Sukses

Bisnis Makanan Tradisional Tidak Harus Konvensional, Kafe Jamu sampai Jajanan Pasar di Table Set Modern

Sementara bisnis-bisnis makanan tradisional ini mengusung konsep modern supaya relevan, mereka tidak melupakan akar produk yang dijual.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia punya banyak, begitu banyak, warisan kuliner yang harus terus diperpanjang umurnya. Mempertahankan eksistensi makanan tradisional lewat bisnis kuliner pun ditempuh sekian banyak pengusaha. Mereka datang dengan ide segar, menerobos kotak pemikiran berbisnis kuliner tradisional harus dilakukan secara konvensional.

Dengan kata kunci "relevan dengan zaman," pebisnis sajian tradisional ini hadir dengan konsep lebih baru yang akhirnya tidak hanya membuat bisnisnya berkelanjutan, namun juga membuktikan ketangguhan warisan kuliner di negeri ini. Djampi Jawi salah satunya.

Ide membuat kafe jamu, yang sekarang ada di dua lokasi: Solo, Jawa Tengah dan Yogyakarta, muncul saat 2021, di mana kala itu pandemi masih melanda. "Kami sekeluarga rutin mengonsumsi minuman-minuman herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh," owner-nya, Stefani Selina, memulai cerita melalui pesan pada Liputan6.com, Sabtu, 23 September 2023.

Ia menyambung, "Dengan latar belakang saya dan para manager sebagai lulusan D3 Jamu di Poltekkes Surakarta, juga ketertarikan mengembangkan minuman tradisional Jawa agar jadi lebih global, kami akhirnya memutuskan untuk riset dan berjualan jamu."

Sementara di seberang pulau, MAMA Toko Kue telah memulai bisnis kue tradisional Makassar sejak 24 tahun lalu. "MAMA dimulai tahun 1999 oleh founder ibu Mimi Tanyadji. Ia mengawali usaha dengan jualan roti dan appamparanggi," sebut owner toko kue yang sekarang sudah punya tiga gerai itu, Natalia Tanyadji, lewat pesan, Jumat, 22 September 2023.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kue Tradisional di Set Table Modern

Natalia melanjutkan bahwa sejak awal, MAMA Toko Kue sudah berkonsep menyiapkan meja kursi, supaya pelanggan dapat menikmati kue jualan dengan santai. "Terpikir demikian karena saat itu jajanan tradisional hanya ditemui di pasar-pasar atau di toko-toko kelontong," ucapnya.

Mengusung konsep kafe kue tradisional, ia bercerita, tidak ada pemugaran besar-besanan yang dilakukan karena mereka memakai bangunan tua sebagai lokasi gerai. "Outlet (di Jalan) Bau Mangga (Kota Makassar) dimulai tahun 2014," ia menyambung. "Semua pembangunan dilakukan secara bertahap."

Sementara itu, Djampi Jawi memulai bisnis dengan menjual empat menu jamu botolan secara online yang saat ini jadi signature menu mereka: beras kencur, kunir asem, gula asem, dan coastal breeze.

Selina berbagi, "Melihat kebanyakan kedai jamu yang ada merupakan kedai jamu 'instan' yang mungkin kurang nyaman untuk berbincang dan bersantai, kami melihat potensi dalam membuat restoran dan kafe jamu yang nyaman untuk bercengkerama dan berkumpul dengan keluarga, sambil menyantap makanan tradisional."

3 dari 4 halaman

Elemen Tradisional tapi Instagrammable

Desain interior dan eksterior Djampi Jawi menggunakan tone kayu dan batu bata yang menyerupai rumah Jawa. "Kami juga bekerja sama dengan beberapa seniman untuk melukis mural bernuansa pasar dan serat Jawa, serta membuat patung menyerupai mbok jamu gendong," sebut Selina.

Tidak ketinggalan, pihaknya pun mengeksplorasi beberapa daerah di Yogyakarta, Klaten, dan sekitarnya untuk mencari perabot dan barang-barang antik demi melengkapi dekorasi kafe jamu. "Dari situ, kami ingin membuat suasana homey yang hangat dan nyaman, tapi juga Instagrammable," ujar dia.

"Menurut kami, elemen modern perlu ditonjolkan karena banyak kalangan yang tidak 'doyan' minum jamu karena mindset bahwa jamu itu pahit," ucapnya. "Beberapa penyajian jamu modern di Djampi Jawi menggunakan french press. Ada juga beberapa menu fusion yang disajikan dengan kopi, susu, maupun soda."

"Maka, dengan unsur modernisasi ini, diharapkan lebih banyak orang dapat menikmati dan mengapresiasi kekayaan kultur Jawa, khususnya di bidang maknan dan minuman. Walau penyajian kami modern, bahan-bahan utama yang kami gunakan tetap selalu segar dan alami," ia melanjutkan.

Sedangkan MAMA Toko Kue menyisipkan unsur modern lewat tampilan produk mereka, yang telah membuktikan bahwa kue tradisional juga bisa digunakan dalam table set modern. "Bila diperhatikan, jajanan tradisional MAMA bentuknya tidak pernah besar seperti pada umumnya," kata Natalia

"Selain karena terlihat lebih indah, kami berharap pelanggan dapat menikmati lebih dari satu jenis kue tradisional," lanjutnya.

4 dari 4 halaman

Jangan Kompromi dengan Kualitas Produk

Dalam menjalankan bisnis, kualitas selalu jadi titik utama penggerak operasional MAMA Toko Kue. "Bahan yang digunakan harus sangat diperhatikan kualitasnya, karena itu akan sangat berpengaruh pada hasil akhir dan rasa yang nantinya dinikmati pelanggan," sebut dia.

"Bila bisnis makanan dimulai dengan kualitas yang baik, pelanggan akan terus mencari. Masyarakat sekarang sudah sangat peka dengan rasa yang enak," imbuhnya.

Di sisi lain, Djampi Jawi turut menyediakan beberapa aktivitas menarik, seperti Jamu Tour agar pengunjung bisa membuat jamu sambil belajar tentang sejarah jamu, serta Primbon reading, yaitu "ramalan" sesuai kalender Jawa.

"Adapun kegiatan yang mengenalkan jamu untuk anak-anak, yaitu Kids Herbs Class dan kunjungan sekolah, di mana anak-anak dapat belajar tentang simplisia dan cara pembuatan jamu secara simpel. Ini bermaksud mengedukasi segala audiens sesuai tagline kami, 'Merawat Rasa dan Tradisi,'" kata Selina.

Terkait bisnis sajian tradisional dengan pengemasan modern, ia menyebut bahwa pengusaha harus mengenali target pasar, supaya dapat mengemas elemen "modern" jadi serelevan mungkin. "Selain itu, juga tetap harus menyelipkan unsur-unsur tradisional, seperti lewat ornamen atau motif pelengkap, agar ketika sudah meluas, budaya Indonesia bisa terus tersebar," tandasnya.

Djampi Jawi menjual jamu tradisional hingga fusion seharga Rp17 ribu--Rp31 ribu. Sementara MAMA Toko Kue membanderol jajanan tradisionalnya mulai dari Rp7 ribu saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini