Sukses

9 Hari Obama di Indonesia, Ini Rangkuman Kegiatannya

Setelah sembilan hari berada di Indonesia, Obama terbang ke Seoul, Korsel. Berikut rekaman kegiatan berlibur Obama di sejumlah wilayah.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sembilan hari berada di Indonesia, Presiden ke-44 AS Barack Obama melanjutkan kunjungannya ke Korea Selatan. Dia terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 10.40 WIB.

Selama berada di Indonesia, pria yang memiliki nama kecil Barry itu menghabiskan waktu untuk berwisata di sejumlah wilayah eksotis Indonesia. Dalam berlibur, dia membawa rombongan yang berjumlah 14 orang. Mereka adalah istrinya, Michelle Obama, dan anaknya, Natasha Marian Obama dan Malia Ann Obama. 

Selain itu, Alex David Arevalo, Anita Breckenridge, Chynna Yrome Dywris Clyton, Gar-Yeu Ng Konrad, Katina Latrelle Hoyles, Ng Suhaila Kala Nai-La, Joshua David Pruett, Maya Kasandra Soetoro, Allen Antonio Taylor, dan Ng Savita Lola Yan Song.

Setelah berlibur, Obama menghadiri sejumlah pertemuan penting di Bogor, Jawa Barat dan Jakarta. Pertemuan ini merupakan agenda yang telah lama disusun.

Bagaimana jejak Obama selama berada di Indonesia? Berikut ulasannya:

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Berlibur di Bali

Pulau Bali menjadi tempat pertama yang dituju Barack Obama saat memulai kunjungannya ke Indonesia. Dengan menggunakan pesawat pribadi miliknya jenis Gulfstream G-V N50JE, Obama dan rombongan mendarat di Bandara Ngurah Rai pada Jumat 23 Juni 2017 pukul 18.52 Wita.

Usai menuruni tangga pesawat, Obama dan keluarga kemudian menginap di Hotel Four Season di Desa Sayan, Ubud. Di Pulau Dewata ini, akan menghabiskan lima hari di sana, yaitu 23-28 Juni 2018.

Dalam menikmati liburan di Bali, Obama mengunjungi sejumlah lokasi wisata. Di antaranya pergi ke museum Agung Rai Museum of Art (ARMA) di kawasan Gianyar, Bali, yang tak jauh dari hotel tempatnya menginap.

Kemudian pada Minggu 25 Juni 2017, ia bersama istri terlihat sedang berjalan melewati terasering padi Jatiluwih di Tabanan yang masuk ke dalam salah satu warisan dunia UNESCO.

Obama mengenakan kaus polo biru dan Michelle mengenakan topi baseball dengan jaket yang diikatkan ke pinggangnya. Putri bungsu mereka, Sasha (16), terlihat mengenakan topi baseball berwarna kuning cerah dan rompi putih.

Sementara, anak sulung mereka, Malia, tak terlihat dalam kesempatan itu.

Sedangkan pada Senin 26 Juni, Obama melakukan olahraga ekstrem arung jeram bersama istrinya, Michelle, dan dua anaknya Malia serta Sasha di Sungai Ayung, Badung. Dan pada hari berikutnya, dia dan sekeluarga berkunjung ke Pura Tirta Empul di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.

Pada hari terakhir, Obama terbang ke Yogyakarta meninggalkan Bali pukul 12.11 Wita.

Gubernur Bali I Made Mangku Pastika, Pangdam lX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, dan Komandan Lanud Ngurah Rai Kolonel Pnb Wayan Superman turut melepas kepergian Obama dan keluarga.

3 dari 5 halaman

Menikmati Suasana Yogyakarta

Setelah melakukan perjalanan selama 19 menit, Barack Obama dan rombongan mendarat di Kota Gudeg sekitar pukul 12.30 WIB. Mulai Rabu 28 Juni hingga Jumat 30 Juni, Obama berada di Kota Pelajar.

Sewaktu kecil, Obama sering berkunjung ke Yogyakarta saat libur panjang menggunakan kereta api dari Jakarta. Dia biasa berkunjung ke rumah paman tirinya, Prof Dr Iman Sutiknjo, Dekan Fisipol UGM, di Bulaksumur, di Blok D7, Caturtunggal, Depok, Sleman. Istri Dr Iman Sutiknjo merupakan kakak dari Dr Soetoro yang tidak lain adalah ayah tiri Barack Obama.

"Ketika Obama kecil tahun 1967-1971, itu sekolahnya kan di Menteng, Jakarta, dan kalau libur panjang selalu menghabiskan liburannya di Bulaksumur Blok D7 karena ibu dari Dr Soetoro atau neneknya Obama tinggal di rumah Blok D7," ujar salah satu pendiri sekaligus pengelola Museum UGM, Widodo, Selasa 27 Juni 2017.

Tak lama tiba di Hotel Tentrem, Obama langsung meluncur mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Dia tiba pada Rabu sore, 28 Juni 2017.

Kehadiran Obama di Candi Borobudur mendapat pengawalan cukup ketat dari petugas keamanan. Iring-iringan mobil yang membawa Obama tersebut tiba di Candi Borobudur sekitar jam 16.35 WIB. Sehari setelahnya, dia mengunjungi Candi Prambanan.

"Bagi saya Candi Prambanan dan Borobudur merupakan contoh bagi pluralisme dan toleransi di Indonesia. "Demikian kesan Barack Obama yang disampaikan dalam Kongres Diaspora Indonesia di The Hall Kasablanka, Sabtu 1 Juli 2017.

Tak hanya dua candi fenomenal itu, dia juga mengunjungi wisata alam Puncak Becici, Kecamatan Dlingo, Bantul. Datang bersama anak dan istrinya, Obama selalu menunjukkan gaya kasual. Dia mengenakan kaus polo berwarna biru, celana panjang putih, serta kacamata hitam.

4 dari 5 halaman

Hadiri Jamuan Jokowi

Setelah menikmati liburan di Bali dan Yogyakarta, Obama menghadiri undangan dari Presiden Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat. Dalam pertemuan yang dibalut dengan suasana santai itu, Jokowi dan Obama membahas hal penting.

"Pertemuan dengan Obama bagus sekali. Banyak hal penting yg kami bahas, dalam suasana santai, sambil makan bakso -Jkw," tulis Jokowi dalam akun Twitternya, @jokowi, yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Sabtu 1 Juli 2017.

Selanjutnya di mata Obama, Presiden Jokowi merupakan sosok yang tenang dan merupakan seorang pemimpin yang berintegritas. "Sejak kami bekerja bersama, saya selalu melihat pribadi yang tenang, penuh integritas, seseorang dengan disiplin yang tinggi," ujar Obama dalam Kongres Diaspora Indonesia di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu 1 Juli 2017.

Obama mengaku cukup mengenal baik seorang Jokowi. Meski, keduanya baru beberapa kali bertemu secara langsung.

Pertemuan yang berlangsung satu jam tersebut diisi dengan jamuan khas nusantara. Jajanan pasar, seperti onde-onde, talam ubi, kue mangkuk, dan panada cakalang, termasuk secangkir teh hangat menemani obrolan hangat mereka.

5 dari 5 halaman

Pembicara di Kongres Diaspora Indonesia

Pada agenda terakhir, Barack Obama menghadiri dan menyampaikan pidato pada 4th Congress of Indonesian Diaspora atau Kongres Diaspora Indonesia ke-4 yang digelar di Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Pidato Obama di kegiatan tersebut juga merupakan kali pertama ia berbicara di hadapan publik di kawasan Asia, setelah meninggalkan kursi kepresidenan Gedung Putih pada Januari 2017 lalu.

Banyak pesan dan kesan yang disampaikan Barack Obama terkait dengan Indonesia. Di antaranya tentang tantangan yang harus dihadapi Indonesia maupun dunia. Tantang tersebut seperti diskriminasi terhadap mereka yang berbeda, marginalisasi, persoalan ekonomi, hingga ancaman terorisme.

"Kita harus berpikiran baru, bekerja sama. Untuk beradaptasi, menghadapi perubahan, menghargai ide-ide universal, dan kita harus menghadapi ketakutan dengan harapan," kata Obama dalam pidato pembukaan Kongres Diaspora Indonesia ke-4, Sabtu 1 Juli 2017.

Selain itu, dia juga menyampaikan kesannya tentang toleransi di Indonesia. Bagi dia, kedamaian dalam keberagaman, pluralisme, toleransi, juga demokrasi, tidak "jatuh dari langit". Namun, hal yang harus dijaga dan dilestarikan.

"Masa depan bergantung pada orang yang percaya dengan pluralisme, yang menghargai HAM, dan toleransi," kata Obama.

Ketua Board of Trustees Indonesian Diaspora Network Global, Dino Patti Djalal mengapresiasi pidato Barack Obama. Menurut dia, pesan yang disampaikan merupakan kondisi dunia yang sebenarnya.

"Pidatonya bukan basa-basi, tapi benar-benar memberikan pandangan beliau yang sejujurnya mengenai kondisi dunia," kata Dino di sela-sela acara Kongres Diaspora Indonesia, Sabtu (1/7/2017).

Dalam pidatonya, Obama memuji keberagaman dan toleransi di Indonesia. Menurut Obama, dilihat dari sejarah dan latar belakangnya, ada kesamaan antara Indonesia dan Amerika Serikat. Terutama, dalam hal keberagaman.

"Saya kira pesan (mantan) Presiden Obama itu bisa menginspirasi bangsa kita. Nilai penting bahwa kita harus bisa menjaga keindonesiaan kita. Kemudian kebinekaan, solidaritas, toleransi, dan keterbukaan demokrasi harus diperjuangkan," ucap Dino.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.