Sukses

27 Orang Jadi Korban Kebakaran Taman Hiburan di India, 4 di Antaranya Anak-Anak

Sekitar 300 orang dilaporkan sedang bermain di salah satu bangunan yang terbakar di taman hiburan India. Polisi memperingatkan jumlah korban masih bisa bertambah.

Liputan6.com, Jakarta - Empat anak kecil termasuk di antara 27 korban tewas dalam kebakaran di sebuah taman hiburan yang ramai di Gujarat, India, pada Minggu (26/5/2024). Polisi mengatakan keempat anak yang dilaporkan tewas berusia di bawah 12 tahun.

"Kami telah memastikan 27 orang tewas dalam kebakaran tersebut," kata perwira senior polisi Radhika Bharai kepada wartawan semalam, memperbarui jumlah korban sebelumnya sebanyak 24 orang, dikutip dari Chanel News Asia.

Petugas lain menambahkan jumlah korban kebakaran masih bisa bertambah. Mereka juga memperingatkan bahwa banyak dari jenazah tersebut terbakar parah yang mempersulit proses identifikasi. Puluhan jenazah yang dibungkus kain putih dibariskan sebelum dibawa pergi dari pusat di Rajkot, sebuah kota di bagian barat negara bagian Gujarat.

Lebih dari 300 orang sedang menikmati liburan musim panas akhir pekan di gedung dua lantai di taman hiburan dan hiburan TRP ketika kebakaran terjadi pada Sabtu malam, 25 Mei 2024, kata petugas pemadam kebakaran Rajkot Ilesh Kher kepada wartawan pada malam kebakaran.

"Orang-orang terjebak karena bangunan sementara di fasilitas tersebut runtuh di dekat pintu masuk, sehingga menyulitkan orang untuk keluar," katanya. 

Api menyebar dengan cepat karena bahan strukturnya mudah terbakar, tambahnya. Media lokal melaporkan bahwa sejumlah pengunjung harus mendobrak pintu dan melompat keluar jendela dengan menyelamatkan diri dari kebakaran di tempat yang penuh anak-anak muda yang sedang menikmati permainan, termasuk bowling.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

4 Orang Ditahan dalam Kasus Kebakaran

Para penyintas mengenang kembali kengerian yang mereka alami ketika mereka berjuang untuk melarikan diri dari api. "Kami sedang bermain bowling ketika dua anggota staf memberi tahu kami ada kebakaran di lantai dasar dan kami harus pergi. Tempat itu segera dipenuhi asap," kata Pruthvirajsinh Jadeja kepada surat kabar The Indian Express.

"Kami mencoba melarikan diri melalui pintu belakang, tapi tidak bisa. Saya melihat seberkas cahaya datang dari luar. Saya menendang lembaran timah tersebut dan kami berlima keluar, melompat dari lantai satu."

Jadeja menambahkan, sedikitnya 70 orang, termasuk anak-anak, berada di lantai satu saat kebakaran terjadi. Halaman Instagram yang tampaknya milik fasilitas hiburan tersebut mengiklankan tempat tersebut sebagai taman hiburan dan bermain yang menawarkan trampolin, go-kart, bowling, dan paintball, serta kegiatan rekreasi lainnya.

Para pejabat mengatakan setidaknya empat orang telah ditahan untuk diinterogasi. Gujarat adalah negara bagian asal Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengatakan dia "sangat tertekan oleh kebakaran tersebut", dalam sebuah unggahan di media sosial.

Kebakaran sering terjadi di India karena praktik pembangunan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan, dan kurangnya kepatuhan terhadap peraturan keselamatan.

3 dari 4 halaman

Insiden Kebakaran di Pabrik Kembang Api

Sebelumnya, insiden mengenaskan juga terjadi di India. Kebakaran melanda pabrik kembang api di India. Sejumlah orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

"Setidaknya delapan orang tewas dan 80 lainnya luka-luka pada Selasa (6 Februari 2024) dalam ledakan besar di sebuah pabrik kembang api di India yang menyebabkan bola api membumbung ke langit," kata pihak berwenang seperti dikutip dari Channel News Asia (CNA).

Tayangan di televisi India menunjukkan kobaran api setelah ledakan di pabrik yang juga memproduksi petasan. Puluhan ambulans dikirim dan helikopter tentara dipanggil untuk mengevakuasi korban luka.

Pejabat senior polisi Distrik Rajeshwari Mahobia mengatakan kepada AFP bahwa sejauh ini ada delapan kematian dan sekitar 80 orang terluka di pabrik yang terletak di Harda, negara bagian Madhya Pradesh, seraya menambahkan bahwa jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah.

Ketua Menteri Madhya Pradesh Mohan Yadav mengatakan, laporan ledakan itu adalah "berita yang sangat menyedihkan" dan mengatakan petugas medis di unit luka bakar di rumah sakit besar terdekat telah diminta untuk "membuat persiapan yang diperlukan".

"Ambulans dikerahkan ke Harda dari daerah sekitarnya, dan tentara telah dihubungi untuk mengatur helikopter," kata Yadav dalam sebuah postingan di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

4 dari 4 halaman

Insiden Diperparah dengan Korban Berdesakan

Setidaknya 20 ambulans berada di lokasi, dan 50 lainnya dikirim untuk membantu mereka yang terluka, tambah Yadav. Dr Manish Sharma, seorang ahli bedah di rumah sakit distrik Harda, mengatakan pusat tersebut telah dibanjiri banyak korban insiden ledakan memicu kebakaran di pabrik kembang api India.

"Kami mencatat delapan kematian di rumah sakit kami, total 90 orang dirawat di sini sejauh ini dan kami telah merujuk 15 dari mereka ke rumah sakit yang lebih besar," kata Sharma kepada AFP. "Semakin banyak orang yang diselamatkan dari lokasi tersebut, mereka dibawa ke sini," ucap Sharma.

Kailash Chand Parte, seorang pejabat senior distrik yang mengoordinasikan upaya penyelamatan dari pabrik tersebut, mengatakan bahwa 15 mobil pemadam kebakaran dikerahkan melawan kobaran api yang dahsyat. Dia mengatakan sekitar 200 hingga 300 orang bekerja di pabrik tersebut, namun tidak diketahui berapa banyak orang yang berada di dalam pada saat ledakan terjadi.

"Sedikitnya 10 bangunan di sekitar kompleks tempat terjadinya ledakan rusak akibat intensitas ledakan," tambahnya.

Seorang polisi mengatakan kepada Times of India bahwa korban tewas termasuk mereka yang terinjak-injak saat panik untuk menghindari kobaran api. Beberapa orang tewas dalam "insiden berdesakan setelah ledakan", kata petugas polisi setempat Abdul Raees Khan kepada surat kabar tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini