Sukses

Kisah 'Makam Hitler' di Surabaya dan Dokter Tua di Sumbawa

Makam yang diduga makam Hitler itu kini sudah bersih, tidak terlihat lagi rumput liar dan jemuran pakaian di sekitarnya.

Liputan6.com, Surabaya - Surabaya tidak pernah memilih dirinya sebagai Kota Pahlawan. Sebutan itu didapatkan setelah arek-arek Surabaya dengan penuh semangat membela dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan pasukan sekutu.

Pasca-peristiwa pertempuran 10 November 1945, Surabaya dinobatkan sebagai Kota Pahlawan dan di Kota Buaya ini banyak terdapat tempat bersejarah dan makam tokoh perjuangan bangsa. Di antaranya makam pencipta lagu Indonesia Raya Wage Rudolf Soepratman dan makam Bung Tomo yang terletak di Jalan Ngagel Surabaya.

Di sebelah barat makam tersebut, juga terdapat sebuah makam yang konon diduga milik pendiri Nazi, Adolf Hitler, yang disebut-sebut mengubah identitasnya menjadi dokter Poch. Dokter Poch dulu bekerja di Rumah Sakit Karang Menjangan yang saat ini dikenal sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Sutomo.

Penelusuran Liputan6.com, makam dokter Poch berada di Blok CC 258. Di batu nisannya hanya tertulis nama dr GA Poch. Tak ada tulisan tanggal kelahiran.



Warga di sekitar lokasi makam, Bu Kum (50) mengatakan, kondisi makam berukuran 2x1 meter yang dilapisi batu granit hitam itu saat ini sudah bagus dan bersih. Meskipun pagar besi yang mengelilinginya sudah berkarat.

"Baru-baru ini saja makam dokter Poch sudah bersih dari rumput liar dan sudah tidak ada jemuran pakaian yang menempel di pagar makam. Dan tanggal kematian di batu nisan juga baru ditulis menggunakan spidol permanen. Mungkin semua sudah dikondisikan sama petugas pemakaman," kata Bu Kum kepada Liputan6.com di lokasi makam, Surabaya, Kamis (2/4/2015).

Dia menambahkan, akhir-akhir ini banyak orang yang mendatangi makam dokter Poch. Gara-garanya, makam itu diduga sebagai makam mantan penguasa Jerman, Hitler.

"Banyak yang datang ke sini, Mas, setengah jam tadi juga ada dua orang yang datang ke sini. Katanya makam ini diduga makam Hitler."

Tak Ada keluarga yang Menjenguk...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Ada Keluarga yang Menjenguk

Tak Ada keluarga yang Menjenguk

Yono (53), yang rumahnya di belakang makam mengungkapkan, sejak kecil sampai sekarang dia belum pernah melihat kerabat dokter Poch datang ke makam.

"Kalau keluarganya saya belum pernah lihat, Mas. Tapi yang banyak datang ke sini ya cuma mahasiswa dan ahli sejarah saja. Seperti mahasiswa dari Universitas Indonesia dan universitas dari Medan yang berangkat dari sana ke sini naik kereta api," tutur Yono.

Yono sendiri mengaku percaya kalau makam tersebut adalah makam Hitler. Kepercayaan itu, ucap dia, muncul ketika dia mengetahui berita soal penemuan kapal selam Nazi di laut Karimun Jawa.

"Bisa jadi dokter Poch ini memang Hitler, Mas. Kalau dilihat dari latar belakang perang di Indonesia, kita tidak pernah perang dengan Jerman. Tapi kok ada kapal selam Jerman di Karimun Jawa?" tandas Yono.

Pengakuan Walikota Surabaya Risma...

3 dari 4 halaman

Pengakuan Walikota Surabaya Risma

Pengakuan Walikota Surabaya Risma

Soal keberadaan makam ini, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku telah mendapatkan informasi tentang hal itu. Risma mengaku mendapatkan informasinya dari Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun.

"Dia ngasih tahu, apa ada dokter asal Jerman yang meninggal dan dimakamkan di Ngagel. Kalau betul, itu (mungkin) Hitler. Dia hanya mengganti namanya saja," tutur Risma, Rabu 1 April 2015.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Risma langsung pergi ke makam yang dimaksud. "Ternyata memang ada, dia dokter di Rumah Sakit Dr. Soetomo," tambah Risma.

Meski telah memastikan keberadaan makam dokter Jerman itu, tapi Risma tak berani membenarkan bahwa itu adalah makam Hitler. "Data catatan kematian makam itu sudah ada, tapi saya belum menelitinya apa makam itu benar-benar makam Hitler," ucap Risma.

Dokter Tua di Sumbawa Besar...

4 dari 4 halaman

Dokter Tua di Sumbawa Besar

Dokter Tua di Sumbawa Besar

Kabar bahwa Adolf Hitler meninggal di Indonesia telah lama terdengar. Pada 1983, harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis Sosrohusodo. Dokter tersebut pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Dalam artikel itu, Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.

Klaim yang diajukan Sosrohusodo memicu polemik. Dia mengatakan, dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara tak lain adalah Hitler di masa tuanya.

Sosrohusodo juga mengaku memperoleh informasi, dr Poch meninggal di Surabaya pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di RS Karang Menjangan, Surabaya, karena serangan jantung. Usianya saat itu 81 tahun. Sehari kemudian dia dimakamkan di daerah Ngagel.

Di negara asalnya, kematian Hitler sendiri masih menjadi teka-teki. Ia diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945.

Namun, seperti ditayangkan History Channel Documentary, tengkorak yang diyakini milik sang Fuhrer Hitler, yang disimpan Rusia, bukan milik pemimpin Nazi tersebut. Tengkorak itu merupakan tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal di usia 56 tahun.

Temuan ini menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia senja. Sejumlah pendapat beredar soal lokasi kematian Hitler. Ada yang menyebut dia meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. (Sun/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.