolomadoe, Karanganyar, Minggu (29/4/2018).

Rini mengaku nama baiknya telah tercoreng dengan adanya rekaman tersebut. Dia menjelaskan rekaman tersebut dibuat tidak lengkap, tidak dalam pembicaraan utuh. Untuk itu, dirinya mengaku akan menempuh jalur hukum.

"Iya kita mau coba jalur hukum. Jadi sekarang terus terang dari Pak Sofyan Basir juga akan melakukan, tapi saya bilang saya juga akan melakukan, karena itu juga bicarakan nama baik saya sebagai keluarga, jadi ya saya juga akan mulai jalur hukum," tegas Rini.

Dijelaskannya, konteks utuh dari pembicaraan itu sebenarnya mengenai rencana PLN dan Pertamina menjadi offtaker dari salah satu proyek storage gas. Disitu Rini menginstruksikan kepada PLN dan Pertamina untuk memiliki saham dari proyek tersebut. Dengan begitu, dua BUMN bisa mempeoleh keuntungan.

Namun, dari rekaman viral tersebut, seolah-olah Rini dan Sofyan yang memiliki kepentingan pribadi untuk bisa mendapatkan fee dari proyek tersebut.

"Iya, dipotong-potong bikinnya. Sepertinya Pak Sofyan yang minta dan saya yang minta, padahal kita selalu jelaskan kita selalu berjuang untuk BUMN bagaimana BUMN agar lebih baik ke depan sehingga bumn bisa survive 100 tahun ke depan itu komitmen kita sebagai seluruh direksi BUMN," pungkas Rini Soemarno.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.