Sukses

Tangis Haru Mensos di Rumah Korban Kejahatan Seksual Sidoarjo

Ketika Khofifah datang, warga di sekitar tempat tinggal NR pun ikut berkerumun. Bahkan mereka berebut masuk untuk melihat apa yang terjadi.

Liputan6.com, Sidoarjo - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mendatangi NR (14), korban kejahatan seksual 5 pria hingga hamil, di rumahnya Dusun Jangan Asem, Desa Trompo Asri, Kecamatan Jabon, Sidoarjo.

SR, sang ibunda, tak kuasa mehanan air mata saat menceritakan apa yang dialami putrinya. Sementara NR terlihat kebingungan ketika banyak orang datang.

"Ramai banget orang," bisik NR kepada salah seorang pendamping yang terus memeluknya, Minggu (22/5/2016).

NR tak menunduk ketika kamera membidik wajahnya. Mengenakan daster kuning lusuh dia sesekali melempar senyuman kepada orang yang berkerumun di sekitar tempat duduknya.

Ketika Khofifah datang, warga di sekitar tempat tinggal NR pun ikut berkerumun. Bahkan mereka berebut masuk untuk melihat apa yang terjadi di rumah gubuk itu.

"Nggak ada orang yang mau diuji, tapi kalau panjenengan (Anda) kuat, insya Allah semua bisa dilewati," bisik Khofifah kepada Ibunda NR.

Namun, air mata SR tak berhenti tumpah. Beberapa kali Khofifah memberikan tisu untuknya, mengusap air matanya. Khofifah pun tak kuasa membendung air matanya. Dia terharu mendengar cerita tragis NR.


Peristiwa nahas itu menimpa NR pada Agustus 2015, namun sang Ibunda baru mengetahui jika putrinya menjadi korban kejahatan seksual dan hamil pada Desember 2015. Selama itu NR bungkam dan menanggung sendiri bebannya.

Gadis 14 tahun menjadi korban kejahatan seksual 5 orang. Dua penjahat berusia 40 tahun dan 21 tahun sementara 3 pelaku masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Kini NR hamil 8 bulan. Tapi para pelaku masih menghirup udara bebas. SR sebenarnya sudah pernah melaporkan peristiwa yang menimpa putrinya ke Polres Sidoarjo pada Desember 2015, namun hingga kini tak ada respons.

"Ternyata sudah pernah melapor ketika dia sedang hamil 1 bulan, maka saya mohon segera ditindak karena pelakunya ada di desa yang sama," ujar Khofifah.

Kasus ini tak berjalan di kepolisian karena keluarga NR tak mendapat akses. "Salah satu penyebab laporan tidak ter-follow up karena kemiskinan dan akses. Bahwa keadilan itu mahal," tutup Khofifah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini