Liputan6.com, Jakarta - Gunung Halimun merupakan gunung yang terletak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat) serta Kabupaten Lebak (Banten). Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Provinsi Banten dan termasuk dalam wilayah Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).
Di sebelah timur gunung ini terdapat Gunung Salak. Nama Halimun berasal dari bahasa Sunda yang berarti "kabut". Gunung Halimun terletak di sabuk vulkanik dari Zona Bandung.
Gunung Halimun adalah sebuah stratovolcano yang terbentuk pada kala Pleistosen. Gunung tersebut terletak di perbatasan antara Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Puncaknya, Halimun Utara, memiliki ketinggian 1.929Â mdpl.
Advertisement
Di kawasan TNGHS, terdapat beberapa destinasi wisata antara lain Cikaniki yang diangga penting karena merupakan salah satu tempat yang merepresentasikan ekosistem hutan hujan tropis alami di kawasan tersebut. Kemudian ada Kawah Ratu yang di sekitarnya ada air terjun, area berkemah atau camping ground yang cukup luas.
Destinasi lainnya di TNGHS yang mendukung adalah Loji menyajikan suasana alami hutan pegunungan di mana terdapat suaka elang. Kemudian Sukamantri biasa dikunjungi pecinta alam serta Curug Nangka memiliki tiga buah air terjun.Â
Masih banyak hal mengenai Gunung Halimun selain lokasi dan ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Halimun yang dirangkum Liputan6.com pada Sabtu, 18 November 2023.
1. Arti Nama Halimun
Kata Halimun berarti "berawan" atau "berkabut" dalam bahasa Sunda, dan diberikan kepada dua puncak di taman nasional, tetapi umumnya hanya digunakan untuk puncak utara yang lebih tinggi. Kebanyakan dari hutan di gunung ini hampir selalu tertutup awan.
Â
2. Satwa Endemik dan Vegetasi Tumbuhan
Mengutip laman resmi Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Minggu, 19 November 2023, Gunung Halimun berada di dalam daerah terbesar dari hutan hujan primer di Jawa. Ci Durian bersumber di lereng Gunung Halimun dan mengalir ke utara melalui Banten. Ci Sadane juga bersumber di taman nasional ini.
Taman nasional ini menjadi daerah yang penting bagi salah satu jenis primata endemik, owa jawa. Di kawasan Gunung Halimun khususnya Kawah Ratu memiliki vegetasi yang cukup unik.
Pengunjung bisa menemukan gugusan pohon Damar (Agathis dammara) dengan batang yang lurus, berdaun menyerupai jarum. Tanah di bawah tegakan pohon ini relatif bersih dari vegetasi bawah, sehingga banyak dijadikan sebagai lokasi berkemah (camping ground). Pada bagian atas menuju jalur hiking ke Kawah Ratu, kita akan mendapatkan suasana hutan belukar alami khas pegunungan tropis. Â
3. TNGHS Merupakan Hulu SungaiÂ
TNGHS merupakan daerah tangkapan air yang penting di sebelah barat Jawa Barat. Tercatat lebih dari 115 sungai berikut anak sungainya berhulu di kawasan Taman Nasional ini.
Setidaknya terdapat 11 daerah aliran sungai (DAS) meng-cover kawasan TNGHS. Tiga DAS mengalirkan aliran utamanya menuju utara pesisir pulau Jawa dan bermuara di perairan laut Jawa di antaranya (saling berbatasan berurut timur ke barat) adalah DAS Cisadane - DAS Cidurian - DAS Ciujung. Sementara 8 DAS sisanya yang juga berhulu di kawasan TNGHS tersebut, masing-masing mengalirkan aliran utamanya menuju selatan pesisir pulau Jawa di perairan samudera Hindia
Advertisement
4. Izin Pendakian
Diperlukan izin untuk dapat memasuki Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dari desa Leuwijamang, ke utara gunung dengan ketinggian 800 meter, diperlukan sekitar delapan jam untuk mendaki ke puncak dan kembali.
Secara teknis rute ke puncak tidak dianggap sebagai "rute pendakian resmi" oleh TNGHS, sehingga pendakian tidak diperbolehkan. Untuk mendapat izin, calon pengunjung bisa memasuki situs resmi TNGHS dan mendaftar online.
Harga tiket masuk untuk pengunjung umum di hari biasa Rp5.000 dan Rp150.000 untuk turis mancanegara. Sementara di akhir pekan dan hari libur, pengunjung umum dikenakan tarif Rp7.500 dan turis mancanegara Rp225.000. Biaya tersebut belum termasuk tarif parkir kendaraan.
5. Keong Darat hingga Kupu-Kupu
Keong darat di TNGHS telah ditemukan hingga 49 spesies dari 18 famili. Angka ini cukup tinggi apabila dibandingkan dengan kekayaan keong darat Pulau Jawa yang sebanyak 171 spesies, dan Jawa barat sejumlah 157 spesies. Selain itu sebagai tempat penelitian juga diketahui tercatat setidaknya sejumlah 161 spesies kupu-kupu di kawasan ini.Â
Tak hanya itu, TNGHS juga telah ditetapkan oleh BirdLife, organisasi internasional pelestari burung, sebagai daerah burung penting (IBA, Important Bird Area) dengan nomor ID075 (Gunung Salak) dan ID076 (Gunung Halimun).Â
6. Cara Menuju Gunung Halimun
Dari Jakarta, pengunjung bisa menggunakan bus jurusan Sukabumi dan bisa turun di Stasiun Cigombong, lalu menyewa Ojek untuk sampai di Loji. Bisa juga turun dari bis di pertigaan Cidahu dan selanjutnya menggunakan angkot ke terminal Cidahu serta dilanjut dengan menyewa ojek ke Resort Kawah ratu.
Untuk mencapai Cikaniki, dari bis turun di stasiun Parung Kuda, kemudian naik kendaraan umum jurusan Cipeuteuy atau Kaladi sampai di kantor Balai TNGHS. Selanjutnya, Anda dapat menyewa ojek atau mbil colt (L300) menuju Cikaniki.
Selain bus Anda pun dapat menggunakan kereta listrik (KRL) dari Jakarta menuju stasiun Bogor. dari Bogor dilanjutkan dengan menggunakan kereta api Pangrango jurusan Sukabumi yang berhenti di stasiun Cigombong, stasiun Cicurug (dilanjut naik angkot menuju Cidahu) serta stasiun Parung Kuda.
Jika dari Bandung, pengunjung bisa menggunakan bis dari terminal Cicaheum atau Leuwi Panjang, jurusan Sukabumi. Dari terminal Sukabumi, dilanjut dengan menggunakan angkutan colt (L300) jurusan Bogor, lalu anda dapat turun di stasiun Parung Kuda, pertigaan Cidahu atau stasiun Cigombong.
Dan untuk menuju Sukamantri, pengunjung dari Jakarta dan Bandung bisa menggunakan bis sampai di terminal Baranang Siang Bogor. Selanjutnya, gunakan angkot nomor 02 atau 03, lalu turun di Bogor Trade Mall (BTM). Dari BTM Anda dapat mencari angkot jurusan Ciapus yang juga bernomor 03 dan parkir di belakang BTM, kemudian turun di perempatan Ciapus. Dari sini Anda harus menggunakan Ojek menuju Curug Nangka ataupun Sukamantri.
Â
Advertisement