Sukses

Pemerintah Swedia Akan Hapus Pajak Kantong Plastik Akhir 2024, Yakin Warganya Sudah Sadar Lingkungan

Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Swedia mengungkapkan keyakinanya bahwa masyarakat Swedia akan menggunakan kantong plastik dengan bijak dalam kehidupan sehari-hari di tengah peringatan mengenai potensi peningkatan sampah plastik di alam.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Swedia baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan menghapus pajak kantong plastik mulai November 2024. Swedia telah menerapkan pajak tersebut sejak 2020.

"Kami yakin masyarakat Swedia menggunakan kantong plastik dengan bijak dalam kehidupan sehari-hari dan tidak ada alasan mengapa kantong plastik harus lebih mahal," Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Romina Pourmokhtari mengatakan kepada lembaga penyiaran publik Swedia SVT, seperti dikutip dari laman Euronews, Senin, 18 September 2023. 

Pajak sebesar tiga kronor (25 sen euro) per tas belanja diberlakukan pada 2020 untuk memenuhi target konsumsi kantong plastik Uni Eropa. Pada 2022, masyarakat Swedia membeli 17 kantong plastik per orang per tahun, dibandingkan dengan 74 kantong pada 2019, tahun sebelum pajak diberlakukan, menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA).

Uni Eropa telah menetapkan target konsumsi tidak lebih dari 40 kantong per orang pada 2025. Keputusan ini diambil seminggu setelah pemerintah mengumumkan niatnya untuk mengurangi pajak atas bensin dan solar, sebuah langkah yang dikritik oleh partai-partai oposisi.

Pemerintahan sayap kanan yang berkuasa sejak 2022, didukung oleh partai sayap kanan Demokrat Swedia, telah mengindikasikan awal tahun ini bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mengurangi pajak kantong plastik secara drastis. "Pajak dianggap berdampak negatif tertentu, seperti biaya administrasi, dan juga dapat menyebabkan peningkatan konsumsi alternatif," kata eksekutif Swedia dalam sebuah pernyataan.

Alternatif-alternatif ini termasuk kantong kertas atau pembelian pelapis tempat sampah. EPA dan Badan Pengelolaan Lingkungan Perairan dan Kelautan Swedia memperingatkan tindakan tersebut karena meyakini hal tersebut akan menyebabkan peningkatan sampah plastik di lingkungan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dilema Penggunaan Plastik

EPA memperingatkan dalam studi mereka bahwa kebijakan mencabut pajak kantong plastik akan meningkatkan risiko bahwa target (UE) tidak akan terpenuhi. Pemerintah mengatakan dalam siaran pers bahwa mereka akan terus memantau secara cermat evolusi konsumsi kantong plastik.

Sampah plastik menjadi permasalahan lingkungan yang sangat serius di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia sebagai negara peringkat ke-4 penduduk terbanyak dengan tingkat konsumsi yang juga tinggi. Plastik sebagai bahan yang awalnya dirancang memudahkan berbagai lini kehidupan manusia, justru menjelma menjadi ancaman serius bagi ekosistem bumi.

Tiap tahunnya, jutaan ton sampah plastik yang dihasilkan rumah tangga dan industri ikut berkontribusi dalam pencemaran mencemari sungai, pesisir pantai, lautan, sampai daratan. Mengutip dari kanal News Liputan6.com, sifat plastik yang unik dan multifungsi membuatnya menjadi bahan yang sangat penting dalam berbagai industri.

Kelebihan plastik meliputi fleksibilitasnya, tahan terhadap korosi, ringan sampai menjadi kemasan praktis. Di balik itu, sifat plastik berdampak besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

3 dari 4 halaman

Penggunaan Plastik dan Dampaknya

Plastik yang terbuang ke laut dapat mencemari ekosistem laut dan mengancam organisme yang memakan mikroplastik. Karena plastik tidak mudah terurai, maka menyebabkan masalah global yang terus tumbuh. Lebih dari itu, pengolahan sampah plastik yang tidak tepat bisa melepaskan polutan berbahaya. 

Sifat plastik yang sangat lama terurai menyebabkan akumulasi masalah lingkungan, merusak keindahan, mengancam flora dan fauna serta berpotensi berdampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia. Dengan masalah sampah plastik yang mendesak, generasi muda yang ingin masa depan lebih baik dan cerah wajib beraksi nyata dan mengubah kebiasaan.

Untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita bisa mulai dengan membawa botol minum sendiri ketika bepergian. Dengan cara ini, kita tidak perlu membeli air minum dalam kemasan botol plastik setiap kali merasa haus.

Setiap orang juga bisa membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja. Sering kali supermarket menawarkan diskon bagi pelanggan yang membawa tas belanja sendiri. Ini merupakan cara yang baik agar menghemat uang sekaligus meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai.

4 dari 4 halaman

Daur Ulang Plastik

Perlu diingat, untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai bukan hanya tentang membawa botol minum dan tas belanja sendiri. Setiap orang pun bisa menghindari penggunaan peralatan makan plastik sekali pakai, seperti piring, sendok, garpu, dan sedotan.

Sebagai gantinya, Anda bisa membawa peralatan makan sendiri dari rumah, atau menggunakan peralatan makan yang terbuat dari bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti bambu atau stainless steel. Dengan membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari kita, setiap orang bisa berdampak besar dalam mengurangi sampah plastik. 

Mendaur ulang plastik merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi sampah plastik. Di era sekarang ini, banyak kota dan daerah serta pelaku usaha di sektor swasta memiliki program daur ulang, dan setiap orang bisa memanfaatkannya untuk mendaur ulang plastik yang kita gunakan.

Daur ulang plastik tak hanya membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang masuk ke tempat pembuangan sampah, tetapi juga membantu mengurangi produksi plastik baru. Plastik yang didaur ulang dapat  digunakan untuk membuat berbagai produk, misalnya botol, tas belanja, dan bahkan mebel. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini