Sukses

Tragedi Hercules: Kesaksian Korban

Pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara jatuh di Magetan, Jawa Timur. Tidak hanya prajurit TNI AU, sejumlah warga sipil turut menjadi korban.

Liputan6.com, Jakarta: Armada TNI Angkatan Udara kembali memakan korban. Di pagi hari pada Rabu pekan lalu, pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara jatuh di Desa Geplak, Magetan, Jawa Timur. Bangsa ini kembali kehilangan prajurit-prajurit terbaiknya akibat kondisi alat utama sistem senjata (Alutsista) yang dimiliki TNI amat buruk. Tidak hanya prajurit TNI, sejumlah warga sipil turut menjadi korban.

Dua balita, Angga dan Anggun, harus kehilangan ibu dan kakaknya sekaligus dalam peristiwa jatuhnya pesawat nahas itu. Meski selamat, kedua bocah ini mengalami retak di tulang kaki akibat tertimbun bagian pesawat. Demikian pula halnya dengan Yayuk yang harus merelakan kepergian ibunya Ngatini, sekaligus mertuanya Suminah.

Lain lagi cerita Suyono. Kuli bangunan ini mengaku baru pertama kali naik pesawat ketika menumpang Hercules C-130 itu. Ketika musibah datang, dia tak kuasa mengelak dari bala. Nyawanya memang selamat, tapi kedua kakinya patah. Bahkan, bagi Sulasmin yang warga Magetan, ditimpa pesawat jatuh sangat jauh dari bayangan terburuknya. Namun, bencana itu datang saat dia sedang menyapu rumahnya. Kini, dia masih tergolek lemah di Rumah Sakit Soedono, Madiun.

Setiap kali kecelakaan terjadi, isu minimnya anggaran pemeliharaan dan pengembangan Alutsista selalu mengemuka. Namun, isu tersebut tak kunjung membuat perubahan. Buktinya, dari kebutuhan minimal Rp 130 triliun, pemerintah hanya menganggarkan Rp 36,39 triliun di tahun 2008 untuk anggaran pertahanan. Bahkan, tahun ini malah turun menjadi Rp 35 triliun. Bandingkan dengan Singapura yang wilayahnya tak seluas Jakarta, anggaran pertahanannya mencapai Rp 46 triliun.

Pemerintah bisa berdalih bahwa saat ini pos-pos anggaran sedang diketatkan. Namun, menjadi kontraproduktif ketika kebijakan itu menjadikan nyawa prajurit dan warga sepil sebagai tumbalnya. Jadi, benarkah kebijakan pengetatan ikat pinggang pemerintah telah ikut mengurangi keselamatan dan kualitas perangkat TNI? Temukan jawabannya dalam tayangan Barometer edisi 27 Mei 2009. Selamat menyaksikan.(ADO/VIN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.