Sukses

Cerita Dian Sastro Pernah Didiamkan Suami Gara-Gara Potong Rambut

Dian Sastro mengaku mengalami sejumlah masalah karena rambutnya, termasuk didiamkan suami karena potong rambut.

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang Dian Sastro tak pernah bermasalah gara-gara rambut? Aktris pemeran Kartini itu mengaku bahkan pernah didiamkan suami beberapa hari gara-gara potong rambut.

Ia mengungkapkan hal itu terjadi karena suami tak menyukai potongan rambut pendeknya. Indraguna Sutowo, kata Dian, lebih menyukai istrinya tampil dengan rambut panjang. Tak ingin jadi konflik berkepanjangan, Dian berusaha memberikan pengertian pada sang suami.

"Kalau dikomentarin hanya karena rambut, 'emangnya keberhargaan diri aku hanya sepanjang bentukan rambut aku ya? I am not my hair'," ujar Dian dalam jumpa pers virtual 'Rambutku, Mahkotaku' yang diprakarsai Dove pada Rabu, 20 April 2022.

"Kamu tahu apa yang saya bilang kepada suami saya? 'Mas, kalau kamu enggak suka sama rambutnya, enggak usah kayak gini (mendiamkan) sama orangnya dong," ia melanjutkan.

Menurut ibu dua anak itu, suaminya adalah orang baik yang hanya perlu diingatkan tentang pentingnya self-worth. Karena itu, ia tak ingin menunggu orang lain mengajarinya tentang nilai diri. "Itu namanya self-worth. Kita harus ingetin," ujarnya seraya menyebut sang suami tak lagi mengulangi perilaku yang membuatnya tak nyaman itu.

Perkara rambut lain yang sering dihadapinya adalah diejek orang di sekelilingnya. Memiliki rambut lurus dan panjang ternyata tak menjamin ia terbebas dari masalah itu. Biasanya mereka mengomentari potongan rambut yang dianggap membosankan.

"Kayak misalnya aku udah kelamaan enggak potong rambut, terus dikasih komentar 'aduh, out of style banget sih, enggak ada modelnya. Kayak enggak fashionable, jadi kayak mbak-mbak gitu.' Boring banget, gitu," ucap dia. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tergantung Hormon

Pengalaman itu juga pernah dirasakan teman-temannya yang lain. Padahal, menurut Dian, seseorang semestinya bisa mendefinisikan kecantikan secara mandiri, bukan mengikuti 'standar' yang dirumuskan orang lain. "Mau rambut keriting, panjang, pendek, berwarna, pakai hijab, yang penting dirawat," ujarnya.

Saat menghadapi situasi tersebut, Dian akan meresponsnya bergantung perasaannya saat itu. Bila kepercayaan dirinya sedang maksimal karena hormon kebahagiaannya sedang penuh, ia mengaku tak akan terpengaruh dengan komentar negatif. Tetapi bila perasaannya sedang tak baik, ia membutuhkan waktu memulihkan perasaan itu sedikit lebih lama.

"Supaya pulih lagi bisa menghabiskan enam jam, sehari, bahkan kalau mood-nya lagi jelek banget bisa sampai dua hari," tutur dia.

Sementara, psikolog Indah Sundari berbagi saran untuk mengatasi masalah itu. Ia mengatakan dalam situasi canggung karena lontaran komentar negatif orang terdekat, kita sebaiknya menghindar dari situasi itu.

"Kalau tetap memaksakan diri di situasi itu, tapi emosi sedang enggak netral, itu akan berdampak buruk. Interaksi bisa rusak atau malah mood kita jadi negatif," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Komunikasi Asertif

Menghindar menjadi jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah tanpa masalah. Setelah emosi kita lebih stabil, kata Indah, baru bisa menanggapi komentar itu lebih baik.

"Kita bisa bilang, aku suka kok, aku nyaman kayak gini. Jadi, kita yang tunjukkan kalau diri kita nyaman," ujarnya.

Di titik ini, menurut Indah, pentingnya berkomunikasi asertif. Anda bisa mengawali dengan kata 'saya', alih-alih menggunakan kata 'kamu'. "Ketika pakai i statement, fokusnya yang terjadi pada diri kita, kita memasukkan perspektif kita. Tapi you statement, itu kesannya menyudutkan dia. 'Kamu enggak ngerasain sih'. Malah micu argumentasi yang sifatnya konflik," ia menerangkan.

Indah berpendapat 'bullying' atau perisakan bisa terjadi karen faktor budaya kolektif soal standar kecantikan, termasuk gaya rambut. Karena kesadaran koleksi, mereka yang tampil agak berbeda dari standar, seakan-akan menjadi orang lain atau tidak cantik. Di samping, ada kebiasaan mengomentasi atau menilai oleh orang terdekat.

"Karena merasa dekat jadi bebas menilai apapun. 'Kan deket, nggak kesinggung dong'," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Penting Dirawat

Terkait masalah itu pula, Dian bersemangat bisa terlibat dalam kampanye "Rambutku, Mahkotaku" yang mengusung pentingnya keberhargaan diri. Ia menyanyikan lagu bertema rambut yang diaransemen Eka Gustiwana bersama empat sosok perempuan lain.

"Lewat lagu ini kita mau bilang bahwa kamu enggak sendirian. Ada aku dan empat temenku yang tahu rasanya," ucap Dian.

Mengingat rambut adalah salah satu elemen penting dalam penampilannya, Dian mengingatkan pentingnya perawatan rutin. Ia mengaku keramas hampir tiap hari karena ia berolahraga setiap hari. Kesegaran penampilannya tergantung pada tingkat kebersihannya.

"Dalam sehari bisa keramas sampai dua kali. Kalau olahraga dua kali, keramas dua kali," ujarnya.

Ia juga pernah mengalami masalah kerontokan rambut. Hal itu terjadi saat ia bereksperimen dengan mewarnai rambut. Setiap kali keramas, rambutnya banyak yang rontok.

"Aku pakai sampo sampai bener-bener rontoknya berkurang, masih ada sedikit. Dulu segepok, sekarang cuma tinggal beberapa strain. Sangat ngaruh pemilihan sampo dan kondisioner yang tepat," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.