Sukses

Posisi Indonesia Disalip Vietnam Sebagai Destinasi Terpopuler di Asia Tenggara

Pada 2023, Indonesia turun ke peringkat kelima destinasi wisata terpopuler di kawasan Asia Tenggara, setelah pada 2022 berada di urutan keempat yang di tahun ini ditempati Vietnam.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mengalami penurunan sebagai destinasi wisata terpopuler di Asia Tenggara atau ASEAN. Pada 2023, Indonesia turun ke peringkat kelima destinasi wisata terpopuler di kawasan Asia Tenggara, setelah pada 2022 berada di urutan keempat yang di tahun ini ditempati Vietnam.

Melansir laman VnExpress, Selasa, 27 Februari 2024, Malaysia jadi negara tujuan wisata paling populer di Asia Tenggara pada 2023, menggeser Thailand yang kali ini harus puas di peringkat kedua. Menurut data Kementerian Pariwisata Malaysia pada Desember 2023 mencatat hampir 29 juta kedatangan turis asing selama satu tahun terakhir.

Thailand berada di peringkat kedua dengan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai 28 juta orang, lalu diikuti oleh Singapura dengan 13,6 juta kedatangan wisman.

Selanjutnya, Vietnam berada di urutan keempat dengan 12,6 juta kedatangan, sedangkan Indonesia di peringkat kelima yang mencatat 11 juta kedatangan wisman. Filipina dan Kamboja harus puas di urutan keenam dan ketujuh.

Ada beragam penyebab penurunan peringkat Indonesia, seperti masalah bebas visa kunjungan.Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, alasan Indonesia kalah jumlah kunjungan wisman dari Vietnam maupun negara ASEAN lainnya yakni karena ada beberapa negara yang menerapkan bebas visa kunjungan.

"Kita juga melihat negara-negara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia jor-joran dari segi membebaskan visa kunjungan, India sekarang sudah membebaskan visa kunjungan bagi masyarakat kita." Terangnya, dilansir dari Antara, Senin, 26 Februari 2024.

Menurutnya saat ini Indonesia belum bisa memberikan keleluasaan pembebasan visa kunjungan bagi para turis asing dikarenakan masih menggunakan asas resiprositas atau timbal balik.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Keterbatasan Indonesia dalam Interkonektivitas dan Pembebasan Visa

"Sementara kita kan asasnya resiprocity, sampai sekarang kita belum memberikan secara resiprokal karena masih dalam kajian yang sudah kita ajukan lebih dari tiga bulan yang lalu," ucapnya.

Sandiaga menuturkan, alasan lain yang membuat Indonesia kalah dalam kunjungan wisman yakni adanya keterbatasan dalam interkonektivitas. Ia mengatakan pihaknya sudah memprediksi hal ini sedari awal, dikarenakan jumlah interkonektivitas Indonesia sudah mencapai 80 persen tanpa adanya penambahan penerbangan dan ketersediaan kursi.

"Kita sudah memprediksi ini dari awal karena interkonektivitas kita sudah mencapai angka di atas 80 persen dari segi kapasitas penerbangan dan juga ketersediaan kursi. Tanpa adanya penambahan penerbangan dan persediaan kursi karena kita negara kepulauan," ungkapnya.

Walaupun demikian, menurutnya meski Indonesia memiliki keterbatasan dalam interkonektivitas dan pembebasan visa, namun secara kumulatif angka kunjungan wisman di Indonesia masih cukup baik yakni di angka 11,7 juta.

Sebelumnya dalam acara Weekly Brief With SandiUno, Senin , 12 Februari 2024, Menparekraf Sandiaga mengatakan Indonesia harus hati-hati dalam menerapkan sebuah kebijakan, karena saat ini kunjungan wisman di Thailand dan Vietnam sudah di atas Indonesia.

3 dari 4 halaman

5 Negara yang Warganya Paling Banyak ke Indonesia

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),, jumlah kunjungan turis asing periode Januari--Desember 2023 mencapai 11,68 juta kunjungan, naik drastis dari tahun 2022 yang hanya mencapai 5,89 juta kunjungan. "Naik signifikan, lebih dari 20 persen," kata pria yang biasa disapa Sandi itu.

Capaian kunjungan wisman tahun lalu juga melewati target yang ditetapkan Kemenparekraf pada awal 2023, yaitu 7,4 juta, dan melewati target yang kemudian direvisi pada pertengahan 2023, yakni 8,5 juta kunjungan. "Kalau dibandingkan target kita, hampir di atas dua kali lipat target batas bawah, 40 persen di atas target batas atas," ungkapnya.

Menparekraf juga memaparkan lima negara yang mendominasi kunjungan ke Indonesia, yaitu Malaysia, Australia, Singapura, China, dan Timor Leste. Sedangkan lama rata-rata kunjungan wisman, yaitu antara 7 sampai 12 malam dengan jumlah tertinggi di bulan April 2023, yaitu rata-rata 12,4 malam.

Sementara itu, tingkat hunian hotel tercatat mencapai 59,74 persen atau hampir 60 persen di seluruh Indonesia. Atas dominasi kelima negara tersebut, Sandi menyampaikan apresiasi dan mengungkap keinginan untuk mengunjungi sejumlah negara sahabat untuk memicu peningkatan kunjungan wisman pada 2024.

 

4 dari 4 halaman

Peningkatan Kunjungan Wisman 2023

Terkait kunjungan wisman ke Indonesia pada 2023, Plt Kepala BPS Amalia A. Widyasanti, mengatakan saat pemaparan Berita Resmi Statistik di Jakarta, Kamis, 1 Februari 2024, "Naik 98,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2022," lapor Antara.

Menurut Amalia, jumlah tersebut sudah melewati jumlah kunjungan wisman secara total di 2022 yang hanya mencapai 5,89 juta kunjungan. Pada Desember 2023, kunjungan wisman mencapai 1,14 juta atau naik sebesar 22,91 persen dibandingkan November 2023.

Peningkatan jumlah kunjungan terjadi pada Desember 2023 setelah adanya penurunan jumlah wisman sejak September 2023, sementara yang terendah bulan Februari tahun lalu. Dibandingkan Desember 2022, kunjungan wisman masih tetap mengalami kenaikan. Namun, jumlahnya masih di bawah saat sebelum pandemi COVID-19, yang mana pada Desember 2019 mencapai 1,38 juta kunjungan.

Wisman yang berkunjung ke Indonesia pada Desember 2023 didominasi warga negara Malaysia (18,45 persen), Singapura (16,41 persen), dan Australia (11,87 persen). Sementara itu, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) selama tahun 2023 mencapai 7,52 juta perjalanan.Jumlah tersebut naik drastis sebesar 112,26 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,54 juta perjalanan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini