Sukses

Kaleidoskop News Desember 2016: Kakak Angkat Berhijab Dukung Ahok

Di ruang mediasi di gedung eks PN Jakarta Pusat, Nana pun memeluk dan menangis bersama Ahok untuk meluapkan kesedihannya.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terus bergulir. Kakak angkat Ahok, Nana Riwayatie, yang hadir dalam sidang perdana tak kuasa menahan kesedihannya. Di ruang mediasi di gedung eks PN Jakarta Pusat, Nana pun memeluk dan menangis bersama Ahok untuk meluapkan kesedihannya.

Tak hanya itu, dugaan penistaan agama juga dialamatkan PMKRI pada Pemimpin Front Pembela islam (FPI) Rizieq Shihab. Dia dilaporkan atas penggalan video ceramahnya yang menyebar di Instagram dan Twitter. Berita dugaan penistaan agama oleh Ahok dan Rizieq Shihab ini menjadi yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com pada Desember 2016.

Sementara kasus perampokan di Pulomas, Jakarta Timur, yang menewaskan enam orang dan lima lainnya kritis juga menghebohkan publik Tanah Air. Perampokan sadis disertai penyekapan itu terungkap setelah teman korban berkunjung ke rumah kerabatnya tersebut.

Namun, sesampainya di lokasi ia malah menemukan 11 orang orang disekap dalam sebuah kamar mandi berukuran 1,5x1,5 meter.

Berita tak kalah menghebohkan datang dari anggota DPR Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio. Komedian itu disebut-sebut mengatakan, pengungkapan teroris di Bekasi merupakan pengalihan kasus yang mendera gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Polri yang memanggil Eko tanpa persetujuan Presiden Jokowi pun mengundang perhatian publik.

Berikut 6 berita yang paling banyak menarik perhatian pembaca Liputan6.com selama Desember 2016:

1. Kakak Angkat Berhijab Peluk Ahok Sambil Menangis Usai Sidang

Ahok dipeluk kakak angkatnya Nana Riwayatie sambil menangis usai persidangan. (Ist)

Usai sidang perdana kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pergi ke ruang mediasi di gedung eks Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Di sana, kakak angkatnya, Nana Riwayatie, menunggu.

Di ruangan itulah, keduanya menangis bersama. Nana memeluk Ahok dari belakang ketika gubernur nonaktif DKI Jakarta itu tengah duduk. Keduanya terlihat sangat sedih usai menjalani sidang perdana ini.

"Saya terharu lihat adik saya digituin. Kami berdua ingat orangtua kami," ujar Nana kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa 13 Desember 2016.

Selengkapnya...

2. Rizieq Shihab Dipolisikan dengan Pasal Penistaan Agama

Pimpinan FPI, Muhammad Rizieq Shihab menyapa awak media usai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, Jakarta, Rabu (23/11). Rizieq diperiksa sebagai saksi ahli dalam kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI melaporkan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Polda Metro Jaya. Mereka melaporkan Rizieq dengan dugaan penistaan agama.

Tak hanya Rizieq, dalam laporan yang diterima dengan nomor LP/6344/XII/2016/PMJ/Dit. Reskrimsus ini juga melaporkan Fauzi Ahmad selaku pengunggah penggalan video ceramah Rizieq di Instagram dan Saya Reya, pengunggah video di Twitter.

Selengkapnya...

3. Detik-Detik Terungkapnya Pembunuhan Sadis di Pulomas 

Zanette Kalila Azaira (13) menangis histeris saat prosesi pemakaman jenazah korban pembunuhan Pulomas di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Rabu (28/12). Belum diketahui motif peristiwa tersebut, apakah perampokan atau pembunuhan. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Sheila Putri (9) tidak menyangka kedatangannya pada Selasa pagi, 27 Desember 2016, ke kediaman Dianita Gemma Dzalfayla (9) menjadi pertemuan terakhirnya dengan sahabat karibnya itu. Dia menjadi saksi pertama dari pembunuhan sadis Pulomas yang memakan korban enam orang penghuni rumah di kawasan Pulomas, Jakarta Timur.

Berawal dari keputusan Sheila yang langsung bergegas ke rumah Gemma pukul 09.30 WIB. Sebab, sebelumnya pada Senin, 26 Desember 2016, dia sulit menghubungi Gemma padahal keduanya sudah janjian untuk main bersama.

Tiba di kediaman berlantai dua di Jalan Pulo Mas Utara Raya, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur itu, Sheila curiga dengan kondisi pintu rumah yang tidak terkunci. Terlebih, suasana rumah tampak sepi dan berbeda dari biasanya.

Sheila pun nekat masuk ke dalam rumah tersebut. Hanya saja, tiba-tiba muncul suara rintihan dari dalam kamar mandi yang membuatnya panik dan lari keluar rumah untuk meminta bantuan.

Selengkapnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Korban Pembunuhan Sadis Pulomas

4. Liburan Terakhir Korban Pembunuhan Sadis Pulomas dan Sang Istri

TKP perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur

Endah tak pernah menyangka liburan Natal ini menjadi pertemuan terakhirnya dengan sang suami. Tasrok, sang suami, meninggal dunia dalam sebuah kamar mandi berukuran 1,5x1,5 meter bersama 10 orang lainnya. Pria berusia 38 tahun itu menjadi korban pembunuhan sadis di Pulomas, Kayu Putih, Jakarta Timur.

Padahal, baru dua bulan lalu keduanya mengecap manis dan pahitnya berumah tangga.

"Ya, saya baru berumah tangga dengannya dua bulan. Saya juga mengenalnya di rumah Pak Dodi (pemilik rumah TKP pembunuhan sadis Pulomas), kebetulan saya pernah bekerja di sana," ucap Endah di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember 2016.

Selengkapnya...

5. Misteri Pembunuhan Sadis di Pulomas

Mobil jenazah terparkir di lokasi perampokan sadis yang terjadi di Jalan Pulomas Utara, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12). Belum diketahui motif peristiwa tersebut, apakah perampokan atau pembunuhan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saban pagi, Sukirno dan empat rekannya berkeliling di kawasan Pulomas Utara, Jakarta Timur. Aktivitas itu rutin dilakukan Sukirno dan empat rekannya.

Namun, pada hari itu, wilayahnya mendadak heboh. Sebab, kabar yang diterima telah terjadi perampokan di wilayah 'kekuasaannya' itu. Enam orang dilaporkan meninggal dunia dan lima lainnya dalam kondisi kritis.

Selengkapnya...

6. Polri Sebut Pemanggilan Eko Patrio Tak Perlu Persetujuan Jokowi

Eko Patrio ke Dewan Pers, Jakarta, Rabu (21/12/2016). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Agus Andrianto mengungkapkan undangan klarifikasi terhadap anggota DPR Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio tidak perlu menunggu persetujuan dari Presiden.

Agus beralasan, Eko Patrio hanya diundang untuk mengklarifikasi atas laporan dugaan tindak pidana Kejahatan terhadap Penguasa Umum dan atau UU ITE.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini