Liputan6.com, Jakarta - Imlek atau yang biasa disebut sebagai Tahun Baru China bakal dirayakan dalam waktu dekat. Menurut kalender masehi, Imlek 2023 akan jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023 mendatang. Lalu, apakah ada cuti bersama karena imlek dirayakan dari hari Minggu?
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023 sebenarnya telah dirilis pemerintah sejak Oktober 2022. Namun, seiring tahun baru yang baru dirayakan, Anda mungkin perlu kembali melihat daftarnya untuk merencanakan berbagai perjalanan sepanjang 2023.
Di antara daftar tersebut, salah satu yang bisa ditandai adalah kapan ada long weekend, sehingga Anda bisa santai lebih lama tanpa perlu mengajukan cuti. Secara keseluruhan, daftar cuti bersama 2023 meliputi:
Advertisement
Baca Juga
- 23 Januari (Senin): Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili
- 23 Maret (Kamis): Hari Suci Nyeli Tahun Baru Saka 1945
- 21, 24, 25, dan 26 April (Jumat, Senin, Selasa, dan Rabu): Hari Raya Idul Fitri 1444 H
- 2 Juni (Jumat): Hari Raya Waisak
- 26 Desember (Selasa): Hari Raya Natal.
Dari daftar yang dimaksud, tercatat bahwa long weekend pertama jatuh pada 21, 22, dan 23 Januari 2023 dalam peringatan Tahun Baru Imlek. Kemudian, muncul kembali dalam perayaan Hari Raya Idulfitri, yakni terhitung tanggal 21, 22, 23, 24, 25, dan 26 April 2023. Long weekend akan kembali didapati pada bulan Juni dalam peringatan Hari Lahir Pancasila dan Hari Raya Waisak 2567. Liburnya akan terhitung pada 1--4 Juni 2023.
Terakhir, long weekend tahun ini akan tercatat dalam perayaan Natal. Digabungkan dengan cuti bersama, periode libur dicatat tertanggal 23, 24, 25, dan 26 Desember 2023.
Kesepakatan itu ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023. Dari situ, hari libur nasional dan cuti bersama 2023 tercatat sebanyak 24 hari, yang terdiri dari libur nasional sebanyak 16 hari hari libur nasional dan cuti bersama sebanyak delapan hari.
Cap Go Meh
Perayaan Tahun Baru Imlek juga erat kaitannya dengan Cap Go Meh. Kebanyakan orang mengenal Cap Go Meh sebagai bagian perayaan yang dilakukan orang Tionghoa dua minggu setelah Imlek.
Cap Go Meh menjadi perayaan terakhir sebelum rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek benar-benar selesai. Secara harfiah, Cap Go Meh berarti '15 hari atau malam setelah Imlek'. Oleh sebab itu, perayaan ini biasanya dilakukan setiap tahun pada tanggal 15 bulan pertama berdasarkan sistem penanggalan Imlek. Perayaan Cap Go Meh sendiri tidak hanya dirayakan di Indonesia, tapi juga sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.
Melansir kanal Citizen6 Liputan6.com, awalnya, perayaan ini dirayakan sebagai hari penghormatan pada Dewa Thai Yi yang dianggap sebagai dewa tertinggi di Dinasti Han (206 SM-221 M). Saat itu, perayaan Cap Go Meh dilakukan secara tertutup oleh kalangan istana dan belum dikenal masyarakat awam.
Festival itu biasanya dilakukan di malam hari, sehingga harus menyediakan banyak lampion dan aneka lampu warna-warni. Lampion sendiri merupakan pertanda kesejahteraan hidup bagi seluruh anggota keluarga.
Ketika pemerintahan Dinasti Han berakhir, baru Cap Go Meh dikenal masyarakat. Saat perayaan ini, rakyat bisa bersenang-senang sambil menikmati pemandangan lampion yang telah diberi banyak hiasan. Di Tiongkok, festival ini lebih dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan. Beberapa juga menyebutnya sebagai Festival Lentera.
Â
Advertisement
Menyalakan Lentera
Di samping itu, ada pula legenda mengenai perayaan Cap Go Meh itu sendiri. Menurut legenda, perayaan ini berawal dari kisah Kaisar Giok sebagai tokoh sentral dalam agama Tiongkok yang marah pada penduduk desa.
Diceritakan, ia marah karena angsa peliharannya dibunuh penduduk desa, sehingga ia berencana untuk membakar desa tersebut. Namun ada penatua yang mengingatkan warga desa mengenai rencana tersebut.
Ia pun menyarankan penduduk desa menyalakan lentera di seluruh kota saat hari yang telah ditentukan Kaisar, yakni pada tanggal 15 penanggalan Lunar. Lampion yang menyala itu lantas berhasil menipu Kaisar Giok, karena ia mengira desa telah terbakar, sehingga desa selamat. Sebagai rasa syukur, penduduk desa memperingati peristiwa tersebut setiap tahun dengan membawa lentera warna warni di seluruh kota
Sementara, Anda dapat mengharapkan perubahan tiba-tiba saat mengucapkan selamat tinggal pada macan yang mengaum dan menyapa kelinci yang lebih lembut ketika pergantian Tahun Baru Imlek pada 22 Januari 2023. Baik secara anatomis maupun perilaku, harimau dan kelinci sangat berbeda, dikutip dari Japan Today, 5 Januari 2023. Hal yang sama berlaku untuk tahun zodiak yang sesuai, menurut astrolog.
Â
Tahun Kelinci Air
Kelinci secara historis dikenal sebagai yang paling lembut dari 12 hewan dalam zodiak China, skema klasifikasi tradisional berdasarkan kalender lunar yang menetapkan hewan dan atributnya setiap tahun. Pada 2022, kehidupan ditandai dengan kekuatan, vitalitas, dan pertumbuhan, serta ditopang dinamisme harimau, menurut zodiak Tiongkok.
Karena tahun lalu ditetapkan sebagai Yang, prinsip aktif alam semesta dalam filosofi China kuno, orang mungkin merasakan antusiasme, kepositifan, dan produktivitas bersama kegelisahan dan ketidakfleksibelan. Namun, Tahun Kelinci Air yang akan datang mewujudkan Yin, prinsip pasif alam semesta.
Ini bermanifestasi dalam relaksasi, fluiditas, ketenangan, dan kontemplasi. Jika 2022 terasa cepat, berat, atau sibuk, tahun 2023 akan menawarkan kesempatan untuk perenungan, istirahat, serta pemeliharaan tubuh dan jiwa dalam upaya memberikan keseimbangan di bawah konsep dasar Yin dan Yang. Tapi, Tahun Kelinci menawarkan lebih dari sekadar waktu henti dari dampak harimau yang "galak, kuat, dan perkasa," kata Jupiter Lai, astrolog China dan Barat yang tinggal di Hong Kong.
Lai berkata, "Kelinci itu lembut, pendiam, jinak, dan baik hati, namun ia bergerak dengan cepat dan sangat pintar." Ini menyiratkan bahwa kelinci tidak hanya memiliki banyak ide, tapi juga pandai beradaptasi dengan lingkungan dan dapat bergerak sangat cepat, memungkinkannya melindungi diri saat bahaya atau ketika situasi tidak menguntungkan.
Akibatnya, energi keseluruhan pada 2023 cenderung lembut dan tenang, dengan orang-orang mencari "kehidupan yang lebih seimbang," tambahnya. Mungkin juga ada lebih banyak pergerakan dan perjalanan, "seperti kelinci yang gesit."
Advertisement