Sukses

Ungkapan Desainer Perhiasan soal Bali Sedang Tidak Baik-Baik Saja Disorot, Sindir Munculnya New Moscow

Desainer perhiasan, sekaligus founder House of Wanda, Wanda Ponika, menyebut ada "penjajahan secara ekonomi dan harga diri" di Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Desainer perhiasan, sekaligus founder House of Wanda, Wanda Ponika, bersuara seputar turis asing dan Warga Negara Asing (WNA) yang "menjajah" Bali. Ia mengatakan bahwa Pulau Dewata sedang tidak baik-baik saja, karena ada "penjajahan secara ekonomi dan harga diri."

"Mulai dari kelakuan mereka yang seenaknya ugal-ugalan di jalan raya, penampilan tidak sopan, hingga berbuat mesum, bahkan mengincingi tempat yang kami sucikan," ungkapnya dalam unggahan di Instagram, Minggu, 19 Mei 2024. "Ga mau bayar sewa, ga mau bayar salon, dan galakkan mereka!!!"

Perbuatan-perbuatan ini, menurut Wanda, mengesankan bahwa Indonesia negara miskin dan lemah yang tidak berdaya dan tidak mampu menindak, serta memberi sanksi pada para pelanggar aturan. "Kini muncul nama kampung New Moscow di peta, lokasinya tidak jauh dari Dalung," sebut dia.

"Mereka buka berbagi usaha dan bekerja dengan visa turis. Pekerjaan mereka beragam, mulai jadi guru tari, guru yoga, makeup artist, buka restoran, salon, tato, spa, dan arsitek, bahkan jadi kontraktor dadakan. (Mereka juga bisnis) sewa motor. Ini bisnis yang dilakukan sangat banyak warga Bali."

Wanda juga menceritakan pengalaman menginap di vila Bali yang ternyata milik orang asing. "Instagram mereka pun pakai bahasa asing. Aku lupa Prancis atau Rusia," imbuhnya. "Banyak yang seperti itu. Tanahnya disewa jangka panjang, ada yang dijual. Entah bagaimana aturannya, aku enggak terlalu paham."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Yakin Bali Masih Jadi Milik Kita?

Wanda menyambung dengan mengatakan kasus diduga "pabrik narkoba" di vila Bali yang sempat menghebohkan. "Yang harus dicatat," menurutnya. "Konsumen dari berbagai bisnis mereka, terutama WNA Rusia dan Ukraina, adalah warga asing sesama mereka."

"Komunitas mereka di Bali cukup besar. Polanya saling support. Mereka cuma mau belanja dan memakai jasa rekan senegara mereka, tapi di tanah Bali. Jangan merasa wisatawan asing meningkat di Bali. Mereka tidak datang untuk membawa devisa."

Orang asing, sebut Wanda, datang ke Pulau Dewata untuk merebut peluang warga lokal. "Zaman aku SMP, aku memang lahir dan besar di Bali, sawah di Kerobokan dan Canggu hijau dan asri banget. Banyak teman-temanku tinggal di sana. Kini semua jadi vila tanpa perencanaan tata kota sama sekali," bebernya.

"Tanpa bikin perencanaan lalu lintas jadi bikin Bali jadi macet gila-gilaan. Apa-apa di Bali makin mahal. Yakin Bali masih jadi milik kita?" tanyanya. "Mas Menteri Sandiaga Uno menyebut warga Rusia dan Ukraina yang bisnis di Bali adalah peluang."

3 dari 4 halaman

Mempertanyakan Pernyataan Menparekraf

Wanda kemudian mempertanyakan pernyataan Menparekraf terkait itu. "Mohon maaf aku kurang cerdas untuk bisa memahami statement ini," sebut dia.

Ia pun mempertanyakan nasib pekerja lokal di Pulau Dewata. "Di mana keadilan bagi kami WNI yang membayar pajak?" tanyanya. "WNA menari, mengeruk uang di tanah kita tanpa jelas bayar pajak atau tidak. Yakin masih mau lanjut menerapkan visa on arrival?"

Menurut Wanda, penggerebekan usaha-usaha ilegal WNA di Bali harus dilakukan setiap hari. "Kita butuh call center agar warga lokal mudah melaporkan WNA yang bertingkah ugal-ugalan dan berbisnis ilegal di tanah air kita," imbuhnya.

"Sadarkah kita sedang dijajah Rusia, Ukraina, dan bangsa-bangsa lainnya? Mereka bukan turis. Mereka tidak berwisata. Mereka menjajah Bali. Ini tentang HARGA DIRI BANGSA INDONESIA," tegasnya.

Di keterangan unggahan, Wanda berharap tulisannya dapat memggerakkan berbagai pihak untuk menambah kepedulian dan menyebarkan kesadaran atas apa yang sedang terjadi di Bali. "Suara masyarakat dan sekedar viral tidak bisa menyelesaikan masalah ini. Butuh kebijakan dan aksi nyata dari pemerintah," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Komentar Warganet

Warganet meninggalkan banyak komentar di unggahan tersebut. Narasinya bahkan dibagikan ke media sosial lain. "Akhirnya ada yang speak up," cuit seorang pengguna X, dulunya Twitter.

"Bom waktu akhirnya meledak ?? 😿😿Imbas sebagian dari mereka (warga Bali) suka membeda-bedakan turis lokal dan luar. Sebagai turis lokal yang kadang tersakiti di tempat wisata negeri sendiri berharap mudah-mudahan peristiwa ini bisa membuka mata dan hati para pelaku wisatawan di pulau dewata. Mereka tidak lebih baik dari warga lokal," curhat seorang warganet.

"Sejak perang Ukrania - Rusia, Bali dijadikan tempat pelarian sekaligus surga bagi mereka. Tapi banyak WNA yang ngak ada unggah ungguh, merusak citra dan sekarang Bali sudah tidak nyaman lagi. #savebali. @sandiuno @prabowo @gibran_rakabuming Bali mau diapakan? Mau dijual ke WNA karena peluang? Kenapa izin-izin gampang sekali diberikan? @wandaponika @niluhdjelantik mari kita terus suarakan dan selamatkan Bali 🙏," sahut pengguna lain.

Ada juga yang berkomentar, "Mas mentri @sandiuno, coba didengarkan dan ditindak lanjuti, saya sepertinya sudah sering baca dan lihat yang tag anda saat bicara pariwisata terutama soal Bali." "Penduduk lokal juga harus ikut 'galak' sama WNA model begini," saran yang lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini