Sukses

Polri Sebut Operasi Tinombala di Poso Bisa Berubah Fungsi

Penyebab diperpanjangnya Operasi Tinombala hingga saat ini tak lain karena masih ada sisa kelompok teroris jaringan Santoso yang belum tertangkap.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi kontra-terorisme dengan nama Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah masih berlanjut hingga saat ini. Batas waktu berlangsungnya Operasi Tinombala hingga kini masih belum ditentukan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, masa Operasi Tinombala akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Bahkan, operasi di sana juga bisa diganti atau dimodifikasi hingga berubah fungsi penanganan.

"Kalau misalnya sudah aman dan macam-macam mungkin akan diganti operasi lain, atau operasinya sama tapi cara bertindaknya beda. Bisa saja angle-nya kepada kemanusiaan," ujar Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 20 Maret 2018.

Adapun penyebab diperpanjangnya Operasi Tinombala hingga saat ini tak lain karena masih ada sisa kelompok teroris jaringan Santoso yang belum tertangkap. "Ada beberapa masih kita kejar," ucap Iqbal.

Sebelumnya Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian juga menyebutkan, Operasi Tinombala tetap dilakukan di Poso karena masih ada beberapa orang yang melakukan aktivitas berbau terorisme.

"Masih ada kurang dari sepuluh orang lagi yang melakukan aksi di sana," ujar Tito saat rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu 14 Maret lalu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengurangan Personel

Operasi Tinombala merupakan operasi gabungan unsur Polri dan TNI dalam mengejar kelompok teroris pimpinan Santoso. Operasi ini berlangsung sejak 2016 lalu. Santoso sendiri telah ditangkap dalam kondisi tak bernyawa setelah terlibat baku tembak.

Tito menyatakan, operasi tersebut masih terus berlangsung hingga kini. Hanya saja terdapat pengurangan personel dalam operasionalnya.

"Operasi ini belum kita cabut dan terus dilakukan, tapi anggota dikurangi sesuai dengan pelaku atau target di sana," kata dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.