Sukses

Menuai Protes, KPK Evaluasi Prosedur Penggeledahan

Namun, Agus mengatakan jika tim yang datang untuk menggeledah ruangan politikus PDIP Damayanti Wisnu Putranti sudah sesuai prosedur.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Sahardjo mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi standar operasi atau SOP penggeledahan. 

"Kami harus menghormati pengamanan objek vital lembaga negara. Ke depan SOP akan kami dievaluasi. Kami akan tetap menjaga dan menghormati prosedur," kata Ketua KPK Agus Sahardjo di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

Namun, Agus mengatakan jika tim yang datang untuk menggeledah ruangan politikus PDIP Damayanti Wisnu Putranti sudah sesuai prosedur. "Banyak pertanyaan sama, mengenai penggeledahan. Kedatangan kami di DPR sudah sesuai standar," kata Agus.

Penyidik KPK, lanjut Agus, masuk ke dewan pukul 10.00 WIB. "Kami melewati tangga dengan maksud untuk menghindari wartawan dan itu diantarkan oleh Sufmi Dasco Ahmad," ujar Agus.


Insiden Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan penyidik KPK itu, kata Agus, baru terjadi pukul 13.00 WIB setelah kami melakukan penggeledahan di 2 tempat.

"Kejadiannya di lantai 3. Kami tak ingin menjadi sensasi dan tontonan dari para wartawan. Karena kami memang harus menghormati objek vital lembaga negara," kata Agus.

Berharap Tidak Terulang

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar Adies Kadir berharap penggeledahan di DPR dengan polisi bersenjata lengkap tidak lagi terulang ke depannya.

Adies juga mengaku kecewa karena penyidik KPK masuk begitu saja ke Gedung DPR tanpa menjelaskan keperluannya.

"Yang kurang baik jangan terulang. Melihat penyidik masuk ke rumah kami (DPR) tanpa mau tahu keperluannya apa, main masuk saja, di pos pun begitu. Kemudian (Brimob) membawa senjata laras panjang seperti siap perang," ucap Adies.

Harapan yang sama juga dikemukakan Didik Mukrianto. Anggota Komisi III DPR Fraksi Partai Demokrat ini hiruk pikuk DPRKPK melahirkan persepsi tidak baik.

"Kami juga berharap tidak ada huru-hara," ujar Didik di Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.