Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Mainan Seks AI Pertama, Pengguna Bakal Masturbasi Melalui Pikiran

Demi "pengalaman masturbasi yang menakjubkan," pengguna mainan seks harus dihubungkan ke headset (EEG), yang mengukur aktivitas listrik spontan otak.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengusaha erotis telah mamperkenalkan mainan seks yang memungkinkan pengguna masturbasi dengan pikiran mereka. Terbosan mainan seks itu disebut hadir berkat "kemajuan Kecerdasan Buatan" alias AI.

Melansir NY Post, Rabu, 26 Juli 2023, Brian Sloan, yang sebelumnya memproduksi lengan masturbasi pria yang dikenal sebagai "Autoblow," meminta bantuan dari sekelompok peneliti untuk membuat perangkat baru. Proyek ini akhirnya ditenagai electroencephalography (EGG).

"Sampai sekarang kami hanya mengontrol mainan seks menggunakan tombol dan dial yang merupakan teknologi berusia 100 tahun," kata Sloan pada Jam Press. "Memikirkan diri sendiri atau orang lain untuk orgasme akan melampaui pengalaman normal manusia, memberi kita kemampuan seksual yang benar-benar baru."

Demi "pengalaman masturbasi yang menakjubkan," pengguna harus dihubungkan ke headset (EEG), yang mengukur aktivitas listrik spontan otak. Mainan seks hands-free, dijuluki Autoblow AI+, kemudian diikat ke penis pengguna dan terhubung ke Wi-Fi di meja terdekat.

Headset EEG mengukur aktivitas otak pengguna, yang kemudian mengontrol aksi Autoblow AI+ melalui Wi-Fi. Dilihat dari gelombang otaknya, sex toy ini dapat mempercepat atau memperlambat gerakan membelai, bahkan menampilkan fungsi "Selesaikan Saya" yang dirancang untuk memicu orgasme saat sinyal otak menunjukkan keinginan mencapai klimaks.

Para peneliti, yang ahli di bidang neuroteknologi, telah meminta untuk tidak disebutkan namanya "karena potensi dampak negatif karier berdasarkan sifat seksual dari pekerjaan yang ditugaskan," VICE melaporkan. Salah satu peneliti mengatakan bahwa "tim membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk dapat menggerakkan mesin dengan pikiran."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dipromosikan, tapi Belum Akan Dijual

"Untuk merancang prototipe, mereka mempelajari perangkat keras, kemudian membuat pengklasifikasi pembelajaran mesin untuk memetakan fungsi mesin dengan mengumpulkan data selama berjam-jam dari gelombang otak manusia," kata laporan VICE tentang Autoblow AI+.

Publikasi itu menyambung, "Karena otak setiap orang berbeda, setiap Autoblow yang dikendalikan pikiran harus dilatih khusus untuk setiap pengguna." Mengingat sifat headset EEG yang "tidak nyaman," kecil kemungkinan mainan seks itu akan menuju pasar massal dalam waktu dekat.

Namun, Sloan secara terbuka mempromosikan prototipe mainan seks, yang berharap produk futuristik itu suatu hari nanti akan bisa dijual. Ia jadi terkenal karena menciptakan serangkaian mainan seks, mendorong Playboy untuk menerbitkan profilnya pada 2016, berjudul," Pria yang Ingin Mengubah Cara Pria Orgasme."

Penemuan sebelumnya termasuk vibrator fleksibel dan masturbasi yang dikenal sebagai 3Fap, yang menampilkan lubang yang dirancang menyerupai mulut, vagina, dan anus. Sloan juga jadi berita utama karena mengadakan sejumlah "kontes kecantikan alat kelamin."

Ia sebelumnya telah menyelenggarakan kontes untuk "vagina terindah," "skrotum terindah," dan "anus terindah," dengan masing-masing dari tiga pemenang membawa pulang hadiah uang tunai senilai 10 ribu dolar AS.

3 dari 4 halaman

Tidak Sekadar Fitur

Terobosan mainan seks sendiri tidak hanya soal fitur, namun juga pemanfaatan "limbahnya." Tahun lalu, sebuah label streetwear berkolaborasi dengan raksasa di industri mainan seks dalam mendaur ulang bahan dari sisa mainan seks tidak terpakai dan tidak lolos standar produksi untuk dijadikan produk sepatu. 

Modelnya terlihat sangat mirip dengan Merrell's Hydro Moc atau Yeezy's Foam Runners yang populer. Sepatu itu dinamai Plastic Soul yang 15 persen komposisinya terbuat dari bahan mainan seks. Sisanya adalah EVA non-pemutih, busa berbasis minyak bumi yang sulit didaur ulang.

Ide membuat sepatu datang dari David Teitelbaum, pendiri Rose in Good Faith, dan Chad Braverman, Chief Operating Officer untuk Doc Johnson, perusahaan mainan dewasa yang didirikan ayahnya pada 1976. Mereka mengembangkan Plastic Soul selama lebih dari dua tahun.

Meski bentuknya mirip Yeezy, popularitasnya tidak ada apa-apanya dibandingkan label sepatu milik Kanye West tersebut. Hal itu tidak terlalu sesuai dengan promosinya yang mengklaim sebagai "pilihan utama produk berkelanjutan." Namun, kedua pengusaha asal Los Angeles tersebut tetap bangga.

4 dari 4 halaman

Promosikan Sisi Positif Seks

"Secara pribadi, saya suka sepatu. Jadi itu adalah produk yang keren, cara yang sangat menarik untuk membuat Doc Johnson bergabung dengan sesuatu yang tidak akan pernah saya lakukan," kata Braverman, dikutip dari NY Post, 24 Agustus 2022. 

Teitelbaum yang dijuluki raja kolaborasi telah merilis hoodie, kemeja, dan merchandise lain keluaran Ed Hardy, Lil Peep, dan Juice Wrld, di bawah kepemimpinannya. Sebelum pandemi, ia mencari sesuatu yang baru, dan bertemu dengan sebuah perusahaan film dewasa, yang menempatkan dia di Doc Johnson.

Sementara, Braverman memilih tidak banyak membuang mainan seks gagal ke tempat pembuangan akhir dan berhasil memanfaatkannya jadi produk lain. Ia mengklaim produk kolaborasi itu bukan sekadar untuk mendapat publisitas, tapi juga mempromosikan sisi positif seks melalui mode dan inovasi.

"Sekitar 28 persen dari penjualan akan diberikan pada wanita," kata Teitelbaum. "Kami memberi narasi yang menarik. Saya pikir , al itu membuat kami terhubung (dengan konsumen) lebih dalam."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini