Sukses

Jalur Celeng Menembus Jawa

Sudah seharusnya pemerintah punya regulasi yang ketat terkait dengan peredaran daging celeng yang diantaranya masuk Pulau Jawa.

Liputan6.com, Lampung - Anda tentu pernah mendengar adanya bakso daging babi hutan (celeng) atau kecurangan lain seperti daging sapi yang dioplos dengan daging celeng. Belakangan ini, peredaran daging babi hutan di Tanah Jawa memang kian tak terkendali.

Pulau Sumatera ternyata menjadi salah satu penyumbang aktif masuknya daging-daging celeng. Banyaknya populasi dan harga yang jauh lebih murah dibandingkan daging sapi  menjadi celah bagi oknum tertentu berbuat curang.

Tim Sigi Investigasi SCTV pun mencari tahu. Sang surya masih belum sempurna berpendar, namun sekelompok pemburu celeng di Lampung sudah bergerak merambah ke kawasan yang dianggap ramai populasi celeng. Kebun-kebun tebu lokasi celeng berkeliaran menjadi sasaran.

Jebakan dipasang, lilitan kawat baja menyerupai kerucut ditempatkan pada setiap ruas di antara pohon tebu. Maksudnya jelas, agar gerombolan celeng yang beranjang sana-sini kena jerat dan masuk perangkap.

Guna mempercepat proses perburuan, anjing-anjing yang haus berburu celeng dilepas dan dengan indera penciuman yang tajam siap mengacak-acak sarang celeng. Tak butuh waktu lama, jeritan celeng terdengar masuk ke dalam jerat perangkap. Tim pemburu pun langsung bertindak.

1 Celeng terperangkap. Belum lama, kami pun berpindah lokasi untuk berburu celeng yang lain. Tapi perpindahannya pun tak sembarangan. Bekas jejak kawanan babi hutan menjadi patokan yang empuk untuk kembali gelar jebakan buat sang celeng.

Perburuan babi hutan bukan hal yang baru bagi masyarakat Pulau Sumatera. Selain menjadi hama yang bisa merusak hasil perkebunan, adanya nilai ekonomi menjadikan sekelompok orang tergiur mendulang rupiah di sini.

Lantas kemanakah hasil buruan itu dibawa? Lewat sejumlah informan, Tim Sigi Investigasi SCTV pergi ke salah satu pengepul yang biasa menerima babi hutan. Ada yang menarik, ternyata daging celeng itu tak hanya beredar di wilayah Sumatera, bahkan sudah tembus ke wilayah Pulau Jawa.

Banyaknya populasi babi hutan di Pulau Sumatera menjadi ladang emas tersendiri bagi para pengepul dan penjual daging babi segar. Tetapi yang kemudian menjadi bersinggungan dengan pelanggaran adalah tekstur daging babi hutan yang mirip dengan daging sapi. Terlebih harga yang cukup murah memancing kecurangan orang-orang tertentu.

Seiring dengan perilaku tak bertanggung jawab ini, belum lama ini di Kota Sukabumi, Jawa Barat polisi menggerebek gudang pembuatan bakso daging celeng. Ada sebanyak 70 kilogram daging babi yang siap olah disita.

Tak berhenti di sini, ratusan bakso siap olah dari warung bakso yang diduga menggunakan daging celeng juga ikut disita. Adanya tangkapan ini membuktikan bahwa daging celeng segar beredar di Pulau Jawa. 

Sebuah kota di bagian selatan Pulau Sumatera disebut-sebut punya peran aktif dalam peredaran daging babi hutan ke Tanah Jawa. Sayang seribu kali sayang, karena banyaknya tangkapan yang kerap terjadi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, langkah kami sedikit terganjal. Tetapi si pengepul besar yang kami datangi membeberkan trik lain dengan menggunakan bus malam.

Dengan arahannya, kami diajak ke pangkalan bus antarpulau yang menjadi langganannya dalam pengiriman barang satu ini. Cukup mudah, tak perlu membayar biaya muatan, hanya sekadar memberi uang rokok pada si sopir. Daging babi hutan yang siap disulap menjadi daging halal mana pun akan segera menyeberang ke Pulau Jawa. Dan saat yang mendebarkan bisa dilewati. Paket yang kami kirim lolos dari pemeriksaan pelabuhan.

Pasokan daging celeng yang diseberangkan ke Tanah Jawa sudah sampai taraf memprihatinkan. Belum lama ini, pihak otoritas Pelabuhan Bakauheni menggagalkan penyeberangan 2 ton daging celeng asal Bengkulu ke Pulau Jawa.

Pelaku mencoba mengelabui petugas dengan menyamarkan daging celeng di bawah tumpukan buah kelapa yang ditutup dengan kain terpal. Daging-daging celeng ini akhirnya dimusnahkan oleh Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Pelabuhan Bakauheni.

Banyaknya kasus-kasus upaya penyeberangan daging babi hutan ke Jawa membuat pihak Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Pelabuhan Bakauheni mengetatkan regulasi.

Sudah seharusnya pemerintah punya regulasi yang ketat terkait dengan peredaran daging celeng yang di antaranya masuk Pulau Jawa. Hal ini dirasa perlu untuk menekan kemungkinan buruk dari adanya pemanfaatan daging celeng yang dapat merugikan banyak konsumen.

Anda penasaran bagaimana bisa daging babi hutan alias celeng segar bisa sampai beredar ke Pulau Jawa? Ingin lihat bagaimana para pemburu daging celeng bisa menangkap lalu menjual hasil tangkapannya ke pengepul? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTV, Minggu (12/4/2015), di bawah ini. (Vra/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.