Sukses

Ari Wibowo Merasa Usia Cuma Angka, Masih Aktif Latihan Taekwondo di Umur 52 Tahun

Aktor Ari Wibowo mengungkapkan bahwa sebenarnya usia bukan halangan untuk terus bisa bergerak aktif asalkan didukung dengan asupan gizi cukup. Aktor 52 tahun tersebut bahkan tetap bisa aktif berlatih Taekwondo.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring usia yang bertambah, kualitas kesehatan dan metabolisme tubuh terus menurun. Begitu pun dengan kepadatan tulang yang bisa menurun hingga 20 persen, bahkan kelenturan sendi, dan kekuatan otot hingga 29 persen.

Penurunan kondisi tubuh ini bisa menimbulkan keterbatasan fisik yang menyebabkan penurunan produktivitas hingga turunnya rasa percaya diri pada kelompok usia dewasa. Akan tetapi penurunan ini dapat dihindari lewat gaya hidup sehat, dengan mengkonsumi gizi seimbang, aktif bergerak, cukup istirahat serta menjaga kesehatan mental.

Salah satu aktor yang terlihat masih aktif meski sudah di usia kepala lima adalah Ari Wibowo. Aktor 52 tahun yang terkenal dengan gaya hidup sehatnya, turut menekankan pentingnya gaya hidup yang aktif sekaligus tetap terhubung secara sosial.

"Saya percaya usia itu hanyalah angka yang tidak dapat membatasi aktivitas saya, pencapaian yang ingin saya kejar, dan bahkan hobi baru yang ingin saya coba," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (18/3/2023).

Ia bercerita, semasa kecil aktif belajar bela diri taekwondo yang akhirnya memungkinkan dirinya banyak dapat peran di film/sinetron laga. Setelah lama berhenti, beberapa tahun terakhir ini ia memutuskan untuk latihan taekwondo lagi.

"Percaya gak percaya, saya belajar lagi dengan sabeum (guru) saya waktu kecil itu, yang kini usianya sudah 60-an lebih. Kalau sabeum saya saja masih semangat mengajar, kenapa saya tidak? sambungnya.

Jadi sekarang ia pun kembali berlatih taekwondo secara rutin, bahkan dibarengi dengan olahraga lain bersama teman-teman dan komunitas. Namun selain olahraga, Ari juga memperhatikan konsumsi gizinya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gizi Seimbang dari Konsumsi Susu

"Pasti sayang kalau sudah olah raga rutin tapi yang dikonsumsi adalah makanan yang tidak bernutrisi dan seimbang. Jadi saya selalu mengupayakan gizi seimbang, makan-makanan yang variatif dengan porsi yang sewajarnya.

Ari mengaku juga memutuskan untuk mulai mengkonsumsi susu 2 gelas sehari dengan kandungan nutrisi lengkap bahkan terdapat kolagen untuk kelenturan sendi. "Ini tentunya akan sangat bermanfaat untuk latihan taekwondo saya," tukasnya lagi.

Ari berharap, tak hanya dirinya yang sadar akan pentingnya kesehatan tulang, otot dan sendi di usia lanjut. Sebab yang ia rasakan dengan memenuhi asupan gizi tersebut lewat susu, kini usia bukanlah halangan lagi baginya.

Hal ini sejalan dengan kampanye yang diadakan Anlene, merek susu dewasa produksi PT Fonterra Brands Indonesia asal New Zealand. Bertajuk "Usia Bukan Halangan" atau Age Is No Limit di Indonesia, pada inisiatif ini, Anlene ikut menobatkan aktris Michelle Yeoh sebagai brand ambassador dari kampanye tersebut.

Michelle Yeoh tak hanya berhasil menjadi salah satu ikon selebritas Asia di Hollywood, tapi juga menjadi artis asia pertama yang berhasil memenangkan “Aktris Terbaik” pada Academy Awards di usianya yang ke-60. Riszha Gandjar, Marketing Manager Anlene, Fonterra Brands Indonesia, memaparkan lewat inisiatif kampanye Usia Bukan Halangan.

Pihaknya ingin mendorong lebih banyak konsumen lanjut usia tetap produktif, berkarya, dan justru menikmati hari tuanya dengan terus melakukan banyak hal. "Dari studi yang dilakukan terhadap kelompok usia dewasa, banyak dari mereka yang beranggapan bahwa ekspektasi terhadap hidup hanya ditentukan dari usia mereka," katanya lagi.

3 dari 4 halaman

Cegah Osteoporosis dengan Asupan Susu

Berbicara dari aspek kesehatan dan nutrisi yang diperlukan kelompok lanjut usia, Dr. dr. Tirza Tamin, Sp.KFR (K) Perwakilan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), menjelaskan, "Di Indonesia, 1 dari 3 orang kelompok usia dewasa di Indonesia memiliki risiko untuk terkena osteoporosis.

Menurutnya hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran mengenai tanda-tanda osteoporosis itu sendiri seperti sakit punggung, postur tubuh yang membungkuk, hingga tinggi tubuh yang lambat laun semakin pendek. Umumnya kelompok usia dewasa merasa bahwa gejala tersebut adalah karena kelelahan biasa dan bukan tanda penuaan.

"Dan ini hanyalah satu dari berbagai risiko fisik seiring dengan bertambahnya usia," kata DR. Tirta.

Ia menambahkan, hal ini dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup yang sehat dan memenuhi nutrisi untuk tubuh. Salah satu nutrisi utama yang dapat menjawab hal tersebut sekaligus mencegah osteoporosis adalah kalsium yang bisa diperoleh salah satunya melalui produk susu orang dewasa. 

Mengenai takarannya, mengonsumsi kalsium yang cukup dengan takaran 1.000 miligram setiap hari diperuntukan wanita berusia di bawah 50 tahun dan pria berusia di bawah 70 tahun. Adapun takaran 1.200 miligram setiap hari untuk wanita berusia di atas 50 tahun dan pria berusia di atas 70 tahun, mendapatkan vitamin D yang cukup

"Untuk membantu penyerapan dan pemasukan Kalsium ke dalam tulang. Tak lupa, kita perlu melakukan olahraga menahan beban secara teratur. Ini bisa dimulai dengan berjalan 15-20 menit setiap harinya," sambungnya lagi.

 

4 dari 4 halaman

Aktivitas Fisik di Sisi Psikolog

 

Dr. Tirza juga menambahkan bahwa pemenuhan nutrisi ditambah dengan mengurangi kafein dan alkohol, berhenti merokok, serta mencukupi kebutuhan nutrisi lainnya seperti kalium, protein, dan mineral agar penyerapan kalsium dan pembentukan tulang baru berlangsung optimal dalam tubuh. "Kombinasi antara asupan gizi seimbang dan gaya hidup aktif ini lah yang membantu menjaga kondisi tubuh tetap bugar, memiliki endurance yang lebih baik, dan jadi lebih “awet muda” dibandingkan orang-orang sebayanya," pungkasnya.  

Selanjutnya Tara de Thouars, BA, M.Psi selaku psikolog mengungkapkan, "Keadaan fisik dan kesehatan mental memiliki korelasi yang sangat kuat." Kesehatan fisik mempengaruhi kesehatan mental dan begitu juga sebaliknya, kesehatan mental mempengaruhi kesehatan fisik.

Jika tidak dikelola, perubahan fisik pada seseorang yang lanjut usia berpotensi menimbulkan kekhawatiran dan perasaan tidak berdaya. Seseorang bisa merasa frustrasi ketika tidak lagi bisa melakukan aktivitas fisik yang bisa mereka lakukan waktu muda.

Untuk itu sangat penting bagi seseorang yang memasuki usia lanjut untuk tetap aktif sambil menjaga interaksi sosialnya. Inilah kunci bahagia. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan terus melakukan hobi atau mempelajari hal baru yang dapat merangsang kemampuan kognisi sehingga dapat mendukung kesehatan mental. Dengan fisik yang sehat dan motivasi diri yang baik, usia tidak menjadi halangan untuk tetap produktif dan berkarya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini