Sukses

Kapolri: Perpecahan Bisa Muncul karena Kesenjangan Ekonomi

Kapolri Tito mengatakan, saat ini masyarakat tidak boleh tutup mata bahwa Indonesia didominasi oleh kelas menengah yang kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengajak masyarakat untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bangsa yang terdiri atas berbagai macam suku, agama, dan ras tidak boleh terpecah-belah.

"Marilah bersama-sama menjaga keutuhan NKRI, khususnya kepada umat Islam sebagai agama terbesar di Indonesia," kata Kapolri Tito saat melaksanakan silaturahim di Pondok Pesantren Bumi Shalawat, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu.

Dia menuturkan, perpecahan bisa saja muncul akibat kesenjangan ekonomi yang semakin melebar. Karena itu, pemerintah terus berupaya mengatasi hal tersebut.

"Keberagaman ini bisa pecah karena adanya disparitas gap dari yang kaya dan yang miskin. Kita sudah 72 tahun menjaga keutuhan NKRI tetap utuh," ujar Tito yang dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, saat ini tidak boleh tutup mata bahwa Indonesia didominasi oleh kelas menengah yang kuat. Untuk itu, dampak negatifnya harus dijaga serta diberikan rambu-rambu.

"Hal ini supaya tidak menimbulkan pencetus konflik ideologi radikal bebas, berserikat berkelompok organisasi terlihat tanpa bentuk yang bersifat eksklusif yang bisa menimbulkan gap perpecahan satu sama yang lainnya," ucap dia.

Ia mengatakan, salah satunya adalah beberapa kali bom meledak dan sebagai puncak gunung es adalah aksi demo besar yang berpotensi rusuh.

"Isu sensitif seperti ras, masalah kesukuan, apalagi agama, akan menjadi potensi gangguan kebinekaan. Artinya tidak bisa berdiam diri karena semuanya dinamis," ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, Polri mengajak semua pihak seperti dari Polri dan TNI kemudian umat Islam sebagai warga mayoritas agama untuk menjaga NKRI.

"Mari selesaikan potensi konflik internal, penyelesaian konflik dan mengembangkan persatuan bangsa dengan didukung nilai yang kuat untuk menjaga NKRI," ajak Kapolri Tito.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.