Sukses

Di Balik Foto Pernikahan Viral Berlatar Belakang Tumpukan Sampah

Foto pernikahan sepasang suami istri berlatar belakang tempat pembuangan sampah di Kota Puli, Kabupaten Nantou, Taiwan, menarik perhatian dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Foto pernikahan sepasang suami istri berlatar belakang tempat pembuangan sampah di Kota Puli, Kabupaten Nantou, Taiwan, menarik perhatian dunia. Foto-foto tersebut jadi viral setelah sang mempelai wanita, Iris Hsueh, membagikannya di akun Facebook-nya.

Menurut Gutzy Asia Taiwan, dikutip Says, Rabu, 18 Oktober 2023, Hsueh menyatakan bahwa ia memilih lokasi tidak biasa sebagai latar foto pernikahannya untuk menyoroti masalah penumpukan sampah, meski baunya tidak sedap. Melalui foto-foto tersebut, sang pengantin berharap dapat menginspirasi masyarakat mengurangi sampah dan menjaga lingkungan.

Hsueh menyatakan, sang fotografer tidak percaya saat ia mengusulkan mengambil foto di depan tumpukan sampah. Di unggahan Facebook-nya, Hsueh bahkan menyebut si fotografer awalnya mengira ia sedang bercanda ketika mengatakan ingin foto berlatar sampah.

Fotografer pernikahan yang sudah berpengalaman selama tiga dekade ini mengaku baru pertama kali menerima permintaan yang tidak biasa tersebut. Pasangan yang akan melangsungkan resepsi pernikahan pada Januari tahun depan itu berniat menggelar pesta ramah lingkungan.

Sampah jadi masalah di semua negara di dunia, tidak terkecuali Indonesia. Bulan lalu, misalnya, berita mengenai kebakaran di beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA) muncul di berbagai daerah di Indonesia, seperti di TPA Sarimukti di Bandung Barat, TPA Putri Cempo di Solo, dan TPA Jatibarang di Semarang.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama kebakaran di TPA adalah sistem pengelolaan sampah berjenis open dumping. Dalam sistem ini, TPA menerima segala jenis sampah tanpa pemilahan sebelumnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Akumulasi Sampah Tidak Terolah

Akumulasi berbagai jenis sampah ini, terutama sampah organik, menghasilkan gas metana, yang dikenal mudah terbakar. Ditambah dengan kondisi musim kering dan sinar matahari yang panas, potensi kebakaran jadi sangat tinggi.

"Ketika TPA open dumping berarti semua jenis sampah masuk ke situ, tidak ada pengurangan, tidak ada pemilahan, anorganik dan organik bercampur menghasilkan gas metana yang ketika panas matahari seperti sekarang ini berpotensi menimbulkan kebakaran," ujar Rosa saat dijumpai di Jakarta Pusat pada 21 September 2023.

Selain itu, ia juga menyarankan bahwa idealnya, sampah yang dibuang ke TPA hanyalah residu atau sampah yang benar-benar tidak bisa dikelola atau didaur ulang. Upaya ini akan mengurangi volume sampah di TPA dan potensi bahayanya. "Jadi TPA-nya jadi lebih panjang umurnya," katanya.

Faktanya, sekitar 50 persen dari total sampah di TPA adalah sampah organik, termasuk sampah makanan, yang acap kali muncul dari acara seperti pesta pernikahan. Sampah organik adalah salah satu penyebab utama produksi gas metana.

3 dari 4 halaman

Konsep Pernikahan Ramah Lingkungan

Faktanya, tren pernikahan dengan konsep ramah lingkungan semakin diminati anak muda, mulai dari generasi milenial hingga Gen Z. Selain itu, pernikahan intimate dan personal juga masih jadi pilihan pasangan pengantin tahun ini.

"(Bagi) generasi muda, itu jadi tren yang dicari untuk hari pernikahan karena itu kita ingin memenuhi ekspektasi konsumen," ujar Regional General Manager, Hilton Indonesia & Timor Leste, Andre Gomez, saat konferensi pers virtual pameran pernikahan The Vow with Hilton, 31 Juli 2023. 

Hal senada diungkapkan Business Manager Bridestory, Patrick Jeremiah. Ia mengatakan bahwa kebanyakan anak muda cukup sadar menjaga Bumi dan memerhatikan unsur ramah lingkungan. "Mostly 50 persen kalau aku melihat (anak muda yang tertarik konsep ramah lingkungan), karena tren pandemi itu sudah berubah," kata Patrick.

Namun, menurutnya untuk, menerapkan konsep pernikahan ramah lingkungan harus bekerja sama dengan berbagai pihak. Dari vendor, venue, katering, sampai kategori lain, semua harus sadar dan memenuhi unsur keberlanjutan. 

 

4 dari 4 halaman

Meningkatnya Sampah Plastik

Selain itu, konsep pernikahan yang ramah lingkungan juga disesuaikan dengan kemampuan pengantin. "Ada preferensi intimate mass juga enggak salah, lokasi tempat untuk kebutuhan mereka yang kemudian akan mengikuti," tambah Patrick, menyebut bahwa konsep pernikahan ramah lingkungan memang memungkinkan untuk dilakukan.

Secara data, produksi plastik di seluruh dunia tercatat meningkat dan telah menciptakan lebih banyak polusi. Kepala Lingkungan Hidup PBB pun memperingatkan bahwa manusia tidak bisa hanya mendaur ulang untuk keluar dari permasalahan sampah.

Mengutip Japan Today, 5 Oktober 2023, ia menyerukan perubahan total dalam menggunakan plastik. Direktur Program Lingkungan Hidup PBB, Inger Andersen, menggarisbawahi pentingnya menghilangkan sebanyak mungkin plastik sekali pakai.

"Menghilangkan hal-hal yang sejujurnya tidak diperlukan, seperti benda-benda yang dibungkus plastik yang sama sekali tidak ada gunanya," katanya dalam wawancara dengan AFP.

Produksi plastik tahunan meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 20 tahun terakhir, mencapai 460 juta ton. Angka ini bisa meningkat tiga kali lipat pada 2060 jika tidak ada perubahan berarti. Dari jumlah itu, hanya sekitar sembilan persen yang didaur ulang. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini