Sukses

Gagal Panen, Padi Supertoy HL-2 Dibakar Petani

Program padi unggulan jenis Supertoy HL-2 yang diresmikan oleh Presiden gagal panen. Seratus hektare tanaman padi Supertoy siap panen ternyata tak berisi. Bulirnya hampa. Petani marah dengan membakar padi mereka.

Liputan6.com, Purworejo: Program padi unggulan jenis Supertoy HL-2 yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada April lalu gagal panen. Seratus hektare tanaman padi Supertoy siap panen ternyata tak berisi. Bulirnya hampa. Petani marah dan membakar padi mereka.

Para petani di Purworejo, Jawa Tengah menanam padi Supertoy HL-2 setelah panen perdananya dihadiri Presiden. Diharapkan padi Supertoy jadi varietas unggulan. Hanya dengan sekali tanam, padi bisa tiga kali dipanen. Caranya tinggal merawat tanaman setelah panen pertama atau kedua.

Kenyataan bicara lain. Menurut pemerintah, Supertoy HL-2 masih dalam penelitian untuk jadi varietas unggulan. "Baru dalam tahap uji coba," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla. Wapres menambahkan, para petani terburu-buru menanam padi Supertoy HL-2 sehingga hasilny kurang maksimal.

Uji coba gagal ini seharusnya jadi tanggung jawab, PT Sarana Harapan Indopangan, perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk program ini. Namun PT Sarana tidak bersedia membayar ganti rugi. Alasannya kesepakatan dengan petani, perushaan hanya bertanggung jawab untuk panen pertama saja.

Masalah masih akan berlanjut karena kecewa dan kesal para petani belum teredam. Bahkan satu peleton polisi diterjunkan ke lahan persawahan untuk menghindari keributan.

Menanggapi masalah ini, Presiden akan meminta penjelasan dari penemu varietas itu yang adalah orang dekatnya, Heru Lelono. Heru yang merupakan staf khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah merupakan Komisaris PT Sarana Harapan Indopangan, sponsor varietas padi Supertoy HL-2.

Heru Lelono juga orang di balik kontroversi teknologi "Blue Energy" yang berakhir juga dengan kegagalan. Rekan Heru Lelono dalam proyek itu, Joko Suprapto bahkan kini berstatus tersangka kasus penipuan.(JUM/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini