Sukses

Usai Tinjau Masjid Raya Al Jabbar, Akun Instagram Ridwan Kamil Kembali Disinggung Warganet Soal Guru yang Dipecat

Di setiap unggahannya termasuk saat meninjau Masjid Raya Al Jabbar, Ridwan Kamil masih disorot soal guru yang dipecat karena mengkritiknya.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Ramadhan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, sempat meninjau Masjid Raya Al Jabbar di Bandung. Ia mengumumkan bahwa para jemaah sudah bisa sholat di sana.

"MARHABAN YA RAMADHAN DI MASJID RAYA ALJABBAR, Insya Allah besok Rabu malam saat taraweh pertama Ramadhan Masjid Raya mulai dibuka untuk umum," tulis Ridwan Kamil di akun Instagram terverifikasi miliknya, Selasa (21/3/2023). Dalam video yang diunggahnya, terlihat Ridwan Kamil tengah meninjau kesiapan masjid tersebut digunakan untuk umum.

Tak hanya itu, video tersebut juga memperlihatkan spot-spot dalam Masjid Raya Al Jabbar. Ridwan Kamil menyusuri setiap lorong di dalam masjid, dan luar masjid. Berbagai komentar warganet memenuhi unggahan Ridwan Kamil saat meninjau masjid yang dirancang olehnya itu.

Namun dari banyak komentar, sejumlah warganet masih membahas soal guru honorer bernama Muhammad Sabil Fadhillah yang dipecat dari SMK di Cirebon karena mengkritik dirinya dengan kata maneh (kamu).

Maneh mending jadi ytber aja, cuman menang pencitraan di sosmed. Jalan rusak furafura gak tau. Anti kritik juga. Heuheuheu,” komentar seorang warganet.

Yang mulia, tarawih disitu kah nnti?,” tulis warganet lainnya. “Jangan panggil bos sekarang panggilah baginda😂,” komentar warganet lainnya.

Meski begitu, beberapa warganet juga ada yang membela Ridwan Kamil. Menurut warganet tersebut, pemecatan Sabil Fadhillah bukan sepenuhnya salah pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

"Kritik boleh gak ada yg melarang..tapi bahasanya itu lho...seorang guru paati tahu lah..bahasa utk teman sesama guru.utk murid .utk keatasanya/ kepala sekolah atau utk kepada kepala yayasan..apalagi utk kepala pemerintahan,” tulisnya.

"Saya yakin pak rk juga gak mau dibilang yg mulia.atau apalah ..biasa sj... klu orang timur punya adab.punya sopan santun dlm berbicara .preman sj punya adab klu bicara kepada yg lebih tua.apalgi ini seorang guru,” tambahnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tawaran Pekerjaan untuk Guru Sabil

Sampai berita ini ditulis, unggahan pada Selasa, 21 Maret 2023 itu sudah disukai lebih dari 110 ribu kali dan mendapatkan lebih dari 1.890 komentar.

Sementara Sabil yang sudah menolak tawaran bekerja Kembali di SMK Cirebon dikabarkan mendapat tawaran pekerjaan dari anggota DPR RI Dedi Mulyadi sebagai fotografer tim. "Saat menemui Sabil beberapa hari lalu, ternyata dia menganggur dan sedang mencari kerja," kata Dedi, ditulis Selasa (21/3/2023), dikutip dari Antara.

Mantan Bupati Purwakarta ini pun berinisiatif memberi pekerjaan Sabil, yakni menjadi fotografer di timnya. "Sekarang mah job seeker, masih cari kerja. Barang kali mau dijadikan fotografer atau kameramen akang (Kang Dedi) boleh, itu juga kalau ditawari," kata Sabil saat ditanya Dedi Mulyadi.

Saat itu, Dedi langsung memenuhi keinginan Sabil, dan keduanya saling berjabat tangan, pertanda sepakat untuk mempekerjakan Sabil sebagai fotografer di timnya. “Serius nih? Kita juga lagi kurang fotografer. Kalau bener salaman, deal," ucap keduanya saat berjabat tangan.

Sabil adalah guru tidak tetap yang mengajar di SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat. Ia diberhentikan oleh pihak yayasan yang menaunginya, lantaran dinilai melakukan pelanggaran setelah berkomentar di unggahan media sosial Instagram (IG) Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

3 dari 4 halaman

Ridwan Kamil Sosok yang Friendly

"Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja, ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil," ungkap Sabil. Sabil mengatakan ia berkomentar di unggahan IG Gubernur Jabar saat berinteraksi dengan anak-anak SMP yang berada di Tasikmalaya.

Komentar tersebut dituliskan dirinya menggunakan bahasa Sunda  "Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???" (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi)."

Sabil mengaku bahwa sebutan maneh dalam komentarnya adalah sebuah panggilan akrab, karena ia menilai orang yang dikomentari adalah sosok yang friendly. Ia tak menyangka komentar kritikan tersebut akan viral hingga ditandai sebagai komentar yang ditandai. Sebab ia mengaku sudah sering berkomentar tapi baru kali ini menjadi viral sampai akhirnya ia berhenti dari pekerjaannya.

Pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya telah memberikan kesempatan kedua untuk ia kembali mengabdi. Namun, Sabil memilih untuk berhenti dan mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.

 

4 dari 4 halaman

Ridwan Kamil Harus Bijak Tanggapi Kritik

Konflik antara Kang Emil dengan Sabil itu mengundang komentar dari sejumlah pihak. Salah satunya dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Phil Sukri. Ia mengingatkan setiap pemimpin daerah agar senantiasa bijaksana dalam menanggapi beragam kritik yang disampaikan oleh masyarakat.

Dia mengatakan pada dasarnya kritik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas seorang pemimpin daerah sebagai pejabat publik. Sukri memahami bahwa sebagai pribadi Ridwan Kamil memang bisa tersinggung ketika dikritik. Namun menurut dia, Kang Emil tetap harus bijaksana meskipun dia tersinggung atau marah.

Saat dikritik, Sukri menilai Ridwan Kamil seharusnya cukup memberi penjelasan di media yang sama. "Jika Ridwan Kamil tak segera menjelaskan, itu bisa berdampak kurang baik baginya, khususnya di Jawa Barat,” kata Sukri, dilansir dari Antara, 20 Maret 2023.

Sukri menilai kritik dari Muhammad Sabil juga harus dilihat secara jernih atau didalami lebih lanjut.  "Harus dilihat apakah Ridwan Kamil memakai atribut partai politik atau hanya warna yang mirip. Jika menggunakan atribut partai, apakah itu merupakan suatu kesengajaan atau tidak. Itu semua harus dilihat secara jernih," pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.