Sukses

Mengapa Orang Merasa Mual dan Pusing Setelah Gempa?

Anda salah satu yang merasa pusing setelah merasakan guncangan gempa magnitudo 6,7 yang berpusat dii Banten?

Liputan6.com, Jakarta - Gempa magnitudo 6,7 mengguncang Banten, Jumat sore (14/1/2022), dan getarannya terasa hingga berbagai wilayah, termasuk Jakarta. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, lokasi gempa berada di koordinat 7.01 LS, 105.26 BT atau 52 kilometer barat daya Sumur, Banten.

Atas kejadian tersebut, publik menyerbu laman media sosial, berkicau tidak hanya tentang detik-detik guncangan, namun juga mengaku merasa pusing setelahnya. "Kok pusing ya? Ada yang sama?" kicau salah satu pengguna Twitter, yang ternyata disepakati tidak sedikit warganet.

Mengutip KTNV, Jumat (14/1/2022), dokter asal Las Vegas, Amerika Serikat (AS), Daliah Wachs, mengatakan bahwa pusing dan mual merupakan salah dua gejala earthquake sickness. Dalam jangka panjang, penyakit tersebut bahkan bisa menyebabkan kecemasan dan PTSD.

Dr Wachs mengatakan gempa juga dapat memicu kondisi yang ada. "Banyak orang, khususnya berusia di atas 40 tahun, rentan terhadap Vertigo, dan gempa mungkin jadi pemicunya," katanya.

Sementara Larry Brown, seorang profesor geologi Universitas Cornell di Departemen Ilmu Bumi dan Atmosfer dan direktur Institute for the Study of the Continents, melansir gothamist, menjelaskan kondisi ini sebagai "respons terguncang."

"Anda kehilangan stabilitas. Dampak psikologi gempa bumi didokumentasikan dengan cukup baik. Sangat menakutkan untuk menemukan diri Anda tidak lagi di tanah yang stabil, terutama jika berada di lantai atas bangunan tinggi, karena respons bangunan akan jadi fungsi dari struktur bangunan," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Respons Kondisi Psikologi

Brown menyambung bahwa pusing dan mual merupakan respons dari kondisi psikologi setelah gempa. "Anda sedang berjalan dan tiba-tiba tanah yang Anda harapkan stabil tidak lagi stabil. Ini bisa sangat membingungkan," ucapnya.

Kendati umumnya gejala muncul pada orang yang baru mengalami gempa bumi besar atau berulang, kasusnya tidak selalu demikian. Hingga kini, masih belum diketahui pasti apa yang menyebabkan munculnya rasa pusing pascagempa.

Pernah mengalami atau merasakan guncangan gempa bumi bisa jadi membuat seseorang terlalu parno, merasa selalu ada gempa sekali pun tidak ada gempa. Kondisi ini dikenal sebagai phantom quakes.

3 dari 4 halaman

Menghadapi Dampak Gempa Secara Fisik dan Mental

Berbeda dengan earthquake sickness yang muncul setelah gempa, phantom quakes bahkan bisa terjadi walau tidak ada gempa sama sekali. Kondisi ini cukup sering ditemui di daerah-daerah yang rawan gempa bumi. 

Di Jepang, misalnya, mengutip Daily Mail, pada 2016 lalu, ratusan warga Negeri Sakura didiagnosis mengidap phantom quakes. Orang dengan kondisi ini bisa tiba-tiba merasa tempat duduk atau tempat tidurnya berguncang hebat dan meyakini bahwa hal tersebut terjadi karena gempa, padahal tidak ada getaran sama sekali.

Saran terbaik Dr. Wach ketika menghadapi dampak mental dan fisik dari gempa bumi adalah mempersiapkan rumah sebaik mungkin, karena dapat membantu menenangkan pikiran Anda. "Kami merasa seperti kami tidak memiliki kendali atas gempa yang merupakan aspek yang paling traumatis secara psikosis," kata Wachs.

4 dari 4 halaman

Infografis Rentetan Gempa di Cincin Api Pasifik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.