Sukses

Pemulung Sampah Akan Mogok Kerja Selama Musim Panas, Olimpiade Paris Terancam Bau Busuk

Dengan potensi kedatangan 15 juta wisatawan selama Olimpiade Paris, pemulung sampah membayangkan kerja ekstra yang harus dilakukan tak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Para pemulung sampah di Paris kemungkinan akan mogok selama musim panas, kata sebuah serikat pekerja besar di Prancis pada Kamis, 2 Mei 2024. Cabang serikat pekerja CGT yang mewakili petugas pengangkut sampah itu memperingatkan pemogokan itu bisa dimulai pada Mei dan berlanjut dari 1 Juli hingga 8 September 2024.

Itu berarti selama Olimpiade Paris yang akan berlangsung dari 26 Juli hingga 11 Agustus 2024, tumpukan sampah akan menggunung tanpa ada yang mengangkut. Bau sampah busuk pun dikhawatirkan mengganggu gegap gempita pesta olahraga empat tahunan yang menarik banyak wisatawan asing.

Terkait ancaman tersebut, para pekerja di wilayah Paris menuntut bayaran tambahan 400 euro per bulan, sekitar Rp6,9 juta, dan bonus sebesar 1.900 euro (sekitar Rp32,6 juta) untuk mereka yang bekerja selama Olimpiade. "Kami akan memberikan segalanya dan kami ingin hal itu dipertimbangkan," Nabil Latreche, anggota serikat pekerja CGT-FTDNEEA, mengatakan kepada AFP, dikutip Minggu (5/5/2024).

"Polisi kota mendapatkan bonus dan kami mempunyai majikan yang sama. Kami juga akan mempunyai beban kerja yang berlebihan dengan perkiraan 15 juta wisatawan," kata Latreche berargumen.

Balai Kota Paris telah membahas penawaran bonus bagi pemulung, mulai dari nol hingga 1.200 euro, tambahnya. Kantor wali kota pada April sempat mengumumkan soal bonus antara 600--1.900 euro bagi pekerja yang bertanggung jawab mengumpulkan sampah.

Namun, menurut Balai Kota, CGT keluar dari negosiasi setelah mengetahui besaran bayaran akan bergantung pada seberapa banyak pekerjaan tambahan yang harus dilakukan masing-masing orang. Pertemuan antara wakil wali kota Paris dan CGT dijadwalkan minggu depan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Protes Massal Pemulung Sampah Tahun Lalu

Latreche mengatakan beberapa pemulung terpaksa membatalkan hari libur karena tidak ada staf tambahan yang direkrut, kata Latreche. Sejumlah pengumpul sampah sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya pada 24 April tetapi tidak menerima konsesi, kata anggota serikat pekerja tersebut kepada AFP.

Aksi pemogokan pemungut sampah bukan pertama kali dilakukan. Maret 2023, paara pemungut sampah mogok kerja selama tiga minggu sebagai bentuk protes terhadap reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron yang tidak populer. Presiden Prancis Emmanuel Macron sebelumnya menaikkan usia pensiun pemulung dari 57 menjadi 59, dan usia pensiun umum naik dari 62 menjadi 64. 

Dalam video "Instagram vs. kenyataan" yang sangat mengerikan, seorang penduduk lokal Paris mengunggah video kota Paris yang sangat kotor, menunjukkan dampak dari demo massa besar-besaran di kota tersebut. Dikutip dari New York Post pada Jumat, 24 Maret 2023, jalan setapak Paris dipenuhi dengan sampah, yang merupakan pengingat buruk dari aksi pemogokan para pemulung sampah. 

Menanggapi tumpukan sampah yang mengerikan ini, yang tampaknya semakin besar dan semakin dipenuhi tikus dari hari ke hari, salah satu akun Instagram bernama @parisiansnobiety mengunggah video pada 23 Maret 2023. Ia menunjukkan bagaimana rasanya tinggal di Paris saat ini, yang jauh dari kata romantis dan mewah seperti terlihat dalam serial Emily in Paris.

3 dari 4 halaman

Rusak Citra Paris

Dengan caption "Paris sekarang," video komedi singkat itu memperlihatkan dua wanita bergaya selayaknya model di samping gunungan sampah dengan lagu Mon Soleil yang merupakan soundtrack Emily in Paris. Di lain sisi, seorang perempuan mengucapkan kata-kata kotor saat dia berjalan pulang dengan belanjaannya, menghindari kantong sampah yang berceceran di jalan.

"Hati-hati, kotoran anjing," katanya, disusul kata-kata seperti "Aku muak", "Aku muak dengan ini", dan "Aku muak dengan kota si*lan ini." Video tersebut berkolaborasi dengan komedian Julie Collas, yang terkenal dengan video-video lucu tentang Instagram vs realita di Paris. 

Komentar teratas dari video tersebut berbunyi, "Saya harap Emily memperbaiki masalah sampah ini di season 4." Pada saat tulisan ini dibuat, sindiran ini memiliki 195 penyuka. 

Komentar itu juga menyinggung masalah "estetika traveling" yang sedang tren karena merusak liburan semua orang. Menurut teori masalah ini, melihat foto-foto indah dari suatu tempat yang akan dikunjungi sebelum Anda pergi ke tempat itu akan membuat ekspektasi Anda terlalu tinggi.

Di bawah itu, komentar lucu lainnya terlihat. Seseorang warganet menulis, "Bahahahahaha ini persis pengalaman saya tinggal di sana!" Yang lain berkata, "Bagus sekali, Macron dan Hidalgo (wali kota Paris). Anda telah mengubah salah satu kota terindah di dunia menjadi tempat pembuangan sampah."

 

 

4 dari 4 halaman

Dukungan Warganet pada Petugas Kebersihan

Pengguna Instagram yang sama menambahkan, "Jadi ya, ini bukan saat terbaik untuk mengunjungi Paris, tetapi kami tidak peduli. Ini bukan Disneyland, ini adalah kota dengan orang-orang yang tinggal di dalamnya."

Ada juga warganet lain yang merasakan langsung dampak dari aksi pemogokan tersebut. "Ternyata ketika pekerja yang selama ini tak terlihat berhenti melakukan pekerjaannya, dampaknya menjadi SANGAT terlihat, SANGAT cepat."

Di tengah kontroversi ini, banyak warganet yang mendukung aksi pemogokan para pekerja kebersihan. Mereka menyadari bahwa para pekerja tersebut telah berjuang keras selama masa pandemi COVID-19 untuk menjaga kebersihan kota, namun kini dihadapkan dengan usulan pemerintah yang dirasa tidak adil dengan menunda usia pensiun mereka. 

"Cobalah lari mengejar truk untuk mengambil sampah di jalan Paris ketika usia sudah melebihi 60 tahun! Kami sepenuhnya mendukung protes mereka," ujar seorang warganet. Aksi pemogokan para pekerja kebersihan di Paris menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga kebersihan kota.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.