Sukses

Kopi Pagi: 'Neraka' Macet Mudik

Terjebak kemacetan parah membuat banyak orang tersiksa hingga berakibat jatuhnya korban jiwa.

Liputan6.com, Jakarta - Macet dan mudik, bagai dua keping mata uang yang tak bisa dipisahkan. Namun tahun ini kemacetan terasa lebih menyiksa, terutama bagi para pemudik yang melalui ruas tol.

Memasuki H-4 Lebaran, kemacetan parah sudah menyergap ruas Tol Cikopo-Palimanan. Di gerbang Tol Palimanan, antrean kendaraan mencapai belasan kilometer.

Kemacetan semakin menggila memasuki ruas Tol Pejagan-Brebes, Jawa Tengah. Pada H-2, kemacetan mencapai 35 kilometer sebelum memasuki gerbang Tol Brebes Timur.

Panjangnya kemacetan membuat sebagian pemudik memilih memutar balik ke arah Jakarta, untuk menempuh jalur lain. Namun mereka yang terlanjur terjebak kemacetan harus menerima nasib, tertahan selama berjam-jam di jalan tol. Dampaknya, sejumlah korban berjatuhan.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hanya dalam kurun tiga hari saja 11 orang meregang nyawa, akibat kemacetan parah di ruas Tol Brebes, Jawa Tengah.

Sebagian besar korban, terutama lanjut usia, meninggal dunia akibat kelelahan setelah kendaraan yang mereka tumpangi terjebak kemacetan panjang.

Namun Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meragukan korban meninggal dunia akibat terjebak macet saat mudik.

Kemacetan memang identik dengan tradisi mudik. Kemacetan mengular sudah sangat dimaklumi pemudik. Namun tetap saja, pemudik berharap agar perjalanan mudik bisa lebih nyaman.

Tak hanya di ruas tol, kemacetan parah juga melanda jalur Pantai Utara Jawa. Arus kendaraan tersendat begitu memasuki Cirebon, Jawa Barat, hingga Brebes, Jawa Tengah.

Kepadatan di jalur Pantura ini makin bertambah dengan ribuan pemudik yang menggunakan sepeda motor.

Jalur selatan, tak jauh beda. Kemacetan hingga belasan kilometer juga terjadi di jalur Nagreg.

Menurut catatan polisi, jumlah kendaraan yang melalui jalur utara, tengah dan selatan pada arus mudik tahun ini lebih dari 2,5 juta kendaraan. Baik roda empat maupun roda dua. Jumlah ini memang menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 2,7 juta kendaraan.

Meski jumlah kendaraan menurun, faktanya kemacetan parah tetap tak terhindarkan. Titik-titik pertemuan arus kendaraan dari ruas tol dan non tol seharusnya menjadi perhatian serius petugas, agar lalu lintas tidak terkunci.

Lalu apa yang harus dilakukan pemerintah agar kemacetan parah saat mudik tidak terus berulang?

Mudik yang seharusnya menjadi momen spesial untuk merayakan Lebaran bersama keluarga tercinta di kampung halaman, kini seakan berubah menjadi momok menakutkan. Terjebak kemacetan parah membuat banyak orang tersiksa hingga berakibat jatuhnya korban jiwa.

Saksikan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (10/7/2016), berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.