Sukses

Layanan Unik Bandara di Jepang, Penumpang Akan Disambut Anjing Shiba Inu

Anjing-anjing shiba inu ini menyambut penumpang pesawat yang tiba di bandara pukul 09.45 pada hari Sabtu pertama dan ketiga setiap bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Disambut setelah penerbangan panjang, maupun pendek, bisa saja mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi para penumpang pesawat. Tapi, bagaimana jika yang menyambut di momen itu bukan kekasih, keluarga, atau teman, melainkan seekor anjing shiba inu?

Pengguna Twitter, Takahiro Yamashita, seperti diberitakan Japan Today, Senin, 22 Agustus 2022, menemukan satu iklan online yang membawanya ke Prefektur Shimane, Jepang. Pasalnya, Yamashita menemukan poster yang mengiklankan layanan yang terdengar seperti surga bagi pecinta anjing: shiba inu menyambut Anda ketika Anda turun di bandara.

Poster itu menunjukkan salah satu layanan di Bandara Hagi-Ishimi, kota Masuda, Prefektur Shimane. Tidak kurang dari 20 shiba inu menyambut penumpang yang turun dari ANA Penerbangan 725, yang tiba di bandara pukul 09.45 pada hari Sabtu pertama dan ketiga setiap bulan.

Jika bertanya-tanya tentang alasan di balik layanan ini, kota Masuda dikatakan sebagai tempat kelahiran shiba inu di Jepang. Layanan yang tidak biasa ini membuat warganet mengaku terpincut, dengan banyak yang meninggalkan komentar bersemangat di balasan.

"Layanan yang luar biasa! Saya harap ini menyebar ke seluruh dunia," tulis salah satu pengguna Twitter, sementara yang lain berkomentar, "Saya rasa, saya tidak punya pilihan selain mengunjungi Shimane sekarang." Ada juga yang mengaku, "Saya ingin bertemu mereka semua!"

Melansir Time Out, shiba inu, sebagai anjing paling ikonis di Jepang, dikenal karena wajahnya yang seperti rubah menggemaskan, bulu cokelat, dan ekor keriting. Inu berarti "anjing" dalam bahasa Jepang, sedangkan shiba adalah kata kuno untuk "kecil."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Berkenalan dengan Shiba Inu

Penduduk Jepang menyebutnya Shiba Inu atau Shiba Ken, karena kanjinya dapat dibaca dua arah. Tapi sering kali, Anda hanya akan mendengarnya disebut Shiba. Anjing asli Jepang ini telah ada selama ratusan tahun dan, meski merupakan salah satu ras paling umum dimiliki di negara itu, mereka masih diperlakukan sebagai "harta karun nasional."

Shiba inu tidak hanya dicintai di Jepang, mereka juga telah terbukti populer di seluruh dunia karena fiturnya yang imut dan menggemaskan. Tapi, anjing-anjing ini lebih dari sekadar wajah cantik. Eksistensi shiba Inu mencatat sejarah sejak periode Jomon (14.500 SM hingga 300 SM), ketika diyakini bahwa Shiba awalnya dipelihara sebagai anjing pemburu karena indra penciuman dan pendengaran mereka yang tajam.

Banyak orang menganggap shiba inu sebagai anjing nasional Jepang, tapi negara ini juga memiliki lima ras asli yang mirip: Akita, Hokkaido, Shikoku, Kishu, dan Kai. Mereka semua sekarang secara resmi diakui sebagai ras asli oleh Nihon Ken Hozonkai, asosiasi resmi untuk pelestarian ras anjing Jepang. Shiba inu dikatakan sebagai salah satu yang tertua dan paling populer dari enam ras tersebut, mencatat sekitar 80 persen dari populasi anjing asli.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kisah Lainnya

Sementara itu, masih melibatkan hewan dan bandara, Bandara Narita Jepang telah memasang perangkap untuk mencegah penyu masuk ke area landasan pacu mereka. Bandara yang terletak di dekat Tokyo ini menempatkan empat jebakan buatan tangan pada 20 April 2022.

Perangkap apung berukuran sekitar satu meter persegi itu ditempatkan di kolam retensi bandara, tepat di samping landasan pacu. Perangkap dipasangkan di tempat tersebut karena banyak penyu yang tampaknya berkembang biak di badan air di dekat titik tersebut.

Melansir Bangkok Post, pemasangan itu bertujuan menghindari terulang kembalinya insiden yang menunda penerbangan. Dilaporkan sebelumnya bahwa sempat ada salah satu penyu yang menghalangi keberangkatan pesawat pada 2021.

Narita International Airport Corp mengatakan, perangkap itu memanfaatkan kecenderungan penyu untuk berjemur. Jika hewan itu memanjat lereng yang dibuat perangkap di dua sisi, berat badan penyu akan membuat lereng miring ke dalam, dan penyu akan jatuh ke dalam jaring.

4 dari 4 halaman

Insiden Pemicu

Pihak pengelola Bandara Narita berharap, perangkap akan mencegah penyu datang ke landasan paju sejauh empat ribu meter tersebut. Dengan begitu, operasional penerbangan diharapkan akan aman.

Mereka menambahkan, adanya langkah-langkah terpisah, termasuk memasang perangkap kandang, juga dilakukan. Upaya-upaya lain terkait pencegahan ini dikatakan akan berlanjut hingga Oktober 2022. "Mungkin saja ada ratusan penyu di area tersebut dan kami akan melihat apa yang efektif," kata Satoshi Shirai dari Departemen Pemeliharaan Lapangan Udara perusahaan.

Pemasangan perangkap penyu dilakukan setelah insiden September 2021. Melansir The Guardian, penyu yang beratnya lebih dari dua kilogram terlihat bergerak perlahan di sepanjang landasan pacu di Bandara Narita pada 24 September 2021.

Sementara, seorang pilot tengah bersiap menerbangkan pesawat di sana. Di landasan pacu sepanjang empat kilometer tersebut, penyu itu ditemukan. Akhirnya, staf bandara memindahkan hewan itu dengan jaring dan memeriksa landasan pacu untuk mencari "benda asing" lain.

Penyu ini dilaporkan terlihat pukul 11.35 waktu setempat di landasan pacu. Dengan sigap, pilot menghubungi bagian kontrol pesawat. "Pelanggaran" yang dilakukan penyu ini menyebabkan penutupan Runway A selama 12 menit dan menunda lima penerbangan selama maksimal 15 menit.

Penerbangan All Nippon Airways dengan desain penyu menuju Naha di prefektur Okinawa termasuk di antara layanan yang terpengaruh. Kebetulan, itu mendapat perhatian di media sosial dan ada spekulasi apakah penyu itu berusaha mendoakan agar perjalanan pesawat tersebut aman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.