Sukses

Libur Lebaran Lebih Lama, JK Harap Tak Ada Penumpukan Pemudik

JK menerangkan, setiap tahun permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola arus mudik selalu berubah.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap masyarakat memanfaatkan waktu cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 2016 yang cukup panjang ini dengan mudik secara baik. Sehingga, penumpukan kendaraan dan kemacetan bisa dikurangi.

"Kita kasih cuti bersama 3 hari 1 di depan 2 di belakang, jadi satu minggu, malah sekarang 9 hari karena ada Sabtu-Minggu. Itu kan luar biasa sehingga tidak bertumpuk, dulu orang bertumpuk," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (1/7/2016).

"Jadi tinggal pengaturannya saja diusahakan mereka besok mulai cuti berangsur angsur lah. Ada 4 hari, orang boleh pulang kampung Sabtu, Minggu, Senin, Selasa 4 hari. Kalau sekian puluh juta terbagi 5 saja karena pasti ada yang lebih dulu saya harap tahun ini lebih aman," imbuh pria yang kerap disapa JK itu.

Dia menerangkan, setiap tahun permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam mengelola arus mudik selalu berubah. Masuk tahun 1990-an, masalah utama ada pada kereta api dan bus. Sistem yang belum baik membuat masyarakat susah payah menggunakan transportasi umum.

Belakangan masalah berubah menjadi kemacetan. Tingkat ekonomi masyarakat yang meningkat membuat pembelian kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan mobil ikut meningkat. Sehingga kebutuhan infrastuktur seperti jalan dan ruas tol baru menjadi perhatian utama.

"Nanti masalahnya beda lagi masalahnya di pintu tol. Karena itulah musti diubah ke elektronik. Karena 30 detik saja proses pengambilan kartu itu kalikan sekian juta. Jadi bottle neck itu di situ," ucap JK.

Untuk mengatasi itu semua, tentu butuh inovasi dan manajemen yang baik. Teknologi terbaru untuk melayani kebutuhan masyarakat harus dikedepankan.

"Jadi memang selalu masalah baru perlu ada sistem baru teknologi baru. Tapi tahun ini diharap lebih baik sehingga tidak ada orang yang Lebaran di jalan. Jauh lebih baik dibanding, hampir tidak ada lagi," pungkas JK.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini