Sukses

Influencer Inggris Dikecam karena Foto Bareng Gajah yang Gadingnya Terpotong, Lokasinya di Ubud Bali

Influencer tersebut tampak santai berpose bersama gajah yang gadingnya tampak terpotong, saat sedang liburan di Bali, Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang influencer asal Inggris bernama Amber Turner dikecam karena berfoto dengan seekor gajah yang gadingnya terpotong. Amber (30), yang mengenakan bikini dan kardigan rajutan berpadu rok mini serasi, tampak santai saat berpose bersama gajah tersebut.

Mengutip dari laman The Sun, Rabu, 3 April 2024, hal itu terungkap saat Amber membagikan aktivitasnya selama liburan di Bali, Indonesia. Salah satu potret yang diunggahnya menunjukkan pertemuannya dengan mamalia besar tersebut.

Ia juga berpose dengan rekan mainnya di TOWIE untuk foto grup. Meski senyuman bahagia Turner tersungging dari potret yang diambil di kawasan Ubud, Bali itu, para penggemar tetap menyuarakan keprihatinan karena gading gajah tersebut telah dipotong.

Seseorang menulis di bagian komentar sambil menambahkan emoji menangis, "Mengapa ujung gadingnya dipotong?" 

Yang lain menambahkan, "Gading malang itu telah digergaji dan dieksploitasi untuk hiburan Anda. Kamu berpose dengan seorang budak!"

Beberapa orang kemudian berspekulasi bahwa hewan tersebut mungkin terkena infeksi, sehingga terjadi perubahan bentuk pada gadingnya. Gading gajah sebenarnya adalah gigi yang membesar dan terus tumbuh sepanjang hidup mereka. Namun, gading tersebut tidak akan tumbuh kembali setelah dipotong.

Menurut situs thecalltoconserve.com, pemotongan gading gajah merupakan hal yang lumrah jika ditempatkan di "fasilitas penangkaran gajah". Mereka menyatakan, "Ini adalah proses memotong ujung gading yang tajam sehingga ujungnya jadi berbentuk persegi."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gading Sebagai Bagian Gigi Gajah

Lebih lanjut, hal ini membuat gajah sedikit lebih aman berada di dekat manusia karena mereka tidak dapat menusuk hewan lain dengan ujung gading yang runcing. Disebutkan, proses menumpulkan atau memotong gading tidak menimbulkan rasa sakit karena tidak ada pembuluh darah atau saraf di bagian luar gading.

Karena itu, jumlah gigi yang cukup dapat dipangkas sebelum menyebabkan ketidaknyamanan pada hewan tersebut. Namun di sisi lain, beberapa pemburu gading memotong gadingnya untuk menjual gading yang sangat diidamkan di pasar gelap. 

Kasus itu juga terjadi kesekian kalinya di Indonesia. Mengutip kanal Regional Liputan6.com, perburuan gading membuat seekor gajah jinak di bawah binaan Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Provinsi Riau menjadi keganasan pemburu.

Gajah jinak bernama Rahman itu ditemukan mati oleh pawang atau mahoutnya. Gading sebelah kiri satwa bongsor yang sering digunakan menangani konflik dengan manusia itu sudah terpotong. 

Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengungkapkan, gajah Rahman ditemukan mati pada Rabu pagi, 10 Januari 2024. Kematian pertama kali diketahui Jumadi, mahout yang selama ini sering bersama Rahman.

"Saat itu Jumadi memanggil gajah Rahman dengan membawakan buah, namun tidak ada respons seperti biasanya," kata Heru, Kamis petang, 11 Januari 2024.

3 dari 4 halaman

Gajah Rahman Ditemukan Mati

 

Jumadi akhirnya mendatangi tempat gajah Rahman sering bermain. Jumadi kaget karena gajah sudah terbaring dan sudah lemas sehingga tak mampu berdiri lagi. "Gading sebelah kiri sudah terpotong dan hilang," kata Heru.

Jumadi melaporkan hal memilukan ini ke koordinator mahout. Sejumlah pawang menyusuri lokasi hanya saja tidak ditemukan benda yang digunakan pemburu melumpuhkan gajah Rahman.

Heru menduga gajah berumur 46 tahun dan berkelamin jantan itu diracun oleh pemburu. Usai gajah tak berdaya, pemburu dengan cepat memotong gadingnya sebelah kiri dan tak sempat memotong gading sebelah kanan. 

Pihak TNTN sempat mencoba memberikan obat sesuai petunjuk dokter hewan dari BBKSDA Riau. Petugas lalu memberikan obat pencahar (norit), susu, dan gula cair menggunakan selang dengan harapan gajah Rahman selamat.

"Gajah akhirnya mati, sudah dilakukan nekropsi atau bedah bangkai, kematian gajah Rahman diduga karena keracunan," sebut Heru sambil mengatakan, pihak TNTN sudah melaporkan kejadian ini ke Polsek Ukui, jajaran Polres Pelalawan, untuk menelusuri perkara ini.

 

4 dari 4 halaman

Fosil Gading Gajah

Sebelumnya, pada 1 Agustus 2023, telah ditemukan fosil gajah Dukuh Ngebung, Desa Ngebung, Kecamatan Kaligambe, Sragen, Selasa, 1 Agustus 2023. Usai laporan, tim Penyelamatan Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek di Sangiran, mengekskavasi fosil gading gajah tersebut.

Suwita Nugraha, selaku Penanggung Jawab Penyelamatan Temuan dan Imbalan Monitorong Situs Museum Terpadu Sangiran mengatakan, proses ekskavasi fosil gading gajah purba tersebut melibatkan lima pekerja. Usai ekskavasi terlihat penampakan gading gajah lebih jelas sepanjang tiga meter dengan diameter pangkal berukuran 20 sentimeter. 

Fosil diperkirakan berumur sekitar 800 ribu tahun karena ditemukan di lapisan tanah formasi satu. Suwita mengaku belum bisa memastikan jenis temuan fosil gajah tersebut.

Menurutnya, ada dua jenis gajah yang biasa ditemukan di wilayah Ngebung, yaitu stegodon dan elevas. "Bisa saya pastikan gading gajah untuk jenisnya bisa stegodon bisa elevas, sementara ini cenderung elevas," ungkapnya.

Fosil gading gajah itu ditemukan warga setempat saat ingin menggali pondasi membangun rumah pada Senin sore, 31 Juli 2023. Warga yang meyakini itu adalah fosil langsung melapor ke Museum Sangiran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini