Sukses

Viral Guru di Maluku Tengah Dirundung Murid-Muridnya, Kunci Motor Sampai Diambil

Maryam Latarissa yang menjabat wakil kepala sekolah di SMA Negeri 15 Maluku Tengah dirundung oleh para muridnya.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah perayaan hari kemerdekaan Indonesia, sebuah insiden miris menimpa dunia pendidikan di negeri ini. Sebuah berita muncul dari SMA Negeri 15 Maluku Tengah, pada Senin, 14 Agustus 2023. Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi para siswanya, justru dirundung oleh sekelompok muridnya. Kejadian ini bermula ketika para siswa berunjuk rasa di area parkir sekolah.

Video berdurasi 2 menit 27 detik yang telah menjadi viral di media sosial, khususnya di TikTok oleh akun @indramayu_news pada Rabu, 16 Agustus 2023, menampilkan sebuah adegan seorang murid dengan berani mengambil kunci motor yang ternyata milik seorang guru.

"Guru di maluku tengah di buli kunci motor diambil hingga di soraki siswa...sungguh miris melihatnya," tulis akun TikTok tersebut pada video unggahannya.

Aksi bullying siswa makin menjadi-jadi ketika guru tersebut mencoba mengambil kembali kuncinya dari tangan siswa yang mengambilnya. Alih-alih dibantu, belasan siswa yang menyaksikan malah menyoraki dan mencemoohnya.

"Ga bisa pulang," begitu sorakan dari para siswa yang menggema berulang kali, semakin menambah ketegangan situasi.

Guru tersebut tampak kesal namun tetap berusaha menjaga kesabarannya. Dia berulang kali meminta agar kunci kendaraannya dikembalikan. Setelah beberapa saat, kunci tersebut akhirnya diberikan kembali oleh siswa yang mengambilnya. Sosok yang menjadi korban bullying adalah Maryam Latarissa, yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah di SMA Negeri 15 Maluku Tengah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alasan Unjuk Rasa

Maryam menghadapi tantangan berat dari sebagian siswa yang tidak menyetujui kebijakan yang diterapkan oleh pihak sekolah. Mereka merasa bahwa beberapa aturan baru yang diberlakukan terlalu ketat dan membatasi kebebasan mereka dalam beropini. 

"Mulai dari penunjukan ketua OSIS tanpa melibatkan Majelis Perwakilan Kelas sekolah hingga larangan berpendapat," begitu bunyi narasi dari video TikTok tersebut.

Isu lain yang dipermasalah adalah terkait pengangkatan Ketua Gudep Pramuka yang baru. Beberapa siswa menyoroti bagaimana proses pengangkatan tersebut dilakukan dengan cara yang mereka anggap menyalahi aturan.

Seharusnya, posisi Ketua Gudep Pramuka baru diangkat apabila masa bakti ketua yang sedang menjabat telah berakhir. Namun, informasi yang beredar di kalangan siswa menyebutkan bahwa masa bakti ketua Gudep sebelumnya sebenarnya masih tersisa satu tahun lagi. Artinya, pengangkatan yang baru dilakukan dianggap prematur dan tidak sesuai dengan regulasi yang ada.

"Ini keputusan yang melanggar aturan. Harusnya keputusan itu lewat Musyawarah Gugus Depan," kata salah seorang pengunjuk rasa, Taslim Juliansyah pada narasi video.

 

3 dari 4 halaman

Tuntutan Para Siswa

Taslim, sebagai salah satu pengurus inti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 15 Maluku Tengah, menjadi salah satu juru bicara yang menampakkan ketidakpuasan mereka. Dia menguraikan tiga poin tuntutan yang diajukan oleh OSIS kepada pihak sekolah.

Poin pertama, dan yang menjadi sorotan utama, adalah penolakan mereka terhadap penunjukan Wakil Kepala Sekolah (wakasek) baru, serta Ketua dan Pembina Gudep Pramuka. Menurut Taslim, alasan penolakan terhadap wakasek baru bukan tanpa dasar, yaitu mengenai pembatasan hak siswa untuk berpendapat.

Isu kedua yang ia soroti adalah mengenai pemilihan ketua Gudep baru di sekolah mereka. Dia menegaskan bahwa ketua Gudep yang baru ditunjuk oleh kepala sekolah tampaknya bukanlah sosok yang ideal. Menurutnya, ketua Gudep yang baru yang ditunjuk oleh kepala sekolah tidak pernah terlibat dalam setiap kegiatan kepramukaan di sekolah itu.

Isu ketiga, Taslim menyampaikan keberatannya terhadap cara kepala sekolah dalam menunjuk pembina sekolah. Menurutnya, proses penunjukan tersebut seharusnya melibatkan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) sebagai wadah representasi siswa.

"Padahal namanya organisasi MPK, nah untuk apa organisasi MPK ini kalau tidak digunakan?" tanya Taslim dalam sebuah narasi video akun TikTok yang sama pada Kamis. 17 Agustus 2023.

4 dari 4 halaman

Guru Dikatapel Orangtua Murid

Beberapa pekan sebelumnya, seorang guru di Bengkulu mendapat perlakuan tak menyenangkan dari orangtua murid yang menyebabkan matanya hampir buta. Hal itu terjadi lantaran ia menegur anak dari orangtua murid tersebut yang kedapatan merokok di sekolah.

Adalah Zaharman (58), guru di SMA N 7 Rejang Lebong, Bengkulu yang jadi korban penganiayaan orangtua siswa. Mengutip kanal Regional Liputan6.com, sang guru dikatapel orangtua siswa hingga mengalami luka serius pada bagian wajah. Karena kondisi ini, ia harus dirawat di RS AR Bunda Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan.

Menjelaskan perihal kejadian, Kepala Dikbud Provinsi Bengkulu Saidirman mengatakan, pihak Dikbud Provinsi Bengkulu akan memberi pendampingan pada Zaharman sebagai korban dugaan penganiayaan. Adapun aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut dihentikan sementara.

"Trauma akibat kejadian ini bukan cuma dialami guru yang menjadi korba, tapi juga guru-guru lain di sekolah itu. Kita sudah menyiapkan beberapa langkah untuk membantu mengatasi trauma korban dan para guru," sebut Saidirman.

Pihaknya mengaku akan melakukan rapat koordinasi dengan para orangtua murid di SMAN 7 Rejang Lebong yang terletak di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau, tepatnya di Desa Simpang Beliti, Kecamatan Binduriang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini