Sukses

6 Kebiasaan Jokowi yang Tak Hilang Saat Jadi Presiden Terpopuler

Kini, meski sudah menjadi Presiden RI, bapak tiga anak itu tidak pernah menanggalkan kebiasaan dan kesederhanaannya.

Liputan6.com, Jakarta - Meski sudah menjadi Presiden RI, bapak tiga anak itu tidak pernah menanggalkan kebiasaan dan kesederhanaannya. Sebaliknya, Jokowi memperkuat citranya sebagai pemimpin sederhana yang selalu dekat dengan rakyat. Kabar ini menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Selasa kemarin.

Berita lainnya yang juga populer di mata pembaca adalah tentang bentuk wajib militer di sejumlah negara. Demikian pula dengan perusahaan asal Singapura yang menjadi tersangka dalam kasus pembakaran lahan di Riau.

Top 5 News Selengkapnya:

1. 6 Kebiasaan Jokowi yang Tak Hilang Selama Setahun Jadi Presiden

Hari ini pemerintahan Jokowi-JK genap setahun. Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai resmi memerintah pada 20 Oktober 2014, setelah keduanya dilantik di Gedung DPR/MPR. Jokowi berhasil menjadi pemimpin tertinggi di negeri ini setelah mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dalam Pemilihan Presiden Juli 2014.

Jokowi memulai kariernya di pemerintahan dengan menjadi Wali Kota Solo. Terhitung dua periode Jokowi memimpin Solo. Namun, belum tuntas periode kedua kepemimpinannya, Jokowi berangkat ke DKI Jakarta untuk memimpin ibu kota bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Kini, meski sudah menjadi Presiden RI, bapak tiga anak itu tidak pernah menanggalkan kebiasaan dan kesederhanaannya. Sebaliknya, Jokowi memperkuat citranya sebagai pemimpin sederhana yang selalu dekat dengan rakyat. Berikut kebiasaan-kebiasaan Presiden Jokowi yang tak hilang selama setahun ia memerintah bersama Jusuf Kalla.

Selengkapnya...

2. Gagal Damai Bobotoh-Jakmania

Hubungan antara Bobotoh dan Jakmania kembali tidak harmonis. Ratusan simpatisan klub sepakbola Persija Jakarta berbuat keributan saat pertandingan antara Persib melawan Sriwijaya FC dalam final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Minggu 18 Oktober 2015.

Dari melempari batu ke petugas kepolisian yang berjaga, berusaha merangsek masuk stadion GBK dan menyanyikan makian ke Persib, hingga pencegatan dan sweeping bus yang membawa Bobotoh, pendukung Persib kembali ke Bandung saat di Cawang, Jakarta.

2 Anggota polisi yaitu Bripka Andi Trisnadi dan Brigadir Dendi Perdana, 2 anggota Polrestabes Bandung turut terluka saat mengawal bus Bobotoh. Keduanya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Mereka terkena lemparan batu dan kaca dari orang tidak dikenal di 2 kawasan berbeda yaitu di kawasan Cawang dan di dalam ruas jalan tol kilometer 7.

Selengkapnya...

3. Wajib Militer, Lain Ladang Lain Belalang

Suasana ruang sidang gaduh. Keluarga Yoon Seung-joo berteriak kaget. Mereka menolak keputusan sidang militer tersebut yang digelar dan diputus sebulan setelah kematian prajurit muda itu.

Yoon Seung-joo adalah prajurit produk wajib militer Korea Selatan. Pemuda 21 tahun itu tewas di tangan prajurit senior setelah berbulan-bulan disiksa, dipukuli, diberi makan sisa oleh para atasannya. Terakhir, ia tewas kehabisan nafas karena dipukuli dan dicekek saat dipaksa makan. Namun, tak ada otopsi atas kematiannya.

Keluarganya histeris saat mendengar kematian anak laki-lakinya.

"Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi dalam barak. Saat kami diberi tahu anakku mati, aku tidak percaya," isak Ahn Mee-ja, sang ibu, sebelum sidang berlangsung.

Selengkapnya...

4. Perusahaan Singapura Jadi Tersangka Pembakaran Hutan di Riau

Setelah mencekal petingginya, akhirnya Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau menetapkan perusahaan asal Singapura sebagai tersangka kebakaran hutan dan lahan. Hal itu dilakukan penyidik setelah menemukan bukti cukup tentang keterlibatan perusahaan tersebut membakar puluhan hektar lahan di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu.

"Perusahaan ini berinisial PT PLM asal Singapura. Penetapan dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara dan mengecek ke lokasi perusahaan yang terbakar," ungkap Wakil Ditreskrimsus Polda Riau AKBP Ari Rahman Navarin, Selasa (20/10/2015).

Sebelum menetapkan korporasi ini sebagai tersangka, sebelumnya penyidik Polda Riau memeriksa para petinggi dan staf diperusahaan. Sebagian petinggi bahkan sudah dicekal agar tak bepergian ke luar negeri.

Selengkapnya...

5. Bela Negara ala Militer, Perlukah?

Pemerintah tengah mempersiapkan program bela negara, sejumlah pejabat terkait menyatakan bahwa program bela negara ini berbeda dengan wajib militer seperti sejumlah negara lain. Program ini disebutkan hanya untuk pelatihan untuk warga negara guna mencapai kualitas disiplin diri yang bagus.

Pencanangan program bela negara ini sebagai implementasi dari Nawacita Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi - JK, dan ditargetkan dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, sebanyak 100 juta warga sipil akan menyelesaikan program bela negara ini. Seperti apakah program bela negara ini? Mari kita simak dalam infografis di bawah ini.

Selengkapnya...

(Ado/Mar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.